Shifting-Hidup lebih baik belum tentu disambut baik

renalld khasali(rumahperubahan.co.id)- Mungkin inilah zaman pertemuan dua generasi yang paling membingungkan sepanjang sejarah. Ini bukan soal generasi kertas vs generasi digital semata. Melainkan soal di mana dunia kita berada, sehingga ekonomi jadi berubah arah dan banyak yang bangkrut.

 

Ini bukan soal kebijakan ekonomi, ini soal teknologi yang mengubah platform hidup, ekonomi dan kehidupan. Saya sebut shifting, tapi sebagian besar ekonom “tua” menyebut resesi, pelemahan daya beli dst. Saya sebut yang dilakukan generasi Nadiem Makarim itu inovasi, bahkan disruption. Tapi manajer2 “tua”, bilang mereka “bakar uang.” Mereka bilang retail online kecil, tapi anak2 bilang “besar”.

 

Saya bilang mereka punya “business model,” tetapi regulatornya bilang itu sebagai industri predator. Maka regulasinya pun berpihak ke masa lalu.

Hari semakin petang saat satu persatu usaha konvensional berguguran, tapi saya belum lihat yang tua ikhlas menerima proses shifting ini. Mengakui belum, blame jalan terus, tapi usaha2 lama bakal berguguran terus.

 

Dari Armada Laut ke Retail dan Bank

Tiga tahun lalu kita baca keributan dalam industri jasa angkutan penumpang taksi. Ramai pertempuran antara ojek pangkalan vs. Go-Jek. Lalu antara pengemudi angkot dengan Go-Jek. Disusul demo sopir taksi melawan taksi online.

 

Tahun-2017, korbannya angkutan laut dan hotel. Produsen kapal asal Korea (Hanjin) minta perlindungan bangkrut. Disusul Maersk dan Hyundai, Rickmers Group Jerman, Sinopacific Dayang, Wenzhou Shipping dan Zhejiang (China). Jumlah kapal yang dibutuhkan perdagangan dunia berubah menyusul penggunaan telekomunikasi dan aplikasi yang serba tracking dan perubahan pola peletakan industri global.

 

Tahun ini kita lihat 4 industri: mainan anak2, retail, perbankan dan industri2 tertentu. Level of competition meningkat, dan pendatang2 masuk berplatform baru. Industri mainan anak2 Indonesia  penjualannya drop 30%, karena mengandalkan mainan berbahan plastik. Jangankan mainan anak2 itu, boneka Barbie kena imbas. Toy ‘R’ Us di AS mengajukan pailit.

 

Industri mainan anak2 konvensional kesulitan, industri pembuatan game online di Indonesia berkembang pesat. Diduga omsetnya USD 10 juta. Kita juga baca satu per satu retail di Indonesia menutup outlet. Terakhir Debenhams dan Lotus.

 

Itu bukan cuma terjadi di sini. Di USA, tahun ini 1430 toko milik Radio Shack yang ditutup, lalu 808 outlet milik toko sepatu Payless, 238 outlet Kmart, 160 toko Crocs (sepatu), 138 outlet JC Penny, 98 Sears, 68 Macy’s, 70 outlet CVS, 154 toko untuk Walmart, 128 outlet Michael Kors dan seterusnya.

 

Dari Jepang saya dengar Mizuho Bank akan mengurangi 19.000 dari 50.000 karyawannya setelah labanya banyak dimakan fintech. Ini sejalan dengan bank2 nasional yang mulai melakukan hal serupa, minimal tak lagi membuka cabang baru.

 

Jadi kalau kita lihat baru toko2 besar yang ditutup, mulai sepinya belanja di Glodok dan toko grosir Tanah Abang, maka itu belum seberapa. Ini baru tahap awal. Nanti, saya bisa ceritakan bahwa, brand pun berubah bagi millennials: branded (luxuries) akan menjadi public brand.

 

Bencana atau peluang

Shifting berbeda dengan krisis atau resesi yang lebih dipandang sebagai bencana emilukan. Shifting dapat diibaratkan Anda tengah bermain balon eo’. Masih ingatkah balon yang terdiri dari dua buah dan berhubungan. Kalau yang satu ditekan, maka anginnya pindah ke balon yang besar dan berbunyi eo’, eo’

 

Ya seperti itu. Angin berpindah, ada yang terkejut karena terjepit dan ruangnya hampa. Manusia2nya  bertingkah polah mirip cerita Who Moved My Cheese. Manusianya bolak-balik kembali ke tempat yang sama dan ber-teriak2 marah, “kembalikan keju saya! Kembalikan! Duh, siapa yang mencurinya? Siapa yang memindahkannya?”

 

Menurut Ken Blanchard & Johnson penulis perumpamaan itu, keju itu simbol apa saja yang membawa kebahagiaan. Ia bisa berupa kue, pekerjaan, kekasih, kekayaan, perusahaan, atau keterampilan. Dan semuanya tak abadi, bisa pindah atau dipindahkan “ke tempat” lain.

 

Dan di dalam cerita itu disebutkan 2 ekor tikus yang bekerja dan mencari “keju” itu ke tempat lain. Anda yang punya “Shio” tikus barangkali punya perilaku sama: tak bisa diam di tempat. Nah, keduanya yang menemukannya. Ternyata di tempat lain itu ada keju2 lain yang sama nikmatnya dan jauh lebih besar.

 

Mereka menuding resesi (daya beli) itu ibarat “manusia” tadi. Tidak bisa melihat keju yang berpindah ke tempat lain. Ia hanya mengais rejeki di tempat yang sama. Resesi atau lemahnya daya beli, kalau balon, maka itu diibaratkan satu balon yang mengempis atau kalau krisis, balonnya pecah.

 

Harap diketahui kita baru berada di depan pintu gerbang disruptions. Saya harap Anda sudah baca bukunya. Dalam proses disruption itu, teknologi tengah mematikan jarak dan membuat semua perantara (middlemen) kehilangan peran.

 

Akibatnya margin 20-40% yang dinikmati penyalur (grosir – retailer) diserahkan ke digital marketplace (± 5%), seperti Tokopedia, Bukalapak, OLX, dan konsumen. Konsumen menikmati harga2 yang jauh lebih terjangkau. Ditambah, kini generasi millennials jadi pemain penting dalam konsumsi. Dan tahukah Anda, setidaknya satu dari anak2 Anda jadi wirausaha baru.

 

Mereka beriklan di dunia maya : di Facebook dan Instagram, dan mdapat pelanggan di sana, jualan di sana, dan perbuatannya tak terpantau regulator bahkan orang tuanya sekalipun. Di era ini, pengusaha lama perlu mendisrupsi diri, membongkar struktur biaya, bukan bersekutu dengan regulator, mengundang kaum muda membantu meremajakan diri, agar siap bertarung dengan cara baru.

 

Biarkan kaum tua meratapi hari ini dengan mengatakan daya beli, krisis, atau resesi. Dunia ini sedang shifting. Orang2 tua, muda sedang memangku cyber babies, kaum remaja terlibat cyber romance. Mereka belajar di dunia cyber, dan jadi pekerja mandiri. Dan banyak hal yang akan berpindah, bukan musnah.

 

Ia ciptakan jutaan kesempatan baru yang sulit ditangkap orang2 lama, atau orang2 malas yang tinggal di bawah selimut rasa nyaman masa lalu. Ayo nikmati shifting ini. (Rhenald Kasali; Rumah Perubahan;  Bahan dari :  http://www.rumahperubahan.co.id/blog/2017/10/29/hidup-lebih-baik-yang-belum-tentu-disambut-baik-begitulah-shifting-terjadi-cekricek/)-FatchurR *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis
Dengan mendaftarkan alamat email dibawah ini, berarti anda akan selalu dapat kiriman artikel terbaru dari Alumnimaterdei

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Anda pengunjung ke
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
Download Buletin Media Alumni Edisi 2
Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Alamo
alamo
Download Buletin
buletin-IAMDP 8 Download Buletin klik pada Gambar
Sahabat kita