Sepele(03)-Pasar tradisional yang yang diidamkan pak Onit(3/6)
Doeloe saat pasar di kampungnya berdesakan lewat akses masuknya, polusi, becek dan sampah berserakan (walau ada tempat penampungan sementara), timbul harapannya dan ber andai yang ketika itu masih memungkinkan sebagai berikut :
1-Menata perparkiran
Kala itu memungkinkan beli atau sewa lahan di sebelah pasar untuk menampung motor, mobil barang dan mobil pribadi. Pengangkutan barang dilakukan tenaga manusia dengan kereta dorong (gerobak). Pembeli wajib jalan kaki mendekat ke pasar. Kinipun tentu bisa direkayasa menampung kendaraan2 itu
2-Memperluas tempat dagang
Di Lantai dua tampak hanya untuk kantor Pasar. Ada baiknya jika lantai 2 itu di perluas, jadi 3 lantai sehingga, bisa diatur kios2 penjualan berdasarkan jenis dagangannya, sekaligus meng-eleminir pedagang yang menempati lahan pejalan kaki.
3-Lantai 3 disediakan ruang pertemuan / pelatihan.
Di lantai 3 juga perlu untuk kios2 kuliner, contoh kolam ikan (dengan terpal), tempat budidaya tanaman sayur system Hidroponik dan jualan tanaman hias berikut asesories untuk tanaman. Ruang pertemuan digunakan pelatihan : Budidaya ikan, tanaman, daur ulang sampah dsb yang bisa oleh Kelurahan/desa berbiaya APBD. Atau di sewakan ke swasta untuk mempromosikan produknya secara insidentil
4- Pengelolaan sampah
Sampah harus dipaksa di pisah organik dan non organik. Juga tidak membuang sampah di parit2 dalam dan sekitar pasar. Ada baiknya tanggung jawab masing2 lokasi jualan kepada pedagang dan tukang sampah untuk rutin berpatroli kebersiah.
5-Menerbitkan aturan main tentang pengelolaan pasar
Jika diberlakukan aturan2 tertentu, maka menjadi wajib bagi pedagang dan petugas untuk mentaatinya dan sangsi jika dilanggar. Bersambung…… (FatchurR-A69)