Polisi vs Hansip vs Orang gila
Suatu hari seorang polisi di panggil pak RT karena pohon mangga di depan rumahnya di panjat orang gila sambil melempari orang yang ada di bawah dengan mangga.
polisi: Heh turun kamu!
orang gila: ogah ah, enak juga di sini, weeeee.
polisi: klo kamu gak turun saya tembak nanti kaki kamu
orang gila: gak mau (sambil melempari polisi pake mangga)
polisi: saya gak bercanda, saya tembak nanti kaki kamu..
orang gila tetap gak mau turun sambil nyambitin polisi pake mangga, gak lama datang Hansip kampung itu dan menyuruh orang gila ini turun
hansip: turun lo !!
orang gila: ogah..
hansip: gak turun gw tembak kaki lo nih
hansip berkata ke polisi : maaf pak, boleh pinjem pistolnya
hansip: “liat nih yg gw pegang, klo gak turun gw tembak kaki lo!”
dengan cepat orang gila tersebut turun
polisi: ” Hei kamu saya suruh turun gak mau, giliran hansip cepet banget kamu turun?”
orang gila: “iyalah pak, klo bapak bilang tembak kaki pasti pas kena kaki, klo hansip bilang tembak kaki, bakalan kena kepalai?” (Suhirto M)
————
Monggo guyonan lainnya :
- Desember. (Frans Soetranto)
- Ganti nama. (Go Hwie Khing)
- Why Chinese Shouldn’t Have English Name. (Bambang Trianto-A57)
- Tanah Abang. (Bastian Yap-A69)
- Jangan bayangkan yg jual rujak Bu INE
————-
Desember
Selamat ber bulan Desember yaa teman teman. Tahu kah anda december asalnya dari mana?
Asalnya dari Dewa Zeus. Kala itu masuk bulan yg sering turun ujan. Dewa Zeus minta tolong Dewi Desy untuk ambil ember… des des ember des… hujan nih. Genteng gue bocor. (DR. Frans Soetanto-A69)
————-
Ganti nama
SUSAN, ini kejadiannya ganti nama yang sungguhan. Saya yang demo anti ganti nama, Dari dekati mentor saya OEI ING TIEN P.INDRA Kepala Dinas Penerangan Kodya. (belakangan DC is salah satu Direktur Jawa Pos, Anaknya HARIYADI mendalami Hongswie & Spiritual, pemilik Resto Beringin)
Cara dia Supaya saya gak demo. Saya dikasih jabatan di Kodya bidang Panitia Ganti Nama. Ya cep kala kepala, ditugasi ini duit persenan dari yg maunya kasi duit beres mengalir bareng tumpukan berkas yg kita terima. Resmi Rp.2500/nama bisa dibayarnya Rp 25.000. Caranya meja depan harus nekad rewel, berkas kurang ini itu.
Saya bagian ngisi nama anyg dikosongi oleh peminta jasa. Karena sebetulnya gak setuju, kerjaan bertumpuk. Yang tidak saya kenal, mencarikan nama saya tidak pakai priksa data. Awak-awakan kasi nama siapa saja, nDang beres.
Ada nama NG TJEN FAK, sambil geli saya ganti INDRAJIT NGA TJENG PAK. Kepala bidang yang orang Batak, sempat tanya ini nama Thai ya. Banyak dari kami jawab ya Pak.
Ternyata dilapangan basket pelatih saya yang dipanggil GO TJONG DU, ngoceh sewot mau Tanya pengacara soal pelecehan ganti namanya. Saya yabg peka tau ini Bakal jadi kasus saya & teman2/bisa bisa ketauan saya yang garap.
Saya buatkan lagi, seperti biasanya diteken tanpa dilihat Walikota Asal ada fiat Kepala bidang. Sekarang Staf disuruh jadi murid, kalo ditanya bilang keliru yang sudah diserahkan itu hanya draft. Nasib baik, pelatih saya uring2an sambil mengembalikan yang Lama menerima yang Baru: HANAFI NGADIMAN, dia pemilik toko sepatu HANA teman akrabnya adalah P.NGADIMAN pejuang 45. Dia senang sekali nama ini.
(Go Hwie Khing-A60)
————
Why Chinese Shouldn’t Have English Name:
Caller: Hello, can I speak to Annie Wan (anyone)?
Operator: Yes, you can speak to me.
Caller: No, I want to speak to Annie Wan (anyone)!
Operator: you are talking to someone? Who is this?
Caller: I’m Sam Wan (someone). And I need to talk to Annie Wan (anyone)! It’s urgent.
Operator: I know you are someone and you want to talk to anyone! But what’s this Urgent matter about?
Caller: Well… just tell my sister Annie Wan (anyone) that our brother Noel Wan (no one) has been involved in an accident. Noel Wan (no one) got Injured and now Noel Wan (no one) has been sent to the hospital. Right now, Avery Wan (everyone) is on his way to the hospital.
Operator: Look! If no one was injured and no one was sent to the hospital, then the accident isn’t an urgent matter! You may find this hilarious but I don’t have time for this!
Caller: You are so rude! Who are you?
Operator: I’m Saw Lee (sorry).
Caller: Yes! You should be sorry. Now give me your name. (Bambang Trianto-A57)
————-
Tanah Abang
Tigor membawa Ucok, adiknya yang baru datang dari Tarutung, jalan-jalan ke Monas…
Sampai di puncak Monas, Tigor unjuk gigi pada adiknya,
“Cok, tahu kau?…
Itu rumahnya Presiden Jokowi,” katanya.
“Bah, besar rumahnya ya Bang…,” jawab Ucok kagum…
“Kalau itu Gedung Indosat, kantor henpon abang ini,”…
katanya mengajak Ucok ke sisi barat sambil mengacungkan HP nya…
“Besar dan tinggi kantornya ya Bang?” kata Ucok kagum…
“Karena itu keras suara henpon abang ni,” kata Tigor tegas…
“Klo yang besar-besar di sebelahnya, gedung apa bang?” tanya Ucok…
“Itu gedung BI, dari situlah semua uang abang ini datang,” . kata Tigor me-nepuk2 dompetnya… Ucok makin kagum pada abangnya yg demikian dekat dengan kehebatan2 itu…
“Rumah Presiden itu belum seberapa besar, Cok,” lanjutnya : “Tahu kau, mulai dari BI itu terus ke ke belakangnya sana, itu semua Tanah Abang,” jelas Tigor meyakinkan.
“Puji Tuhan, benar Bang?” tanya Ucok makin kagum…
“Kalau tak percaya kau, kita tanya sama anak muda ini,” kata Tigor… “Dek, betul kan daerah di belakang BI itu Tanah Abang?”.
“Betul Bang,” jawab pemuda itu.
“Apa kubilang.
Ayo lah kita turun,” kata Tigor menarik adiknya yg makin kagum pada abangnya. (Bastian Yap-A69)
—————–
Jangan bayangkan yg jual rujak Bu INE : Akal Penjual rujak
Seorang pria paruh baya memasuki pasar ingin menikmati rujak cingur yang penjualnya seorang ibu yang lumayan montok dan sepertinya berasal dari suku tertentu.
Setelah bapak itu sampai di depan penjual rujak cingur itu, bertanya mengenai harga satu porsinya.
“Buk, rujak satu porsi berapa?” tanya bapak itu.
“Sepuluh ribu”, kata ibu penjual rujak.
“Rujaknya dibungkus buk!” pinta bapaknya.
Setelah selesai rujak cingurnya dibungkus, bapak itu membayar dengan uang Rp. 50 ribu.
Tak lama kemudian ibu penjual rujak itu mengatakan sesuatu kepada bapak itu.
“Wah.. pak tangan saya lagi belepotan cabe dan petis nih. Uang kembaliannya ambil disini.” kata ibu penjual rujak itu sambil menunjuk di belahan dada atas..
Tanpa ragu si bapak merogoh karena orang itu biasa menaruh segala macem disana pikirnya..
“Nggak ada” kata bapak
“Lebih dalam lagi, terus, teruuss… ke kanaaannn, kekiriiii…” kata ibu itu memberikan panduan.
” Nggak ada…”, kata bapak itu dengan yakin.
“Ya sudah…” kata ibu penjual rujak.
“Lha terus mana kembalian saya”, tanya si bapak
“Ongkos goh rogoh tadi empat poloh rebu!”, kata penjual rujak. (Go Hwie Khing-A60)
Leave a Reply