Belajar Dari Etos Kerja Masyarakat China
(kompasiana.com)-Seorang teman saya, baru mendapat kerja. Di warung makan. Jadi pelayan. Kerja dari jam 9 pagi sampai jam 21. Jam kerjanya panjang. Sekitar 12 jam-an. Beginilah jam kerja masyarakat China (yang mempunyai etos kerja tinggi dan pekerja keras).
Mereka tidak pernah merasa berat kerja. Padahal, jika di Indonesia, kerja 8 jam, sudah bukan kepalang. Pada Kamis, 19/1/2012, saya berkesempatan ke warung tempat dia kerja. Main2 dan ingin tahu perasaannya pertama kali dia bekerja di negeri orang. Katanya, lumayan. Dia bisa menyesuaikan.
Selain pekerja keras, masyarakat China juga pekerja cerdas. Kita ketahui bahwa, “Apapun barangnya, pasti ada Made in China-nya”. Alias, tidak ada satu barang pun di dunia, yang tidak bisa di-copas oleh China. Produksinya tak tanggung2. Secara besar2an. Karena itu, China berpotensi untuk menghancurkan negara2 barat. Tentu, asal China mau saja.
Masyarakat China juga irit sekali.
Tadi, ketika mengunjungi teman itu, saya tanya ke pemilik warung mengenai cara mereka me-manage penghasilannya. Mereka mengungkapkan, misal sehari nilai kerjanya 15 Yuan (± Rp. 22.500), yang mereka pakai hanyalah separuhnya. Sisanya, mereka simpan untuk kebutuhan di lain hari.
Penduduk negeri Tirai Bambu ini, terbiasa hidup di bawah jumlah penghasilannya seperti itu. Setahu saya, tak ada masyarakat China yang menghabiskan uang lebih dari yang dihasilkan. Ini pantangan.
Ketika bekerja, saya perhatikan, masyarakat China jarang ngomong, cermat dan teliti. Hanya ngomong yang perlu berkaitan dengan yang dikerjakan. Kata mereka, “shao shuo, duo zuo (talk less, do more)”. Acuannya pepatah China: “yi cun guangyin, yi cun jin; cun jinn an mai cun guangyin (waktu sesaat bagaikan sepotong emas; tapi sepotong emas tidak bisa membeli waktu sesaat)”.
Saya sempat tanya ke pemilik warung itu mengenai punya-tidaknya mobil pribadi. Dia katakan punya, tapi jarang menggunakannya. Katanya, jauh lebih aman tidak berkendara. Jauh lebih sehat, lebih hemat, lebih selamat jalan kaki saja.
Etos kerja yang seperti ini, menurut saya, sangat perlu Indonesia teladani. (Khing; Bahan dari : https://www.kompasiana.com/mutiarahitam/550d60df8133117422b1e3e3/belajar-dari-etos-kerja-masyarakat-china)-FatchurR *