Latif membudidaya Lele Bioflok dan Rumah Makan
(wartaekonomi.co.id)- Pembudidaya ikan lele dari Tegalarum, Magelang, M. Abdul Latif (45), salah satu peserta Pelatihan Kelautan dan Perikanan di Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal Bidang Pengolahan untuk Nilai Tambah Hasil Budidaya Lele Bioflok, pada Februari-2018.
Dalam pelatihan itu, Latif mendapat ilmu berupa praktik membuat abon, tik-tik, nugget, otak2, yang keseluruhannya berbahan dasar ikan lele. Selain itu, Latif dan peserta lain mendapat pelatihan mengolah kulit lele menjadi kripik dan resep membuat sambal.
Dari pelatihan itu, Latif ingin fokus budidaya ikan lele bioflok. Terlebih, ia dapat bantuan 3,9 ton pakan lele, fasilitas kolam, dan peralatan lain. Di lahan 500 m2 yang dimilikinya, Latif membangun usaha rumah makan yang dimulai sejak (5/3/18) bermenu utama lele goreng, lele bakar, dan lele crispy.
“Meski usaha ini baru, tetapi konsumen menyampaikan lele yang saya sajikan memiliki daging yang padat, tidak lembek, lebih higienis dan gurih, meski saya tak memakai tambahan MSG,“ ujar Latif dalam keterangan yang diterima di Jakarta, (15/3/18).
Dari segi budidaya, dia ungkapkan bahwa lele bioflok lebih menguntungkan ketimbang budidaya lele konvensional. Saat waktu panen, hasilnya stabil, berbeda dengan konvensional yang kerap kali merosot. Selain itu, modal yang dikeluarkan juga relatif rendah serta bisa dibudidayakan di lahan sempit.
“Lele bioflok berdaya tahan baik. Hitungan jumlah ekor saat panen lebih banyak karena daya hidup lele bioflok lebih baik ketimbang konvensional” ungkapnya. Selain jual olahan lele bioflok, dia ikut memberi info ke masyarakat untuk beralih ke budidaya lele bioflok.
“Saya beranikan diri. Berdasar SOP yang saya dapat dari pelatihan di BPPP Tegal, saya mempraktikkan di lingkungan saya. Saya juga diminta bantun memberikan pendampingan budidaya lele bioflok di Taruna Nusantara” papar Latif. Ia berharap pembudidaya lele konvensional beralih ke lele bioflok dan minta ke pelaku budidaya lebih menggencarkan sosialisasi lele bioflok.
Agar masyarakat yang tidak untung dalam budidaya pembesaran dapat membudidayakan lele bioflok yang mudah dan tidak rumit. Kepala BPPP Tegal, Moch. Muchlisin, mengapresiasi pembudidaya lele yang sukses mengembangkan lele bioflok. Sejak 2011, BPPP Tegal fokus mensosialisasikan lele bioflok melalui kegiatan pelatihan dan pameran.
”Budidaya lele sistem bioflok tergolong baru penerapannya di Indonesia. Kunci budidaya ini disiplin menerapkan SOP serta keterampilan dalam pengelolaan kualitas air, manajemen pakan, serta pengaplikasian probiotik,” ujar Muchlisin.
Muchlisin menilai ponpes atau seminar, tempat strategis melaksanakan pelatihan lele bioflok. Hasilnya bermanfaat untuk kemandirian ekonomi ponpes, dan membekali santri ber-budidaya lele selain ilmu agama, dan mencetak wirausaha baru. (Penulis/Editor: Ratih Rahayu; Foto: Warta Ekonomi; Bahan dari : https://www.wartaekonomi.co.id/read173819/berbekal-lahan-500-meter-latif-rintis-budi-daya-lele-bioflok-dan-usaha-rumah-makan.html)-FatchurR