Seri KeshFR(32) – Prakteknya unik(3/5)
Kembali ke kasus Dr. Tan tadi. Bagaimana pasien bisa sembuh paripurna, kalau dokternya aja saling lempar2an kasus? Ia sekali lagi memaki konsep spesialisisasi di dunia kedokteran. “Makanya kalau ada orang tanya saya ini spesialisasi apa? Saya jawab, saya bukan mekanik bengkel, saya dokter!” Ini adalah salah satu kalimat pedas dari beliau yang diucapkan saat pertama bertemu saya.
MAKAN SEHAT & BERGERAK
Akhirnya Dr. Tan memberi resep sehat bagi tiap pasiennya. Bukan, beliau bukan mencatat kalimat2 berbahasa latin untuk diteruskan ke apoteker dan diubah jadi tablet, pil, salep atau obat cair, tidak!. Resep yang ditulis Dr. Tan, jangankan apoteker, tukang sayur yang biasa mampir ke rumah pagi2 pun bisa mengerti.
“Jangan ada yang protes, makanan yang saya rujuk ini bisa membuat Anda menikmati hidup atau tidak! Kalau mau sembuh, Anda2 ini terlihat sekali adalah orang yang hampir seumur hidup menikmati hidup dengan memanjakan lidah ke makanan yang enak, tapi salah” Dr. Tan menekankan konsep ini di awal pemberian resep hidup sehatnya.
“Sekarang Anda harus bayar harga nikmat tapi mematikan itu dengan berdisiplin mengikuti yang saya berikan” Tukasnya, tatapannya tajam. Apa yang diminta Dr. Tan sangatlah sederhana untuk dimengerti dan dilakukan. Tapi bagi para Alumni yang senang kulineran ‘penikmat hidup’, pasti sangat berat untuk dituruti. Saran beliau :
1. “Tidak ada gula!”
Orang sering dengan bodohnya mengira, penumpukan lemak itu lahir akibat konsumsi lemak yang berlebihan. Dr. Tan mengatakan, “Manusia itu punya threshold untuk lemak, yaitu rasa mual dan muak. Jarang ada manusia mengkonsumsi lemak lebih banyak dari kemampuan tubuhnya menerima”.
Penumpukan lemak di tubuh, mayoritas lebih ke konsumsi gula berlebihan segala bentuk. Kandungan gula terlalu tinggi membuat tubuh mengeluarkan insulin berlebihan untuk menormalkan lonjakan gula darah dan mengakibatkan kelenjar pankreas lelah. Kerusakan pankreas membuat penyakit degeneratif yang populer, Diabetes. (alamat praktek:
Komplek Perkantoran CBD – BSD City Sektor 3.3 Blok G No. 22; Ruko Sebelah Teraskota – Serpong
Telp. (021) 531 643)-[Feri; Sumber dari Grup WA-SS]-FatchurR
2. “Buah dan sayur sebagai sumber karbohidrat”
“Berhenti makan beras, tepung atau sumber karbohidrat umum lainnya. Kalau Tuhan mau kita makan beras, kita sudah dikasih tembolok dari lahir” Masih terkait dengan apa yang diutarakan sebagai konsumsi gula berlebihan, Dr. Tan menekankan pada karbohidrat akan berubah menjadi gula.
Cadangan gula yang berlebihan segera ditransformasikan oleh tubuh dalam bentuk glikogen (disimpan dalam hati – otot) serta trigliserida (lemak). Angka trigliserida tinggi adalah sumber obesitas yang sekarang semakin marak menyerang kehidupan manusia.
“Jangan panik, dengan bilang, kalau gak makan nasi badan saya lemas” Tukasnya sebelum ada pasien protes. “Tubuh Anda membangun kebiasaan, bukan memenuhi kebutuhan. Pernah liat orang yang habis makan, suatu makanan tradisional daerah? Setelah dua jam, bukannya semakin kuat, mereka jadi mengantuk! So, Anda bilang Anda lemas, kalau tidak makan nasi?”
Dr. Tan memberikan daftar penggantinya segera. Buah dan sayur sebagai sumber karbohidrat. Ia menyajikan urutan buah-buah yang memiliki kandungan fructose -gula alami buah- aman. Ia juga menekankan cara menyajikan sayuran yang baik.
“Jangan bilang Anda sudah makan sayur kalau yang dimakan sayur bening atau sayur cap cay, itu bukan sayur, itu sampah dalam bentuk sayur.” Ucapnya dalam nada tinggi.
“Sayur dimasak, pasti enzyme-nya mati, gak ada gunanya buat tubuh, paling serat2nya aja. Makan sayuran mentah yang dicuci bersih, kalau takut sama pestsisida, ya beli yang organic atau tanam sendiri di depan rumah!” (alamat praktek:
Komplek Perkantoran CBD – BSD City Sektor 3.3 Blok G No. 22; Ruko Sebelah Teraskota – Serpong
Telp. (021) 531 643)-[Feri; Sumber dari Grup WA-SS]-FatchurR