KeshFR(66)-Perlukah Test Lab untuk yang sehat(1/2)
Saya tertarik dengan komunikasi dari suatu grup WA tentang “Opo perlune Test Lab?”, berikut kiriman yang bersangkutan : Banyak teman seusia saya lakukan test ini itu, saya sampai bingung dhewe karena saya gak pernah test2an gitu lha apanya yang mau ditest wong gak ada keluhan onderdilnya. Tapi saya gak pingin test2an enakan saiki ora soale tanpa keluhan
Marilah kita ikuti cuplikan artikel di bawah ini : Tak hanya mobil atau motor saja yang perlu check up rutin, tubuh pun seharusnya di check up secara rutin. Sayang sebagian masyarakat masih berpikiran kenapa harus ke dokter kalau tidak sakit?
“Sudah jadi kebiasaan, bila seseorang merasa tidak ada keluhan tubuhnya, mereka yakin tubuhnya sehat, padahal belum tentu. Ada penyakit yang tak menampakkan gejala awal, tetapi ketika terdeteksi sudah tingkat parah, seperti penyakit diabetes/kencing manis dan hipertensi/darah tinggi dll.
Karena itu penting deteksi rutin, karena kita tak tahu kapan penyakit datang. Pemeriksaan kesehatan atau Medical Check Up (MCU) itu rangkaian uji kesehatan menyeluruh bertujuan tahu kondisi kesehatan secara berkala. Jadi dengan MCU kita tahu sejak dini penyakit yang bersarang atau mungkin menyerang tubuh kita.
Berbeda dengan masyarakat kita, di negara2 maju justru menjadikan MCU sebagai rutinitas dan gaya hidupnya. Hal ini terkait tingkat ekonomi di negara maju lebih tinggi dibanding Indonesia. Apalagi Indonesia tergolong negara berkembang, sehingga masyarakat kurang memprioritaskan kesehatan.
Tak bisa dipungkiri, factor ekonomi adalah penghambat seseorang melakukan MCU rutin. Masyarakat cenderung mengeluarkan biaya belanja kebutuhan pokok se-hari2 ketimbang memeriksakan ke dokter. Mereka menganggapnya buang2 uang saja.
MCU penting bagi tiap individu karena dengan MCU kita tahu sejak dini kemungkinan penyakit yang bisa terjadi. Sehingga dokter dapat ambil langkah pencegahan untuk penyakitnya atau memutus rantai perjalanan penyakit sampai suatu pengobatan.
Kegiatan MCU mulai pemeriksaan awal untuk mengetahui riwayat kesehatan pasien. Lanjut memeriksa fisik dan penunjang berupa uji lab (cek darah lengkap, urine, fungsi hati, fungsi ginjal, fungsi jantung, kolesterol, gula darah) dan radiologi (foto dada/thorax/ rontgen). Bagi wanita penting uji papsmear untuk mengetahui resiko kanker serviks.
Di Indonesia, MCU jarang dilakukan masyarakat. Banyak sebabnya : Anggapan biaya mahal, menganggap kurang penting, atau anggapan MCU hanya cocok bagi orang2 Lansia. Anggapan, cek kesehatan ini cocok dilakukan untuk para ortu, itu tidak benar. Justru cek kesehatan ini harusnya saat usia produktif.
Apalagi bagi yang kira2 ber-risiko pada penyakit tertentu. Anggapan MCU berbiaya mahal sebenarnya tidak benar. Harga yang dipatok MCU beragam dan tidak seluruhnya mahal karena bergantung pada apa yang ingin dicek kesehatannya di tubuh kita dan tempat di mana kita melakukan MCU.
MCU dapat dilakukan sedini mungkin, umumnya usia dewasa (30an tahun). Terlebih jika seseorang punya kemungkinan berpenyakit keturunan, seperti diabetes/kencing manis, high kolesterol, serangan jantung dan ber-risiko obesitas dan penyakit yang berpotensi menular atau bergaya hidup tidak sehat seperti perokok, kurang olahraga, sering mengonsumsi makanan cepat saji / junk food, dll.
Dianjurkan untuk melakukan MCU se-kurang2nya 2x setahun. Bersambung…….. (Disadur dari beberapa sumber; By Eddy Ramlan SKM MPH; Penulis adalah Kepala Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BLKM) Pulau Sumbawa Dinas Kesehatan Provinsi NTB; http://ediramlan.web.ugm.ac.id/?p=36)-FatchurR