Sejarah Penemuan Kilang Minyak(1/2)
(Cuplikan dari kompas.com)-Kilang minyak (pengilangan minyak mentah) tak lepas dari pengeboran sumur minyak. Sebelumnya, minyak bumi jumlahnya kecil dan manfaatnya terbatas.
Melansir American Chemical Society, minyak bumi digunakan lebih dari 5000 tahun lalu di peradaban Mesopotamia. Orang Sumeria, Asyur, dan Babilonia menambang rembesan minyak bumi ke permukaan lalu dijadikan aspal untuk arsitektur, membangun jalan, mendempul kapal, dan obat-obatan.
Setelah itu, pengetahuan tentang minyak bumi dan penggunaannya menurun ke orang Romawi. Di belahan benua lain, suku Seneca di Pennsylvania (negara bagian di AS) mengumpulkan rembesan minyak bumi selama ratusan tahun.
Rembesan minyak itu untuk salep, pengusir serangga, dan tonik. Ketika orang Eropa tiba di Benua Amerika, dan yakin minyak yang diambil suku Seneca efektif mengobati keseleo dan rematik.
Minyak ini bisa terbakar namun asapnya tak sedap, jadi tak bisa untuk penerangan. Ketika itu, lilin dan minyak ikan paus, sumber daya utama penerangan. Minyak ikan paus juga untuk pelumasan.
Permintaan minyak ikan meningkat dan harga meroket. Perkembangan transportasi mekanis dan industrialisasi, memicu pencarian sumber daya baru. Pada 1840-an, Abraham Gesner, ahli geologi, mengubah mineral bitumen jadi minyak di New Brunswick. Dia sebut “keroselain” (bahasa Yunani untuk “lilin” dan “minyak”, lalu jadi kerosene/minyak tanah.
Awalnya dianggap mengganggu
Rembesan awalnya dianggap mengganggu pengusaha sumur garam karena muncul ke bersama air garam. Di Tarentum, Pennsylvania, AS, Samuel Kier dan ayahnya memiliki sumur garam dengan rembesan minyak bumi.
Mereka terganggu dan Kier mengira ini “minyak obat” yang diminum istrinya untuk penyakit serius. Analisis kimia menyebut kedua minyak itu identik dan pada 1852, Kier memasarkan minyak dari sumur garamnya sebagai “Kier’s Petroleum” atau “Rock Oil”.
Dia klaim “obatnya” mampu menyembuhkan luka bakar, borok, kolera, asma, gangguan pencernaan, rematik, dan kebutaan.
Lama lama, di sumurnya lebih banyak rembesan minyak, jadi dia cari kegunaan lain. Dia kirim sampel ke Profesor James Curtis Booth dari Franklin Institute di Philadelphia, yang kemudian jadi presiden American Chemical Society.
Analisisnya, minyak itu dapat dimurnikan untuk penerangan. Berbekal gambar dari Booth, Kier menyuling rembesan itu jadi “minyak karbon” dan dijual 1,50 dollar AS per galon. Saat itu belum ada alat untuk membakar minyak produksi Kier.
Dia bereksperimen membuat alat penerangan dari hasil sulingannya terbakar lebih terang, meski mengeluarkan bau tidak menyenangkan.
Meski berbau, cahaya yang dihasilkan lebih terang. Dia bangun alat penyulingan lagi. Lalu Dewan kota melarang penyulingan minyak karena bahaya kebakaran, Kier memindahkan operasinya ke luar batas kota Pittsburgh.
Orang lain berhasil menghilangkan bau dan mengolah dengan asam. Namun, minyak sebagai bahan bakar penerangan menemui hambatan baru yakni mengeluarkan dari dalam tanah untuk jumlah besar. Bersambung ……..
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Sejarah Kilang Minyak, Awalnya Dianggap Mengganggu”, Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/global/read/2021/03/29/162011470/sejarah-kilang-minyak-awalnya-dianggap-mengganggu?page=all
Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https//kmp.im/plus6
Download aplikasi: https//kmp.im/app6; Oleh Danur Lambang Pristiandaru
(Diedit dan disajikan ulang oleh FatchurR *
Leave a Reply