Siswa SMP juara kontes Robotik
9055p- Siswa SMP juara kontes Robotik-a3 13/12ia 00
PEKALONGAN-Siswa SMP 8 Pekalongan mengangkat nama sekolahnya pada lomba robotik Jateng di Semarang, baru2 ini. Tim robotik : Eiden Ilham (13) dan Jibril M Agassi (13), berprestasi di 2 event. Keduanya juara III lomba Robot Vaganza di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Kontes robotik yang dikemas dalam Smart Robotic Competition, mereka juara II. Masing2 dapat piala, dan ruang pembinaan.
Menurut KS SMP 8, Zaenal Muhibin, sebelum ikut lomba, siswanya mengikuti workshop robotik di SMA Bernadus Pekalongan. Tujuannya agar siswa melek teknologi. Sekolah mengirim peserta dalam lomba robotik, anak2 mampu menorehkan prestasi. “Lomba itu diikuti siswa se-Jateng. Kendati pertama ikut lomba robot, siswa SMP 8 mampu bawa pulang piala,” terangnya didampingi Waka Kesiswaan Lilik Martoyo.
Kekompakan Tim
Atas prestasi itu, pihak sekolah berkomitmen mendorong siswa, agar ke depan mampu berprestasi di kegiatan lain. Dunia robotik bisa dikembangkan di sekolah. Bakat Eiden dan Jibril dapat ditularkan ke teman2nya. Eiden mengaku bangga atas prestasi yang diraihnya.
“Saya senang sekali atas prestasi kali ini,” tutur Eiden. Warga Jalan Patriot No 51 Kota Pekalongan, itu berkeinginan ingin mengembangkan bakatnya tersebut. (H63-74; SUMBER : SUARA MERDEKA, 17-04-2013 dan http://www.pekalongankota.go.id/prestasi-inovasi/inovasi/siswa-smp-8-juara-kontes-robotik)-FatchurR
————-
Artikel lainnya yang bisa anda baca, dengan syarat anda lowong lho :
- Mahasiswa membuat aplikasi pilkadakita
- Ganti Kampu LED, DKI hemat 400M
- TPS Gresik disulap jadi Kerajaan Mojopahit
- Lulusan SD sukses jadi pengusaha
—————-
Mahasiswa membuat aplikasi pilkadakita
Merdeka.com-KPU menggelar lomba ‘Pilkada Serentak Apps Challenge’. Lomba ini menggaet partisipasi pemilih pemula dalam pagelaran Pilkada serentak 9/12/15. Mahasiswa dari Universitas Gunadarma salah satu yang ikut memeriahkan lomba ini. Mereka membuat aplikasi Pilkadakita, untuk melihat para calon kepala daerah yang ikut pilkada.
“Kita buat aplikasi berbasis android : Pilkadakita. Di aplikasi itu kita lihat kandidat tiap daerah. Ada videonya tata cara pencoblosannya” kata ketua kelompok Mahasiswa Gunadarma, Sekar (20) ketika ditemui di Gedung KPU, Jakarta, (8/11). Dia juga buat aplikasi Pilkadakita untuk memberitahu ke pemilih pemula siapa dan bagaimana visi-misi yang kandidat kepala daerah.
“Kita juga ingin ngasih tahu sama yang baru pertama kali milih, siapa kandidat calon kepala daerahnya, visi-misinya,” bebernya. Kemudian, dalam aplikasi mereka juga terdapat video tata cara memilih yang baik saat di Tempat Pemungutan Suara (TPS). “Nanti pemilih pemula bisa tahu video yang ada di aplikasi kita, video yang ngajarin tata cara memilih yang baik saat di TPS,” tandasnya.
Pilkada Serentak Apps Challenge merupakan perlombaan aplikasi hasil kerjasama KPU RI, KPU Surabaya, dan Perludem. Terdiri dari 42 tim dan 42 Aplikasi berbasis smart phone dan website.
Dari 42 Aplikasi terdiri dari 3 kategori khusus yaitu female, disability dan digitalisasi Scan C1.
[rnd; http://www.merdeka.com/politik/mahasiswa-ini-buat-aplikasi-pilkadakita-bisa-pantau-visi-misi-calon.html]-FatchurR
————
Ganti Kampu LED, DKI hemat 400M
Jakarta – Gubernur DKI akan mengganti seluruh lampu listrik Penerangan Jalan Umum (PJU) di Jakarta dari konvensional jadi lampu hemat energi “light emitting diode” (LED). “Penggantian lampu PJU dengan LED menghemat pembayaran listrik hingga sekitar Rp 400M/tahun,” kata Basuki usai bertemu Menteri BUMN Rini Soemarno, di Kantor Kementerian BUMN (2/11).
Menurut Basuki, penggantian lampu PJU jadi LED dituangkan dalam MoU dengan PT PLN yang akan ditandatangani. Selama ini Pemprov DKI membayar tagihan listrik PJU Rp 600M / tahun. Sedangkan total biaya penggantian lampu PJU jadi LED di seluruh wilayah DKI Rp 1,2 triliun.
Tahap awal, pembangunan PJU LED direalisasikan di 2 wilayah yaitu Jakarta Pusat dan Jakarta Utara. Basuki tidak menyebut total jumlah lampu PJU di seluruh DKI Jakarta. Dia hanya menjelaskan, masa pembangunan lampu JPU LED butuh tiga tahun.
“Sistem tagihan listrik JPU LED tidak lagi pakai meteran, tapi komputerisasi berdasar konsumsi karena akan otomatis diketahui berapa lama hidup, mati dan jumlah pemakaian,” tegas Basuki. Aris Cahyadi/ARS; ANTARA dan http://www.beritasatu.com/aktualitas/326734-ganti-lampu-pju-dengan-led-dki-hemat-listrik-rp-400-miliar-per-tahun.html)-FatchurR
———-
TPS Gresik disulap jadi Kerajaan Mojopahit
Merdeka.com – Hal unik dilakukan KPPS di Pilkada Gresik. Salah satu TPS di wilayah itu, disulap seperti Kerajaan Majapahit. Menurut Ketua TPS 2, Abul A’la, lokasi TPS-nya terletak di Kelurahan Gapuro Sukolilo, Kec-Gresik, sengaja dibuat menarik bertema kerajaan, agar minat warga datang menggunakan hak pilihnya tinggi.
“Konsep ala kerajaan Majapahit plus budaya Gresik ini diharap membuat masyarakat antusias datang ke TPS” ucap Abul di Kelurahan Gapuro, Gresik (9/12), dikutip Antara. Dia mengatakan, seragam ala kerajaan yang dibuat masing2 petugas TPS berasal dari dana swadaya masyarakat. Agar angka golput di wilayah setempat bisa ditekan maksimal.
Di lokasi lain, TPS 02, Kelurahan Sidomoro, Kec-Kebomas memberi hadiah hiburan bagi warga yang menggunakan hak pilihnya di lokasi itu. Ketua RT 05/RW 2 Sidomoro, Nasir mengatakan, hadiah hiburan yang disediakan petugas : Penanak nasi, setrika serta beberapa perlengkapan dapur. Semua bertujuan agar warga berminat datang dan melakukan hak suaranya.
“Sesuai laporan panitia 70an% masyarakat mau datang ke TPS, dan kita bersyukur ada kemauan yang tinggi meski tidak sampai 100% atau 367 pemilih sesuai DPT,” kata Nasir. Pelaksanaan Pilkada Gresik diikuti tiga paslon. Pemilih di Kab-Gresik yang tercatat sesuai DPT 921.440 orang. (COB; http://www.merdeka.com/peristiwa/tarik-minat-warga-tps-di-gresik-disulap-jadi-kerajaan-majapahit.html)-FatchurR
————–
Lulusan SD sukses jadi pengusaha
Hanya bermodal ijazah SD bukan penghalang Sayudi (42) jadi pengusaha sukses. Ia wujudkan impiannya itu dengan mengembangkan usaha warung Tegal atau dikenal warteg. Semua diawali saat ia membuka warteg pertamanya di Cilandak, Jakarta Selatan 1996.
“Saya tidak terpikir sama sekali buat buka warteg, apalagi saya lulusan SD. Awalnya usaha ini dari ide istri. Sebab, orang tua istri saya punya warteg juga di daerah Tegal,” tuturnya, saat ditemui di daerah Cilandak, Jakarta Selatan.
Sebelum memulai, pria yang akrab dipanggil Yudika sempat jadi pedagang asongan di Terminal Pulogadung 10 tahun. Ia berhenti berjualan di terminal saat membuka warteg pertama meminjam modal dari mertua. Yudika tertarik ide istri karena keluarganya memiliki dasar usaha ini. Ia pun mendirikan Warteg MM. Warteg itu ganti nama ber-kali2, akhirnya ganti nama Warteg Kharisma.
“Nama Kharisma itu didapat tidak sengaja, tiba2 terpikir nama itu yang tidak pasaran dan mudah diingat. Kebanyakan nama warteg itu diambil dari nama anak/pemiliknya,”. Kini, ia memiliki 98 cabang Warteg Kharisma di Jabodetabek. Mudah mengenali warteg yang bersistem franchise ini. Warteg Kharisma berciri khas mulai bentuk, warna, hingga desain dengan warna kuning hijau yang mentereng.
“Saya senang jika warteg saya banyak yang meniru. Menurut saya sesuatu yang ditiru itu hal yang baik”. Pemilihan kuning dan hijau penghias dinding Warteg Kharisma, simbol usaha itu harus maju dan ber-hati2. Suami Khotimah mengaku ingin mengubah citra warteg makanan kelas bawah bisa dinikmati semua kalangan.
Pengaruh Istri
Yudika menuturkan peran istrinya berpengaruh penting. Berkat istri yang pandai memasak, bisnisnya maju pesat. “Orang berpengaruh dalam usaha ini istri saya, karena berkatnya usaha ini maju. Dengan tangannya, ia bisa membuat menu makanan yang enak dan bisa diterima masyarakat,” katanya.
Semua yang ingin memulai membuka usaha harus optimis. Jangan takut gagal saat memulai bisnis baru, walau perasaan gagal itu kita rasakan. “Dalam menjalankan usaha pasti ada rintangan. Tetap optimis adalah kunci dari keberhasilan”. Yudika senang jika melihat karyawannya lebih sukses darinya. Banyak karyawannya mampu buka usaha mandiri. Bagi Yudika karyawan bukan bawahan, tapi rekan kerja.
“Orang yang sukses itu adalah orang yang bisa bermanfaat untuk orang lain,” tutupnya. (Erlina Sholihat/Irawati D Astuti/IDS; Suara Pembaruan dan http://www.beritasatu.com/
Leave a Reply