Problem keluarga

masalah dalam keluargaKeluarga bahagia tidak selalu bebas konflik/masalah? Dalam kehidupan, masalah selalu ada. Keluarga bahagia ialah yang dapat mengelola tiap konflik yang muncul dalam keluarga. Keluarga yang dibentuk oleh dua pribadi yang berbeda dan unik tentu berbeda.

Sebelum bersatu dalam pernikahan, masing-masing telah mengembangkan selera-kesukaan-kebiasaan-kesenangan-ketidaksenangan serta nilai-nilai hidup yang dipegang. Jadi, tidak masuk akal jika kita berpikir dalam keluarga segalanya harus sama, dilakukan dengan cara dan waktu yang sama.

Masalah
Masalah rumah tangga beragam, dari yang sepele sampai berat dan besar. Faktor yang memicu :
– Kehadiran anak pertama, membuat suami istri harus menata ulang ritme kehidupannya. Jika tidak siap memicu konflik dan ketegangan hubungan keduanya.

– Suami harus bekerja 12 jam sehari, sedang sang istri harus tinggal di rumah mengurus anak dan rumah.

– Sikap dan tindakan yang kurang berkenan terhadap keluarga dari pihak istri/suami.
– Anak beranjak dewasa dan mulai sering meninggalkan rumah.
– Masa pensiun tiba dan keduanya tinggal di rumah.
– Yang seorang selalu memencet pasta gigi dari bawah, sedang yang lain selalu dari atas.
– Saat bicara, seorang senang cerita panjang lebar, sedang yang lain memberikan garis besarnya saja.
– Yang seorang perlu kamar yang gelap untuk tidur, pasangannya tidur dengan lampu menyala.
– Yang seorang menganggap hubungan seksual hanya dapat dilakukan di tempat tidur dan di bawah selimut, sedangkan pasangannya menyukai variasi dan kreatif dalam melakukannya.
– Yang seorang biasa menggantung baju di mana saja, yang lain menata baju dengan gantungan berdasar warna dan adanya jarak antargantungan.
– Ketika anak sakit, yang seorang terlihat gelisah, sedang yang lain tampaknya tenang saja.
– Bagi suami istri yang sama2 bekerja, beda penghasilan sering jadi masalah, terutama jika pendapatan istri lebih besar dari pendapatan suami.

Faktor Pemicu
Bernard Wiese dan Urban Steinmetz berkata, “Ketidaksesuaian pendapat tak terelakkan dalam hidup berkeluarga. Kadang, masing-masing pribadi jadi pesaing, seperti penolong dan pelengkap bagi pasangannya. Setiap pasangan harus menghindari sikap menjauhkan diri yang sering muncul ketika konflik terjadi; dan membenahi hubungan mereka supaya tidak ada lagi sakit hati, keinginan untuk saling membalas, atau saling menuduh.

 

Untuk dapat mencapai hal itu, perbedaan harus didiskusikan terbuka sehingga komunikasi yang baik dapat dipulihkan. Reaksi kemarahan memang tak dapat dihindari dalam kehidupan seseorang, tetapi yang paling penting adalah apa yang diperbuat seseorang dengan amarahnya itu.”

H. Norman Wright, konselor keluarga dan pernikahan, menyatakanada 3 faktor yang berubah pada lembaga pernikahan, yang dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan rumah tangga, yaitu:
1. Berkurangnya saling pengertian di antara pasangan yang menikah.

Masalah utama pernikahan bukan seks, uang, dan anak-anak. Ketiga hal itu dapat menimbulkan masalah, tetapi ada faktor lain yang lebih berpengaruh- hilangnya/lemahnya komunikasi suami-istri. Norman Wright setuju hilangnya komunikasi adalah inti masalah meroketnya perceraian.

 

Rapuhnya pernikahan lebih banyak disebabkan lemahnya komunikasi dan kemampuan mengelola konflik. Komunikasi keluarga yang tersumbat ini menghancurkan kehangatan rumah tangga dan mendinginkan suasana hubungan antarpribadi dalam keluarga.

Keluarga yang tidak terampil berkomunikasi, mudah konflik karena tidak saling pengertian. Konflik yang tidak dikelola dan diselesaikan jadi seperti api dalam sekam, (bom waktu yang meledak sewaktu-waktu). Karena itu, perlu sikap saling mengerti. Walau berbeda, bicarakan dan pahami dengan baik.

2. Hilangnya tekad untuk mempertahankan pernikahan.
Kini, banyak orang yang nikah dengan sikap mudah menyerah. Jika tidak cocok, hubungan dapat diakhiri dan coba lagi dengan orang lain. Banyak yang tidak sabar dengan hidup pernikahan. Mereka tidak ingin berjuang mempertahankan pernikahan, dan memilih “cara cepat” untuk mengakhiri persoalan.

3. Berkembangnya harapan yang tidak realistis terhadap pernikahan.
Banyak pasangan dibutakan oleh harapan tidak realistis ketika menikah. Mereka berpikir pernikahan bahagia ditandai dengan cinta romantis yang tidak pernah surut, pasangan dapat memenuhi semua keinginannya, pasangan selalu sejalan dengan pikiran dan kemauannya, ekonomi keluarga stabil bahkan berkelebihan, dsb. Mereka mencari sesuatu yang “ajaib” dalam pernikahan, tanpa sadar keberhasilan pernikahan membutuhkan kerja sama mereka berdua.

Bagaimana Mengatasi Masalah dalam Keluarga?
Salah satu kunci keberhasilan : Kemampuan mengatasi tiap masalah hingga tiap anggota keluarga dapat memainkan perannya secara optimal. Kuasailah masalah dan carilah solusi bersama atas masalah tersebut. Ini bukan hal yang mudah, tetapi harus diupayakan.

 

Cara tepat menyelesaikan masalah keluarga dapat memicu terciptanya proses pertumbuhan. Setiap pasangan harusnya belajar dari konflik dan mau bersikap lebih dewasa. Rumah perlu ketenangan yang hangat dan kehangatan yang tenang.

 

Bicarakan cara menyelesaikan masalah, serta pahami dan terapkan prinsip berikut ini:
1. Keinginan ini tidak dapat dibuat-buat dan tidak muncul otomatis. Keinginan bergantung hubungan pribadi yang sehat dan ditandai adanya kerinduan untuk berdoa sambil merefleksikannya kehidupan pribadi dan keluarga. Dampaknya, prinsip kebenaran Allah akan tampak dan dijunjung tinggi.

2. Bertumbuh menjadi pribadi lebih dewasa, selalu ingin belajar, mau memberi, bersedia berkorban, dan melayani. Jika setiap pribadi tidak mau mengasihi dan membahagiakan pasangannya, masalah yang ada tidak akan selesai dengan tuntas. Pribadi yang tidak mau menjadi lebih dewasa cenderung egosentris dalam menyelesaikan masalah keluarga.

3. Berinisiatif dan mulai menyelesaikan masalah keluarga dengan penuh kesadaran. Setiap pribadi harus punya keinginan kuat mempertahankan keutuhan pernikahannya dan berusaha mencari alternatif solusi yang baik untuk semua pihak.

 

Perubahan harus dimulai dari diri sendiri, dan hendaklah kita hidup ramah, kasih mesra, saling mengasihi, dan mengampuni sebagai dasar dalam mengatasi masalah keluarga kita. Terkadang, kita perlu menanyakan pada diri sendiri:

 

Apakah saya mencintai pasangan hidup saya ? Apakah saya sungguh mencintai pasangan hidup saya seperti saya mengasihi diri saya sendiri? Jika jawabannya adalah TIDAK, mulailah untuk melakukan perubahan diri, maka pernikahan Anda akan menemukan kembali kehangatannya.

4. Berpikir positif terhadap pasangan. Pandangan positif melahirkan pendekatan dan cara positif dalam mengatasi permasalahan dalam keluarga. Fokuslah pada kelebihan, bukan kekurangan pasangan Anda.
5. Berpikir dan mewujudkan kehidupan keluarga yang sukses. Jangan pernah sekalipun memikirkan untuk bercerai sebagai solusi permasalahan keluarga. Tetapkan orientasi hidup pernikahan yang benar.

6. Ingatlah selalu kasih mula-mula dasar pernikahan. Jika Anda mengasihi pasangan yang Tuhan berikan, tidak akan ada keinginan untuk mengecewakan atau menyakiti. Yang ada adalah berbagi suka dan duka.

Dan, yang terpenting ialah menempatkan Tuhan dan firman-Nya sebagai Pemandu kehidupan. Ingatlah, keluarga kita akan bahagia jika Tuhan menjadi “Tamu” yang tetap di dalamnya. Pasangan yang berhasil membina keharmonisan bukanlah mereka yang memiliki pemikiran, perilaku, dan sikap yang persis sama. Tetapi yang mau belajar menerima keberbedaan melalui proses penerimaan, pengertian, dan saling melengkapi.

 

Berikut ini kutipan Kong Fut Tze mengenai keluarga yang harmonis, “Bila ada harmoni di rumah, akan ada ketenangan di masyarakat. Jika ada ketenangan di masyarakat, ada ketenteraman di dalam negara. Apabila ada ketenteraman di dalam negara, akan ada kedamaian di dalam dunia.” (Diringkas oleh: S.Setyawati http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/353)Andre Wahjudibroto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis
Dengan mendaftarkan alamat email dibawah ini, berarti anda akan selalu dapat kiriman artikel terbaru dari Alumnimaterdei

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Anda pengunjung ke
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
Download Buletin Media Alumni Edisi 2
Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Alamo
alamo
Download Buletin
buletin-IAMDP 8 Download Buletin klik pada Gambar
Sahabat kita