Langganan Artikel Gratis
Translate this blog
Adsense Indonesia
Anda Pengunjung yang ke…
Submit url
Get Adobe Flash player
keramik88

PELAJARAN DR PENJUAL NASI PECEL

Suatu hari di Semarang setelah kebetulan ikut misa harian pagi, seperti biasa aku duduk di depan gua Bunda Maria. Setelah selesai berdoa aku cuma duduk berdiam aja disitu. Tiba-tiba aku tertarik melihat seorang wanita setengah baya (tepatnya sudah sepuh), berjalan tertatih. Sudah agak membungkuk dengan kemoceng ditangan dan serbet seadanya di pundaknya.

Dia datang menghampiri patung dan berkata. “Gusti Yesus. Gusti Maria; nyuwun sewu kulo bade resik-resik” (Gusti Yesus; Gusti Maria, mohon maaf, permisi, saya mau bersih-bersih). Aku tertegun dan secara tidak sadar tertarik dengan apa yang dilakukan si ibu.

Dengan perlahan (karena faktor umurnya mungkin) dia mulai membersihkan area sekitar gua. menghilangkan debu yang ada, membersihkan sisa2 lelehan lilin dan mengganti karangan bunga yang sudah tampak layu.

Sekitar 1/2 jam berlalu, si ibu selesai melakukan pekerjaannya. Sebelum meninggalkan tempat bekerjanya, si ibu berkata lagi. “Gusti Yesus; Gusti Maria sampun, kulo sampun rampung, mugi2 berkenan. Kulo bade nyambut gawe, mohon  pangestune” (Gusti Yesus.. Gusti Maria.. sudah, saya sudah selesai.. mudah2 berkenan. Saya mau bekerja.. minta restunya).

Sekali lagi aku terpana. Doa yang sangat sederhana dari seorang yang juga sangat sederhana, tapi semuanya mencerminkan kepasrahan yang sangat dalam buatku. Aku tertarik, jiwa isengku kumat. Aku ikutin si ibu.

Dihalaman gereja yang juga bersebelahan dengan sebuah sekolah katholik yang cukup ternama di kota itu, ternyata dia menggelar jualannya. Si ibu jualan nasi pecel. Agak jauh aku terus perhatikan si ibu. Setelah dia selesai dan siap berjualan, langsung aku datangi, aku pengen tau dia lebih jauh dan sekalian sarapan pikirku.

Basa basi sebentar dan sambil nunggu pesenan aku coba ajak ngobrol : “memang biasa bersih2 di gereja to bu..?”
“iya mas.. sudah terbiasa dari dulu”
“sudah berapa lama bu.?”
“wah mas sejak gadis..”

Wuih. dah lama banget itu pasti pikirku.. aku makin iseng nanyanya. “koq tadi ga sisan ikut misa pagi to bu..? dan aku kayanya ga pernah liat ibu selama ini..?”
Si ibu senyum. sambil ngasih nasi pecel pincu’an pesenanku. terus beliau ngomong.
“saya muslim mas.”

Deg; bengong aku dengernya. Lama aku pegang tuh nasi pecel sambil bengong ngeliatin si ibu. ga karuan rasanya hati ini. “dari muda aku sudah jualan ditempat ini mas. Aku dapet rejeki ditempat ini. Kan ga ada salahnya aku ingin menunjukkan rasa terima kasihku pada Yang Punya Tempat Ini. Aku ga salah to mas.?”

Aku gelagepan ditanya gitu. “wah ya ga to bu. ibu hebat banget.. ibu dibayar.?
“saya ga pernah minta itu mas. saya ikhlas melakukannya. Sekedar menunjukkan rasa terima kasih saya. Tapi mungkin sekitar 5 tahun ini romo memberi saya 100rb sebulan..”

“putra berapa bu.?
“3 mas. 1 laki 2 perempuan. sudah selesai semua mas.”
“maksud ibu.?”
“Yang perempuan dua duanya sudah nikah dan hidupnya lumayan. yang laki 4tahun lalu sudah lulus sekarang sudah kerja”

“Lulus apa bu.?”
“Ekonomi mas. Sarjana. wah ibu ga ngerti mas masalah itu. yang penting mereka semua sudah bisa nguripi (menghidupkan) hidup mereka sendiri2. saya sekarang tetep jualan karena memang ini yang cuma saya bisa mas. Ga pengen nganggur dirumah”

“Nyuwun sewu.. bapak masih ada bu..?”
“Masih mas. Tuh mbecak. mangkalnya juga disini..”
Aku bengong. Ga bisa berkata-kata. Nunduk sambil makan. Tiba2 si ibu ngomong lagi. “Mungkin saya keliatan aneh ya mas. saya muslim, saya sholat tapi saya masuk ke gereja, mungkin bahasa mas saya berdoa disana.. saya sendiri ga ngerasa berdoa disana.

Saya cuma minta ijin dan restu saja. Tapi mungkin ini  bisa buat mas bawa pulang nanti. Kalau Tuhan itu ada dimana-mana ada dan buat semua orang. Maaf ya mas kalau saya salah. maklum orang kecil dan bodo saya. ga pernah sekolah.”

“Ga bu. ibu ga salah. ibu hebat. bahkan mungkin dari orang yang paling pinter sekalipun. Beruntung saya bisa ketemu ibu..”

Aku ga sanggup ngomong apa2 lagi. Setelah pamit, aku jalan kaki pulang ke tempat saya tinggal dan hari itu ga habis rasa kagumku pada si ibu. dengan kesederhanaannya. Beliau mengajarkan aku dan menunjukkan aku satu hal yang sangat luar biasa.  *Tuhan ada dimana-mana.. Tuhan ada buat semua orang*.

selama kita pasrah. berserah, percaya dan tulus meminta padaNya. Dia pasti menunjukkan jalan buat kita. God Bless U Mbok Narti.. God Bless U and your family.

Kejadian itu sekitar 5 tahun lalu dan 2 tahun setelah itu aku kesana lagi. Dia sudah tidak berjualan. padahal kangen aku pengen ketemu beliau. Mungkin dia sudah dilarang anaknya jualan lagi dan berbahagia bersama cucu2nya. (kiriman berantai dari :  patricia suwignjo; sindhunata widjaja; Bambang Trianto; go hwie khing)

0saves
If you enjoyed this post, please consider leaving a comment or subscribing to the RSS feed to have future articles delivered to your feed reader.

One Response to “PELAJARAN DR PENJUAL NASI PECEL”

  • Sidharta K.:

    “Doa ibu ini sederhana tapi keluar dari lubuk hati dan ikhlas, pasti didengar Tuhan meskipun si ibu bilang dia tidak berdoa.” – Harry Sudjono;

    Memang berdoa haruslah demikian, dari lubuk hati yang paling dalam dan penuh keikhlasan penyerahan diri kepada NYA, tanpa pamrih. Berdoa mengharapkan pahala, hanyalah bisnis semata ….. tidak lebih ! Karena …… tak ada keichlasan, harapannya hanya untuk memperoleh keuntungan.

    Bagi si Ibu Penjual Nasi Pecel : God Bless You !

Leave a Reply

FIF

free counters
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Alamo
alamo
Download Media Alumni edisi 1
Download Buletin Media Alumni
Download Buletin Media Alumni Edisi 2 Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Sahabat kita
This blog is protected by Dave\'s Spam Karma 2: 669 Spams eaten and counting...