Recent Comments

FONDASI INTEGRITAS

Sudah berjalan 3 minggu sejak saya dititipin uang sekian puluh juta oleh seorang hamba Tuhan untuk diserahkan kepada orang-orang miskin. Sejak dimulainya pelayanan The Kingdom, jika ada kiriman beras, teh-gula, uang dan sebagainya, kami selalu tanya Tuhan dengan hati-hati kemana barang-barang itu disalurkan.

Selain Tuhan menjawab doa-doa kami dan menunjukkan kepada kami mereka-mereka yang membutuhkan barang dan uang itu, Tuhan juga sedang memperhatikan kami apakah kami bisa dipercaya dengan integritas dimulai dari barang dan uang dalam ukuran kecil dulu.  Semua yang dipercayakan kepada kami khan hanya sebatas lewat saja, kami pengelola, bukan pemilik.

Jadi saat diserahi uang lebih banyak lagi, kami terus bertanya kepada Nya. Kali ini sang pemberi bilang, “saya serahkan kepada Maq saja, saya nggak mau tahu, pokoknya beban saya untuk orang miskin.” Saya menjawab, “Ya, saya akan laporkan jika sudah diberikan dan kepada siapa.” “Nggak usah laporlah, saya percaya.”

Nah, yang begini jika kita tidak bisa dipercaya pasti nggak akan terjadi lagi, sebab kepercayaan itu datangnya bukan dari sang donatur, tapi Tuhan yang menggerakkan hati. Walaupun donatur itu tidak mau diberi laporan, saya tetap melaporkannya, dan Tuhan mencatat tiap rupiah yang saya keluarkan atau yang masih ngendon diaccount saya.

Oh, yang lebih penting lagi, donatur ini mengirimkannya ke account pribadi saya, padahal saya sudah berikan account Kingdom dan KCC, tapi kok rupanya Tuhan juga numpang kesempatan untuk menguji saya. Baiklah, nggak ada yang lihat dan nggak ada yang nyuruh saya bertanggungjawab, tapi saya tahu apa yang harus saya lakukan.

Saat saya mandi, saya tanya lagi sama Tuhan, “Siapa sih Tuhan orang miskin yang membutuhkan uang sebanyak itu? Tuntun hamba-Mu donk.” Sore itu saya janjian ketemu dengan seorang hamba Tuhan yang baru saja keluar dari rumah sakit karena paru-parunya, bocor. Sekalian pada kesempatan itu saya minta hamba Tuhan lain bergabung dengan kami, agar bisa reuni dan update.

Benar, malam itu kami semua ketemuan dan saling bertukar info, rupanya sudah 1,5 tahun nggak bersua, banyak perubahan di antara kami, wajah kami, tubuh kami, dan pelayanan kami. Saya sedang mendengarkan penuturan temen saya yang melayani di pedalaman Jawa Barat, saat saya tahu bahwa pelayanannya membutuhkan uang yang tidak sedikit.

Maq: Tolong donk Pak, kasih nomer accountmu, biar saya transfer uang titipan.
HT: Kamu menghina aku banget Maq, dikirain aku minta-minta uang kamu, tho

Maq: Enggaklah, aku nggak bilang kamu miskin, kamu membutuhkan uang untuk melayani orang miskin.
HT: Maq, kadang dagingku menjerit. Aku iri terhadap pelayananmu.
Maq: Maksudmu apa?

HT: Kamu enak, melayani orang kota, melayani pengusaha, terhormat, terbang-terbang melulu ke luar negeri, sedangkan aku melayani di daerah, mengadopsi desa-desa yang kena gempa.
Maq: Jangan gitu donk…kamu tu hebat banget lho man… aku kagum sama kamu. Apa sih jeritan dagingmu?

HT: Dagingku menjeritnya gini, aku dateng ke kantor camat, mau ketemu camatnya untuk nglobi supaya aku bisa deketin orang kampungnya agar kami bisa diterima, ngajar bimbel anak-anak yang nggak sekolah karena rumah dan barang-barangnya ancur kena gempa. Tapi camatnya cueknya minta ampun, berjam-jam baru muncul, itupun kalo dia muncul aku nggak dianggep. Tahu khan maksudku dagingku menjerit.

Maq: untuk dihargai ya? Duh, bener juga, itu manusiawi sih…(empati)
HT: Bulan-bulan lalu seorang gelandangan yang sudah kudidik, kubiayai, anak dan isterinya tinggal di rumahku, malah kabur bawa barang-barang kami, laptop, gitar, komputer, hape-hape, dihitung kerugian kami di atas 40 juta.
Maq: Trus? (melongo)

HT: Orang itu ketangkep sih, dan aku dipanggil di kantor polisi, polisinya malah nyerahin keputusannya sama aku, “terserah Bapak aja, mau dihukum atau dibebaskan”. Saat yang bersamaan Tuhan langsung bicara di hatiku, “Untuk ngampuni waktu dia kabur, itu gampang, sebab kamu nggak mikir dia bakal ketangkep, tapi sekarang dia ada di depanmu, liat tampangnya yang nyebelin tersungkur minta ampun karena anaknya masih kecil, dia harus biayai, dan barang-barang yang dicurinya sudah ludes, nggak bisa kembali, uangnya udah dipake dia…gimana?” Aku bergumul juga lho Maq, dan tanya polisinya, “Orang jenis ini biasanya bisa berubah nggak Pak?”

“40% saja kemungkinannya, Pak. Kalau dipenjara 3 tahun, dan setelah dibebaskan pun belum tentu berubah 100%, kemungkinannya nyuri lagi sekitar 60%. Itu pengalaman kami.”
Maq: Kamu bebasin?
HT: Ya.
Maq: Wow… (lama nutupnya dari posisi aaooowww)

HT: Setelah itu ada seorang gelandangan lagi nelepon katanya isterinya kesakitan mau mati karena nggak bisa melahirkan. Aku bingung, dalam keadaan terdesak, malah ada orang minta tolong lagi. Ini ngomong tentang bawa isterinya ke rumah sakit dan minta aku biayain, Maq. Ya udah, aku suruh dia naik taksi, aku temui di RS. Sampai anaknya udah lahir, aku bayar hampir 3 juta. Waktu aku terlintas mau ngomong ke dokternya “ini orang gelandangan”, Tuhan bilang, “JANGAN NGOMONG!”

Maq: Wowwwww….kamu taat banget ya, kamu peka banget ya, kamu hebat, kamu kuat….
HT: Ssttt, sakit, Maq. Tapi aku dapet upah, malam itu saat aku merenungkan Firman, Tuhan membukakan kepadaku rahasia besar.
Maq: I am all ears, siap mendengar sampai pagi.
HT: Kamu belum siap…
Maq: Ooo? oke deh, kapan saja kamu pikir aku siap, ajarin aku ya.

Hebat banget, integritasnya, kemanusiawiannya bisa dimaklumi, dagingnya yang menjerit, ya…makanya Tuhan percayakan dia pelayanan makin hebat. Mungkin gak hebat di mata manusia dan dia sendiri, karena di desa dan gak ada yang ngeliat, tapi buat saya dan Tuhan dia hebat.

Padahal dia mungkin merasa malu, karena waktu kami pulang dan menuju mobil masing-masing, saya pikir lama banget dia nggak starter mobilnya, tahunya dia celingukan mendekati segerombolan pria untuk minta mereka mendorong mobilnya agar nyala, lalu dia merogoh kantongnya dan memberi mereka uang. Tetap di mata saya bukan hal yang memalukan, walaupun saya tahu sebagai pria pasti dia merasa minder.

Setelah beberapa hari dia sms saya, “Maq, aku merasa strong setelah kita bicara hari itu, kamu menguatkan aku.” Apa yah, saya pikir, yang mana yah? Bukannya dia yang menguatkan saya dan saya pergi mengantongi pelajaran penting dari pembahasannya:

(a)    Ketahanannya dalam melayani walaupun dagingnya menjerit
(b)    Kepekaannya dan ketaatannya dalam menuruti perintah Tuhan walaupun sakit dan masih saja harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit
(c)    Kasihnya dan pengampunannya walaupun dikhianati berkali-kali
(d)    Integritasnya dalam hal menjajakan uangnya Tuhan
(e)    Penghargaannya terhadap rahasia penyingkapan dari Tuhan yang dinilai sangat tinggi harganya dibanding dengan uang yang dia keluarkan.

HT: ngopi yuk…
Maq: Saya udah transfer, sebagian untuk keperluanmu ya.

HT: Diajak ngopi kok malah transfer
Maq: Kamu kalau diajak ngobrol sampai malem aja saya liat matamu tinggal 4 watt, berani-beraninya ngajak ngopi malem-malem gini…

Dari kesemua pertemuan dan perbincangan kami, saya melihat bagaimana dia telah membangun manusia bathiniah dia dengan susunan fondasi yang benar. Ia diuji terus menerus seperti kita untuk menyukakan daging, tapi saya menatap jauh bahwa dia tidak suka mencuri dari kantongnya sendiri.

Dia benar-benar membangun rumah dengan fondasi yang kuat, keras, bertahan ditempa badai gelombang dunia. Saya bangga mempunyai rekan kerja seperti dia. Saya tahu masa depannya cerah, rumah rohaninya di Sorga lebih gedhe dari kerajaan terbaik pada masa ini.

Saudara? Gimana PR minggu lalu? Integritas Saudara? Bangunan manusia roh Saudara apakah bahan-bahannya seperti teman saya di atas? Walaupun susah, jalannya terjal, kekurangan, tapi tetap memilih bahan yang kuat, yang bagus, yang berkualitas, yang tidak bocor di 5-10 tahun mendatang dan sampai kekal jika semakin tinggi dan sukar ujiannya tetapi dapat ia lalui dengan integritas mulia di hadapan Anak Domba. (Andre Wahjudibroto)

Leave a Reply

free counters
Anda pengunjung ke

UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Sahabat kita