Film Dokumenter SMAK menang
Almamater kita sendiri SMAK Mater Dei Probolinggo berhasil menunjukkan kemampuannya untuk berkompetisi di bidang perfilman dengan disabetnya gelar “THE MOST INSPIRING FILM” untuk film dokumenter yang berjudul “SAMPAH HILANG JADI UANG” dalam DM FEST (Documentary Movie Festival) 2012 yang merupakan karya Valentino Dhaka dan Doroteus Bryan Agung yang keduanya berasal dari Kelas XII IPS 2, generasi muda SMAK ini memang telah berusaha menekuni dunia sinematografi sejak dari bangku kelas X. Terbukti dengan salah satu film garapan mereka yang juga sempat menyabet Juara III dalam lomba film dokumenter yang diadakan JIS Probolinggo tahun lalu.
Film SAMPAH HILANG JADI UANG mendokumentasikan segala kegiatan yang dilakukan PAPESA (Paguyuban Peduli Sampah) salah satu paguyuban yang bekerja sama langsung dengan Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Probolinggo.
Dengan menerapkan metode 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle), PAPESA berusaha mengajak para anggotanya di berbagai kelompok masyarakat di banyak kelurahan untuk memberdayakan diri mengolah sampah menjadi barang-barang yang bernilai guna dan ekonomis.
Menurut salah satu panitia pelaksana DM FEST 2012, film SAMPAH HILANG JADI UANG mendapat respon paling banyak dari masyarakat yang langsung menghubungi kantor Probolinggo TV untuk mendapat penjelasan lebih lanjut tentang PAPESA yang merupakan materi film tersebut. “Film SAMPAH HILANG JADI UANG memang layak menyabet gelas THE MOST INSPIRING FILM karena mampu menginspirasi banyak orang yang menyaksikannya“
Dhaka dan Bryan sebelumnya tidak pernah menyangka akan berhasil memperoleh penghargaan ini, “Aku aja gak secara serius ikut acara pemberian penghargaan itu, cuman sekedar ngopi di museum. Lagi enak ngopi ehh.. nama filmku dipanggil, ya sudah aku maju dan mengambil piala dan bingkisan dari panitia”, ujarnya. Pengumuman juara memang diadakan di Museum Probolinggo pada 12 Mei yang lalu berbarengan dengan final PRO SINGER yang juga dihelat oleh PRO TV.
Karena keberhasilannya, Dhaka dan Bryan berhak menyabet trophy dan dana pendidikan Rp 1.000.000 serta bingkisan dari sponsor. Yang menjadi keprihatinan sendiri bagi Dhaka dan Bryan adalah kualitas kamera yang dimiliki Ekskul videografi sehingga mereka menggunakan Kamera DSLR milik mereka untuk membuat film yang berhasil memperoleh peghargaan ini.
Proses editing juga dilakukan secara swadaya, sebab juga belum tersedianya komputer untuk editing film milik sekolah yang memfasilitasi ekskul Videografi. Keduanya memiliki harapan besar agar banyak adik-adik kelas mereka yang mengikuti jeja prestasi mereka dengan segala daya dan upaya yang dimiliki. Tetap berprestasi…! (BRX)