Sudahkan kita berbakti ke Ortu(2/3)

berbakti-kepada-orang-tua-1Kemudian dia menikah dengan gadis sederhana. Bisnis depot baik sekali, karena masakan enak dan  murah, juga krn sopan ramah yg hangat dari dia dan istrinya. Setiap pagi jam 3~4 dia sudah bangun pergi belanja, sampai pagi baru membawa pulang sayur dan daging yang dibutuhkan.

 

Tanpa pembantu, berdua sibuk sekali. Sering karena kurang tidur, matanya merah. Tak lama kemudian, ada seorang tua mendorong gerobak datang. Dia bungkok, jalannya patah2, dengan bahasa isyarat bermaksud mau menyuplay sayur & daging segar, dijamin pasti segar, harga lebih murah lagi.

 

Org tua ini bisu, mukanya penuh dgn debu, dan beberapa bekas luka membuat dia tampak ngeri jelek. Istri tdk setuju, nampaknya orang tua membuat tidak enak dipandang. Tapi dia tdk menghiraukan penolakan istri, dan setuju. Orang tua itu didepan mata membuat dia teringat ibunya.

 

Orang tua itu menepati janjinya, tiap kali sayur yang dikirim atas permintaannya pasti segar. Setiap pagi jam 6, sayur satu gerobak penuh pasti tepat waktu diantar ke depotnya. Sekali tempo dia juga mengundang org tua makan bakmi, org tua makan dengan pelan, nampak menikmatinya.

 

Dia merasa hatinya pedih, beritahu org tua, setiap hari dia boleh makan bakmi disini. Org tua tertawa, jalan kemari dgn ter-tatih tatih. Melihat dia, entah teringat ibunya, rasanya ingin menangis. 2 tahun berlalu, depotnya jadi restoran, dia juga punya tabungan lumayan, dan beli rumah. Yang mengantar sayur untuk dia, masih tetap org tua itu.

 

Lewat setengah bulan, suatu hari, dia tunggu lama didepan rumah, tapi tdk nampak org tua itu. Lewat 1 jam, org tua belum datang. Dia tdk tahu bagaimna hubungi orang tuaitu. Terpaksa dia kirim karyawan pergi belanja. Setelah 2 jam, karyawan bawa pulang sayur, setelah diteliti, hatinya jadi mengeluh, mutu sayur jauh dibawah yg dikirim oleh orang tua itu.

 

Sayur yg dikirim org tua itu semua pilihan, hampir tdk ada kotoran, semua segar. Tapi, sejak hari itu, orang tua itu tidak nampak. Tahun baru  tiba, dia membuat cui kiao, dan mendadak bilang pada istrinya kalau mau beri org tua satu mangkok, sambil melihat dia masalah yang terjadi. Sudah seminggu tidak kirim sayur, ini tidak pernah terjadi.

 

Istri setuju. Setelah masak, dia bawa cui kiao mencari jejak org tua yang kakinya cacat itu, akhirnya dilorong yang berselang dua jalan menemukan dia. Dia ketuk pintu lama, tidak ada jawaban. Pintu tidak dikunci, dia dorong, didalam rumah sempit gelap itu, org tua berbaring, kurus tinggal tulang. Org tua melihat dia, dengan heran membuka mata dgn lebar, ingin bangun duduk, tetapi sdh tdk mampu.

 

Dia menaruh cui kiao di pinggir ranjang, menanya org tua apakah sakit. Orang tua buka mulut, ingin cerita, tetapi tidak bersuara. Dia duduk, melihat rumah kecil ini. Mendadak, terkejut membuka mulut dgn lebar melihat berapa foto yg didinding. Ini adalah foto bersama dia dengan mama. Bersambung…….  [dr. Frans Soetanto; dari grup WA-AMD; sumber dari Zakiah; http://www.sumbarprov.go.id/details/news/9238]-FR

 

Catatan : Selamat buat sobat saya dr. Frans S yang mulai baru sembuh (masa pemulihan) dari sakitnya akibat kecelakaan Lalin (ditabrak motor)-FR

Kemudian dia menikah dengan gadis sederhana. Bisnis depot baik sekali, karena masakan enak dan  murah, juga krn sopan ramah yg hangat dari dia dan istrinya. Setiap pagi jam 3~4 dia sudah bangun pergi belanja, sampai pagi baru membawa pulang sayur dan daging yang dibutuhkan.

 

Tanpa pembantu, berdua sibuk sekali. Sering karena kurang tidur, matanya merah. Tak lama kemudian, ada seorang tua mendorong gerobak datang. Dia bungkok, jalannya patah2, dengan bahasa isyarat bermaksud mau menyuplay sayur & daging segar, dijamin pasti segar, harga lebih murah lagi.

 

Org tua ini bisu, mukanya penuh dgn debu, dan beberapa bekas luka membuat dia tampak ngeri jelek. Istri tdk setuju, nampaknya orang tua membuat tidak enak dipandang. Tapi dia tdk menghiraukan penolakan istri, dan setuju. Orang tua itu didepan mata membuat dia teringat ibunya.

 

Orang tua itu menepati janjinya, tiap kali sayur yang dikirim atas permintaannya pasti segar. Setiap pagi jam 6, sayur satu gerobak penuh pasti tepat waktu diantar ke depotnya. Sekali tempo dia juga mengundang org tua makan bakmi, org tua makan dengan pelan, nampak menikmatinya.

 

Dia merasa hatinya pedih, beritahu org tua, setiap hari dia boleh makan bakmi disini. Org tua tertawa, jalan kemari dgn ter-tatih tatih. Melihat dia, entah teringat ibunya, rasanya ingin menangis. 2 tahun berlalu, depotnya jadi restoran, dia juga punya tabungan lumayan, dan beli rumah. Yang mengantar sayur untuk dia, masih tetap org tua itu.

 

Lewat setengah bulan, suatu hari, dia tunggu lama didepan rumah, tapi tdk nampak org tua itu. Lewat 1 jam, org tua belum datang. Dia tdk tahu bagaimna hubungi orang tuaitu. Terpaksa dia kirim karyawan pergi belanja. Setelah 2 jam, karyawan bawa pulang sayur, setelah diteliti, hatinya jadi mengeluh, mutu sayur jauh dibawah yg dikirim oleh orang tua itu.

 

Sayur yg dikirim org tua itu semua pilihan, hampir tdk ada kotoran, semua segar. Tapi, sejak hari itu, orang tua itu tidak nampak. Tahun baru  tiba, dia membuat cui kiao, dan mendadak bilang pada istrinya kalau mau beri org tua satu mangkok, sambil melihat dia masalah yang terjadi. Sudah seminggu tidak kirim sayur, ini tidak pernah terjadi.

 

Istri setuju. Setelah masak, dia bawa cui kiao mencari jejak org tua yang kakinya cacat itu, akhirnya dilorong yang berselang dua jalan menemukan dia. Dia ketuk pintu lama, tidak ada jawaban. Pintu tidak dikunci, dia dorong, didalam rumah sempit gelap itu, org tua berbaring, kurus tinggal tulang. Org tua melihat dia, dengan heran membuka mata dgn lebar, ingin bangun duduk, tetapi sdh tdk mampu.

 

Dia menaruh cui kiao di pinggir ranjang, menanya org tua apakah sakit. Orang tua buka mulut, ingin cerita, tetapi tidak bersuara. Dia duduk, melihat rumah kecil ini. Mendadak, terkejut membuka mulut dgn lebar melihat berapa foto yg didinding. Ini adalah foto bersama dia dengan mama. Bersambung…….  [dr. Frans Soetanto; dari grup WA-AMD; sumber dari Zakiah; http://www.sumbarprov.go.id/details/news/9238]-FR

 

Catatan : Selamat buat sobat saya dr. Frans S yang mulai baru sembuh (masa pemulihan) dari sakitnya akibat kecelakaan Lalin (ditabrak motor)-FR

One Response to Sudahkan kita berbakti ke Ortu(2/3)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis
Dengan mendaftarkan alamat email dibawah ini, berarti anda akan selalu dapat kiriman artikel terbaru dari Alumnimaterdei

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Anda pengunjung ke
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
Download Buletin Media Alumni Edisi 2
Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Alamo
alamo
Download Buletin
buletin-IAMDP 8 Download Buletin klik pada Gambar
Sahabat kita