SelinganFR(5)-Lagi komentar di Medsos
Tentu anda para Alumni kebanyakan ikut cuitan Media Sosial. Mereka bercerita tentang kondisi, pengalaman atau bersahutan menanggapi suatu kejadian dan guyonan. Ada juga yang hobinya copy paste statemen yang mereka terima.
Terlepas dari benar tidaknya (Hoax), mereka tidak pernah sebelumnya memeriksa kebenaran statemen itu. Perlu tidaknya disebarkan dan Seandainya diteruskan apa manfaatnya bagi penerimanya. Marilah kita tidak terkesan, dari pada nganggur, kasih kirim aja ke grup Medsos.
Padahal yang demikian itu menurunkan produktivitas pengirim dan penerimanya. Marilah kita ikuti pendapat dari Presiden kita, monggo :
(Berita teratas.com)-Presiden Jokowi menyesalkan mulai hilangnya identitas, karakter dan nilai Ke-Indonesia-an, seperti sopan santun, optimissme, kerja keras, saling menghormati serta nilai2 Islami. Termasuk ketika berkomentar di Media Sosial dan media online misalnya : WA-Twitter-BBM dsb
“Kalau kita lihat di medsos, twitter, instagram, WA, komentar2 di media online, saling menghujat, merendahkan orang lain, saling mengolok. Apakah itu nilai Agamis Indonesia?” ujar Jokowi saat menghadiri resepsi syukuran Peringatan 90 Tahun Pondok Modern Gontor di Ponorogo Jatim, (19/9/16).
Presiden minta nilai-nilai itulah yang harus menjadi perhatian khusus semua pihak, utamanya dari kyai dari pondok-pondok pesantren di seluruh Indonesia. Jokowi mengungkapkan sikap saling menjelekkan, mencela, merendahkan, menghina, mengolok, tidak terlihat pada 40-50 tahun lalu.
“Bapak ibu silahkan melihat medsos kita, begitu nilai2 yang saya sampaikan kelihatanya mulai hilang. Dan kita belum kita bicara nilai2 kerja keras, optismisme, perjuangan,” katanya. Beliau mengungkapkan rasa sedihnya pada perilaku anak bangsa yang tercermin dalam medsos dan komentar berita online.
“Baca komentar2 sedih kalau kita buka, saling hujat di situ, saling memaki. Saya yakin bukan nilai-nilai kita, ada nilai-nilai yang tidak sadar masuk menginfiltrasi kita dan itulah yang akan hilangkan karakter kita, identitas dan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia,” kata Presiden.
Untuk itu, kata Presiden, dirinya telah memerintahkan Mendikbud Muhadjir Effendy agar prosentaase pendidikan SMP dan SD diberikan lebih tinggi untuk pendidikan etika, budi perketi, sopan santun. (*http://www.beritateratas.com/2016/09/sedih-lihat-komentar-komentar-di-medsos.html)-FatchurR