Bedah Onkoplastik Harapan bagi pasien Kaknker Payudara
(cnnindonesia.com)- Jakarta, Kanker jadi momok dalam dunia kesehatan termasuk salah satunya kanker payudara. Menurut data Cancer Biology & Medicine 2014, insiden kanker di Indonesia sebanyak 48.998 dengan kematian 19.750 kasus. Jumlah ini diperkirakan terus meningkat.
Dari seluruh penyakit penyebab kematian di Indonesia, kanker payudara di posisi ke-11 dengan penyakit pembunuh no. 1 stroke. Bagi yang menderita kanker payudara, mengunjungi RS untuk berobat bakal jadi hal paling menakutkan. Ahli bedah payudara Alfiah Amiruddin menuturkan, mastektomi atau operasi pengangkatan seluruh payudara selalu jadi momok pasien kanker payudara.
“Wanita Indonesia suka pakai kebaya, anggun, bisa dibayangkan dia berbusana tanpa payudara. Karena itu, dulu orang takut ke RS karena menghindari mastektomi” kata Alfiah pada CNNIndonesia.com saat ditemui usai seminar Kongres Indonesia Diaspora di Hotel JS Luwansa, Jakarta (22/8).
Pasien kanker payudara harus diberi penjelasan detail mengenai teknik atau alternatif operasi kanker. Alternatif teknik operasi kini ada breast oncoplastic surgery atau BOC. Pasien tak perlu takut payudara yang ‘dibabat’ saat operasi, karena dengan metode bedah onkoplastik ini, tumor atau kanker dibuang dari tubuh pasien tanpa harus mengubah bentuk dan ukuran payudara.
“Breast oncoplastic surgery itu sudah lama. Mungkin di negeri ini, sejak beberapa tahun yang lalu orang terpaku dengan mastektomi, orang belum melihat peluang lain” ucapnya. Sebelum tindakan operasi, pemeriksaan dilakukan pada pasien. Tak semua kasus kanker payudara dapat diatasi dengan bedah onkoplastik. Ada faktor2 dilihat, termasuk rasio besaran kanker dengan besaran payudara.
“Perlu dicari treatment yang cocok bagi pasien, misal dilakukan skin sparing mastectomy, membuang semua isi dari payudara itu dengan menekan kulit serta puting di atasnya,” jelasnya. Teguh Aryandono, dokter dari jurusan bedah FK UGM mengatakan, rata2 pasien kanker payudara di Indonesia berusia (35-44), sehingga breast oncoplastic surgery dirasa lebih baik. Apalagi usia muda, tampilan jadi perhatian.
“Bedah ini lebih baik, dapat memperbaiki kualitas hidup, karena rata2 pasien masih muda,” kata Teguh dalam presentasinya. Meski kini pengobatan dan teknik operasi makin mumpuni, Teguh dan Alfiah menekankan pada deteksi dini penyakit kanker. Menurut Teguh, perlu ada riset yang sifatnya kolaboratif khususnya dalam hal deteksi dini.
Bagi Alfiah, semakin dini deteksi kanker, maka harapan hidup pasien akan semakin tinggi. Deteksi dini akan menjauhkan pasien dari terapi-terapi yang memakan biaya mahal.
“Kami tidak pernah bosan2 mendorong orang2 melakukan deteksi dini. (Deteksi dini) membuat kita sadar, dan memahami hormonal treatment costnya mahal,” tutupnya. (rah/rah; Elise Dwi Ratnasari; Bahan dari : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170822200109-255-236557/bedah-onkoplastik-harapan-baru-pasien-kanker-payudara)-FatchurR
Leave a Reply