Driver Ojol Pertama Berkaca Kaca Saat Sampaikan Pesan Untuk Nadiem
(m.tribunnews.com)-Driver ojek online pertama di Indonesia (ojol) Mulyono mengungkapkan sosok yang paling bersejarah dihidupnya itu mantan CEO Gojek, Nadiem Makarim. Ini lantaran Mulyono merasa Nadiem telah memberi pekerjaan pada dirinya.
“Mungkin kalau saya nggak kenal Nadiem Makarim sampai sekarang saya belum opang (ojek pangkalan)” paparnya. Lantas dia berikan ucapan terima kasih kepada Nadiem karena telah membuka lapangan pekerjaan.
“Oke kalau Pak Nadiem Makarim lihat mau bilang apa,” ujar Uya Kuya.
“Saya cuma bisa berucap makasih Pak Nadiem sudah membuka lapangan pekerjaan di Gojek,” tuturnya.
Tak hanya berterima kasih, Mulyono juga berpesan untuk Nadiem. Dia berhap Nadiem tetap sederhana dan rendah hati meski kini telah jadi Mendikbud.
“Agar sesuai dengan Nadiem yang saya kenal di tahun 2010, yang sederhana, tidak sombong.”
“Kini jadi menteri pun tetap rendah hati, selamat menjalankan tugas di Kemendikbud” pungkasnya.
Mulyono ungkap kejadian tak enak selama dia jadi Driver Ojol
Dia gabung bersama Gojek tahun 2010. Ia ceritakan saat itu baru ada 20 orang yang mendaftar driver ojol. “Tahun 2010 saya daftar di Gojek angkatan-1 sebanyak 20 driver” ceritanya, dilansir dari Youtube Uya Kuya TV.
Dia mengatakan dirinya tidak tahu jika dapat nomor khusus 001 saat mendaftar sebagai driver ojol. “Untuk 01 nya saya nggak tahu, saya tahu pada kisaran tahun 2016”. Awal mula dia tahu jika dirinya mendapat nomor khusus 001 ketika mendatangi acara dengan Kemenhub. Saat itu disebutkan ada driver ojol dengan nomor 001 yang menghadiri acara itu. Ternyata dia diminta naik ke panggung.
“Tahunya bagaimana pak?” tanya Uya Kuya.
“Pihak manajemen menginformasikan ada driver 01 Gojek, dipanggil ke panggung saya sama pak menteri di kasih HP,” jawab Mulyono.
“HP nya sampai sekarang masih saya pakai,” imbuhnya.
Sebelum mendaftar sebagai driver ojol, Mulyono berprofesi sebagai tukang ojek pangkalan.
“Sebelum jadi ojol bapak ngapain pak?” ujar Uya.
“Ojek pangkalan” jawabnya. Ketika memutuskan menjadi driver ojol banyak tantangan harus dilaui.
“Itu bapak gimana merangkul tukang ojek pangkalan supaya mau pindah jadi ojol?” ujar Uya Kuya.
“Suatu tantangan luar biasa beratnya waktu itu,” tutur Mulyono.
Ada kejadian tidak enak saat mengantar barang kepada customer. Kejadian ini tahun 2012 di Tangerang.
“Saya di Tangerang dkalungin senjata tajam,” ungkapnya. Saat hendak masuki komplek perumahan dia dihadang dan dilarang masuk oleh tukang ojek pangkalan. Namun dia ngotot untuk masuk ke komplek itu.
Dia juga diperlakukan tidak enak saat berniat mengajak tukang opang bergabung ke driver ojol. Mulyono mendapat pukulan dari mereka. Meskipun ajakannya selalu mendapatkan penolakan, namun Mulyono mengaku tidak pernah bosan terus meminta teman-temannya jadi driver ojol.
“Mereka nggak mau awalnya, cuma saya tidak bosan mengajak” ucapnya. Mulyono memiliki tujuan mengajak opang bergabung jadi driver ojol. “Karena waktu itu saya berpedoman, saya pengen ojek-ojek pangkalan itu gabunng di Gojek biar saya kemana-mana ini aman,” tuturnya.
Ada rasa iri dari opang pada driver ojol. Karena opang merasa semua penumpang diambil driver ojol. Padahal jadi driver ojol jauh lebih enak jika disbanding opang. Kini di wilayahnya tidak ada lagi konflik antara opang dan ojol. “Kalau di jabodetabek alhamdulillah aman,” pungkasnya.
(Penulis: Lita Andari Susanti; Editor: Bobby Wiratama; Bahan dari : Tribun Palu dan https://m.tribunnews.com/nasional/2019/12/26/driver-ojol-pertama-di-indonesia-berkaca-kaca-saat-sampaikan-pesan-ini-untuk-nadiem-makarim)-FatchurR *



Jl. kedungsari 117-119 Surabaya
Telp. (62-31) 5312215-5353183-4
Fax. (62-31) 5312636
Buletin Media Alumni bag. 1, 


Leave a Reply