Teropong-OR Basket dan Lansia(2/2)
Beberapa kali saya mendapat berita senior atau teman2 sebaya yang menderita sehabis OR keras. Makanya ikuti kutipan dari healthdetik.com berikut : Lansia di atas 60 tahun harusnya tetap ber-OR agar ototnya tidak melemah dan kendur.
Biasanya, dokter anjurkan OR ringan sembari duduk atau berbaring agar tak membebani sendi. Tapi duduk atau berbaring, lansia harus ikuti anjuran dokter sebelum ber-OR. Salah satunya ukur denyut nadi agar OR-nya tidak berlebihan yang berefek negatif bagi tubuh.
dr Arie Sutopo SpKO mengatakan ada rumus khusus untuk mengukur denyut nadi lansia ketika ber-OR. Rumusnya denyut maksimal dikalikan 50-70% tergantung kondisi tubuh. Denyut nadi maksimal didapat dari angka 220 dikurangi jumlah umur.
“Misal umur 60 tahun, denyut nadi maksimalnya 220 dikurangi 60 jadi 160. Denyut nadi latihannya itu 50-70% dari 160, kira-kira 80-100 per menit,” tutur dr Arie ke detikHealth tertulis, Kamis (12/6). Sangat dianjurkan ada dokter atau minimal sarjana OR (pelatih) untuk mendampingi lansia yang ber-OR. Sehingga denyut nadi dapat selalu diukur agar tak melebihi batas.
Jika denyut nadi melebihi batas denyut nadi latihan? Kondisi ini disebut dr Arie overtraining atau kelebihan latihan. Risikonya lansia merasa lelah dan bisa sensitif, atau kematian. “Kalau overtraining bisa marah2 karena pelepasan hormonnya nggak karu2an. Kalau yang ada risiko jantung / stroke ya bisa2 kena juga kalau overtraining”. (up/up; M. Reza Sulaiman); Tamat dulu ya…………..
Monggo lengkapnya klik aja : (https://health.detik.com/read/2014/06/12/150727/2606408/763/tak-asal-olahraga-denyut-nadi-lansia-pun-harus-diukur-agar-tak-bahaya)-FatchurR
Catatan : Jadi hati2 dan waspadalah kepada senior2ku, atas warning ini (FR)