Bahagia karena terbebas
Tahun 70an ada film Indonesia yang mengisahkan seorang guru yang karena kemiskinannya menggelapkan inventaris kantor di sekolahnya. Ia terpaksa melakukan hal tersebut agar dapat membiayai istrinya yang akan melahirkan.
Guru tersebut menanggung rasa bersalah yang begitu besar, sampai hujan-hujanan ia berupaya menemui pimpinannya untuk mengaku kesalahannya dan meminta pengampunan. Akhir cerita ini tragis. Pak guru ini meninggal karena sakit akibat kehujanan dan menanggung perasaan bersalah.
Menyimpan kesalahan; dosa dan tidak segera membereskannya, membuat penderitaan batin yang berlarut. Itu yang umum kita alami. Hanya ketika ia mengakuinya dan membereskannya barulah kelegaan diperoleh. Barulah ia kembali merasakan sukacita dan damai sejahtera.
Mari semua orang yang sedang kehilangan damai sejahtera karena menyimpan kesalahan dan dosa untuk menyucikan kembali hatimu serta memurnikan nuranimu dari segala kepahitan dan rasa bersalah yang berkepanjangan. (AndreW)
Leave a Reply