Mengenal Adat pernikahan Gorontalo
(mahligai-indonesia.com)-Kita patut bersyukur Alumni MDP Probolinggo punya banyak anggota yang beragam sukunya. Beberapa orang berasal dari Gorontalo. Dan salah satunya, sahabat yang satu ini dr. Poppy yang kini bermukim di Jerman. Dia berbagi foto pengalaman Tradisi pernikahannya.
Gorontalo, punya tradisi adat pernikahan unik dan memukau. Adat pernikahannya memiliki pakem yang harus dipatuhi. Pemilihan warna misalnya, warna2 putih dan biru dianggap ekspresi duka cita, sehingga tabu dipakai pernikahan adat. Hiasan kuku mempelai wanita, mirip hiasan kuku pengantin Palembang.
Calon pengantin perlu belajar tari singkat, karena ada ritual adat yang mengharuskan calon mempelai pria menunjukkan kebolehan menari dan melempar selendang. Mempelai wanita juga, ia mesti lihai pegang alat (pedang), sambil menari di depan pelaminan.
Prosesi Pra Pernikahan Gorontalo
Setelah proses meminang (Tolobalango istilah Gorontalo), prosesi adat lanjut mengantar seserahan dan mahar dari pihak calon mempelai pria ke pihak calon mempelai wanita. Mahar dan hantaran lain berupa barang2 berharga serta perhiasan, semua dibawa dalam wadah berbentuk seperti perahu (kola-kola).
Selain perhiasan, ada buah2 wajib jadi barang bawaan saat seserahan dengan makna dan symbol beragam. Prosesi mengantar mahar dan barang seserahan dengan suasana semarak dan suka cita, dengan iringan tabuhan rebana dan genderang adat yang melantunkan lagu tradisional Gorontalo.
Malam sehari sebelum upacara pernikahan, pihak keluarga calon mempelai pria mengunjungi rumah calon mempelai wanita. Kehadirannya diiringi pemuda2 sebaya. Upacara ini disebut Mopotilontahu atau Molilo huwali yang berarti “menengok dan mengintip” calon mempelai wanita. Terdengar unik, bukan?
Secara tradisi, calon mempelai wanita hanya sembunyi dan mengintip calon mempelai pria dari balik kamarnya, sambil melihat rangkaian acara. Tahap ini, calon mempelai pria dan ayahnya atau wali menari Saronde atau Molapi Saronde (melempar selendang). Tarian ini untuk memperlihatkan ke si gadis, bahwa si pria siap mengarungi bahtera rumah tangga.
Prosesi Hari H Pernikahaan Gorontalo
Pada acara puncak di keesokannya, pemangku adat memimpin jalanannya rangkaian acara sesuai akad atau pemberkatan pernikahan pasangan mempelai. Kalau malam sebelumnya mempelai pria yang menari, kini giliran wanita ditemani pendamping senior dan telah berkeluarga menari tradisional Tidi Daa atau Tidi Loilodiya.
Tarian ini menggambarkan keberanian dan keyakinan mempelai wanita menghadapi badai dalam kehidupan berumahtangga. Meski tarian tidak tampak rumit, namun calon mempelai wanita perlu berlatih atau gladi resik dulu. Prosesi menari Tidi Daa biasanya digelar di depan pelaminan – disaksikan tamu undangan saat resepsi pernikahan.
Dekorasi Pelaminan Pernikahan Gorontalo
Ada 4 warna yang wajib diaplikasikan pada dekorasi pelaminan adat Gorontalo, yakni ungu, kuning emas, hijau dan merah. Tiang2 pilar penyangga kanopi dengan bentuk unik, dibalut beberapa kain sesuai warna adat yang digunakan. Bagian atas kanopi melambangkan mahkota kerajaan.
Untuk perhelatan besar di gedung atau hotel, biasanya pelaminan adat dipadukan dekorasi modern, antara lain penambahan elemen dekoratif lain seperti vas berisi rangkaian bunga segar, tata cahaya (lighting) modern, membingkai pelaminan adat dengan etalase dekoratif gaya kontemporer. (Tim Mahligai Indonesia; Bahan dari : http://mahligai-indonesia.com/pernikahan-nusantara/prosesi-adat/adat-pernikahan-gorontalo-3530)-FatchurR