Menyikapi Handuk Basah
(islampos.com)-Seorang istri punya suami dengan keniasaan kurang baik yaitu meletakkan handuk basah diatas kasur. Hal itu membuat istrinya kesal. Tidak heran, si istri sering ngomel pada suaminya.
Tapi apa yang terjadi? Suaminya tak pernah berubah. Capek marah2, si istri mulai ganti cara. Ia menyindir suaminya dengan ucapan: “Bagus sekali ya, ada handuk basah di tempat tidur!”
Atau kadang dia berteriak, “Kapan ya…handuk bisa jalan sendiri ke jemuran?”
Apakah suaminya berubah? Oh, Tidak! Bahkan si suami makin sebel sama si istri. Karena pikirnya, hal kecil seperti itu kenapa bisa jadi masalah?
Akhirnya di satu titik, si istri merasa capek, marah sudah, nyindir sudah, tapi tak ada hasilnya.
Mengubah orang lain susah, apalagi untuk hal yang sudah jadi kebiasaannya sejak kecil.
Akhirnya ia mengubah pikirannyai. “Baiklah, handuk basah ini akan menjadi permadaniku di surga nanti. Makin banyak aku memindahkan handuk basah ke jemuran, maka akan semakin banyak permadani indahku di surga nanti,” ujar si istri dalam hati.
Setiap melihat handuk basah di kasur, si istri tersenyum dan bergegas menjemurnya. Perasaannya berubah jadi bahagia sekali. Apakah handuknya berubah? Tentu tidak! Handuk basah itu tetap ada di kasur. Yang berubah cara pandang dirinya pada handuk basah itu. Ia tak lagi tertekan oleh kondisi itu.
Waktu berlalu. Suatu hari si istri kaget. Tak ada lagi handuk basah di kasurnya. Ia sudah lupa sejak kapan ia tak lagi melakukannya. Rupanya melihat keikhlasan istrinya, sang suami tergerak untuk melakukannya sendiri. Inilah yang dinamakan “Games of Mind”.
Kadang ada hal yang sulit kita ubah pada orang lain. Jika ingin hasil yang lebih baik, maka ubahlah diri kita lebih dulu. Selamat bermain-main dengan pikiran Anda sendiri. Bahagia, sedih, syukur, mengeluh, semua adalah tergantung diri kita, kitalah yang memilih. (Saad Saefullah; Bahan dari : https://www.islampos.com/handuk-basah-107389/)-FatchurR *
Leave a Reply