Yang Mendulang Uang Dari Vaksin Covid-19(1/2)
(ekbis.sindonews.com)-LONDON; Pemerintah hingga badan non profit menginvestasikan dana mereka hingga miliaran dolar untuk Vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan swasta. Di awal pandemi, kita diperingatkan butuh bertahun-tahun mengembangkan vaksin. Jadi jangan berharap terlalu cepat!.
Setelah hanya 10 bulan, suntikan vaksin dimulai dan ada perusahaan farmasi di belakangnya yang berlari kencang. Akibatnya, analis investasi memperkirakan setidaknya 2 dari mereka, yakni perusahaan biotek Amerika Moderna dan BioNTech Jerman dengan mitranya, perusahaan raksasa AS Pfizer, akan cenderung menghasilkan miliaran dolar tahun depan.
Tapi tak jelas berapa banyak pembuat vaksin ini akan mendulang uang dari hal itu. Pasalnya melihat dari cara vaksin didanai dan jumlah perusahaan yang bergabung dalam perlombaan untuk membuatnya, tiap kesempatan untuk menghasilkan keuntungan besar bisa berumur pendek.
Siapa yang sudah menaruh uangnya
Karena kebutuhan vaksin mendesak, pemerintah dan donor menggelontorkan miliaran pound ke proyek untuk membuat dan menguji Vaksin . Organisasi filantropi seperti Gates Foundation mendukung pencarian itu, hingga individu termasuk pendiri Alibaba Jack Ma dan bintang musik country Dolly Parton juga turun tangan.
Total, pemerintah telah menyediakan 6.5 miliar poundsterling, menurut perusahaan analitik data sains Airfinity. Sedang organisasi nirlaba menyediakan hampir 1.5 miliar pounds. Ditambah 2.6 miliar pounds asal dari investasi perusahaan, dengan banyak dari mereka bergantung pada pendanaan dari luar.
Ada alasan bagus perusahaan besar tak buru-buru mendanai proyek vaksin. Membuat vaksin, dalam kondisi darurat kesehatan belum terbukti menguntungkan di masa lalu. Proses penemuan vaksin butuh waktu dan jauh dari kata pasti.
Negara-negara miskin butuh pasokan besar tapi tidak mampu bayar dengan harga tinggi. Dan vaksin biasanya tidak cukup diberikan hanya 1x atau 2x. Obat-obatan yang diinginkan negara-negara yang lebih kaya, terutama yang butuh dosis harian, adalah pemintal uang yang lebih besar.
Yang mulai mengerjakan vaksin penyakit lain seperti Zika dan Sars telah melakukannya dan melukai diri mereka sendiri. Di sisi lain, pasar untuk jab flu, yang bernilai miliar dolar setahun, menunjukkan jika Covid-19, seperti flu dan butuh jab booster tahunan, maka itu bisa menguntungkan bagi perusahaan. Mereka akan menghasilkan produk paling efektif, dan paling hemat biaya.
Siapa yang mulai bergerak?
Beberapa perusahaan tak ingin terlihat untung dari krisis global, terutama setelah menerima banyak pendanaan dari luar. Pembuat obat besar AS, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca dari Inggris yang bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi berbasis di University of Oxford, berjanji untuk menjual vaksin dengan harga yang hanya menutupi biaya pembuatan.
AstraZeneca kini menawarkan harga vaksin termurah yakni USD4 (3 Pounds) per dosis atau Rp56.000 (kurs Rp14.000/USD). Moderna, perusahaan bioteknologi kecil, yang telah bekerja pada teknologi di balik vaksin RNA ground-breaking bertahun-tahun. Harga dipatok jauh lebih tinggi, USD37 per dosis.
Tujuannya menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham perusahaan (meski bagian dari harga yang lebih tinggi akan menutupi biaya pengangkutan vaksin itu pada suhu sangat rendah). Namun tidak berarti harga itu tetap bertahan pada level ini.
(akr; Anto Kurniawan; Bahan dari : https://ekbis.sindonews.com/read/267026/34/siapa-mendulang-uang-dari-vaksin-covid-19-1607901136)-FatchurR * Bersambung…..



Jl. kedungsari 117-119 Surabaya
Telp. (62-31) 5312215-5353183-4
Fax. (62-31) 5312636
Buletin Media Alumni bag. 1, 


Leave a Reply