alumnimaterdei.com

Fauna Mangrove:
Ekosistem mangrove merupakan habitat bagi berbagai fauna, baik fauna khas mangrove maupun fauna yang berasosiasi
dengan mangrove. Berbagai fauna menjadikan mangrove sebagai tempat tinggal, mencari makan, bermain, atau tempat berkembang biak.

Jenis fauna pada ekosistem mangrove Kota Probolinggo
Fauna darat antara lain golongan reptil, seperti ular dan Biawak (Varanus salvator), laba-laba (Aracnida), serangga (Insecta), dan berbagai jenis burung.
Fauna laut didominasi oleh Mollusca dan Crustaceae.  Golongan Mollusca umunya didominasi oleh Gastropoda, contohnya keong dan tiram sedangkan golongan Crustaceae didominasi oleh Bracyura – kepiting.
Produk Hasil Olahan Mangrove di Kota Probolinggo
Buah mangrove dapat direbus dan diolah menjadi bermacam-macam masakan dan kue kering maupun basah. Antara lain: buah tinjang, buah api-api, bogem dan alor.
Buah mangrove dapat dibuat tepung yang dikenal dengan tepung mangrove, biasanya dipakai sebagai campuran membuat kue. Dengan pengembangan teknologi di bidang pangan, buah mangrove dapat diolah menjadi bahan setengah jadi

Produk olahan yang terbuat dari buah mangrove jenis api-api; roti gulung, putu ayu, kroket, onde-onde, aneka kue kering dan kolak mangrove. Dari buah alor bisa dibuat bothok dan dari buah bogem untuk pembuatan sirup.

Strategi Pengelolaan dan Pelestarian Ekosistem Mangrove Kota Probolinggo
(a)    sosialisasi fungsi hutan mangrove, terutama fungsi ekologis.
(b)    rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove.
(c)    penggalangan dana dari berbagai sumber
(d)    pengembangan silvofishery.
(e)    program perencanaan partisipasi pembangunan dengan melibatkan masyarakat dan pendekatan PRA (Participatory Rural Apraisal)

Upaya Pembudidayaan Mangrove di Kota Probolinggo
1.    Pemilihan Bibit yang akan ditanam berasal dari biji mangrove yang sudah tua di pohon, sehat, subur (ditandai dengan daun mengkilap relative hijau. Media pembenihan menggunakan tanah rekat agar bibit tidak goyang.

2.    Yang harus diperhatikan dalam pengangkutan dan penampungan bibit ke lokasi tanam, diantaranya:
(a)    Jangan sampai merusak daun, batang maupun akar
(b)    Sebaiknya diatas kendaraan dilindungi dengan terpal
(c)    Jumah bibit yang diangkut ke lapangan disesuaikan dengan kemampuan menanam dalam satu hari
(d)    Tempat penampungan sementara harus terlindung dari sinar matahari dan gangguan manusia/hewan
(e)    Disiram tiap hari dengan posisi bibit berdiri

3.     Persiapan penanaman
Sistem penanaman yang baik ada 2 cara yaitu Secara langsung, dengan cara menancapkan biji yang sudah tua ke tanah (untuk jenis tanaman tinjang). Dan secara tidak langsung, dengan cara menyemaikan biji terlebih dahulu

4.    Peralatan yang dipersiapkan untuk penanaman :
Ajir, digunakan untuk menopang tanaman agar tidak terbawa arus gelombang air laut dan untuk memberi tanda kepada masyarakat bahwa di tempat tersebut ada tanaman. Juga Tali raffia, digunakan untuk mengikat tanaman mangrove pada ajir agar tidak terbawa arus gelombang air laut

5.    Pemilihan lokasi penanaman
(a)    Berlumpur dan sedikit berpasir
(b)    Penanaman tidak boleh berhadapan dengan gelombang besar yang hampir rata-rata tiap hari/bulan
(c)    Keadaan rata-rata air diatas lumpur yang baik diatas 1,7 m buku pasang surut air
(d)    Jauh dari tempat tambatan kapal nelayan
(e)    Salinitas garam antara 5 – 35 gram NaCl per liter karena jika melebihi tanaman tidak akan bertahan
(f)    Musim tanam yang ideal adalah awal musim penghujan

6. Pemeliharaan tanaman mangrove yang sudah ditanam dapat dilakukan melalui:
Penyulaman; Pembersihan tiram yang menempel pada mangrove; dan Pemberian ajir pada tanaman mangrove yang roboh (Tim Peneliti SMAK Probolinggo)

One Response to “SMAK PROB DAN MANGROVE-(2)”