Gaya Hidup Bangsa China(3/4)
Jualan kacang buntelan berubah jadi pabrik kacang
Saya sudah ke Eropa, AS, Timur Tengah, Afrika, dsb. China lebih mendulukan kerja dari makan. Mereka rutin ber-OR, sehingga langsing. Orang AS, umumnya bawa perutnya sudah keberatan, sebab kebanyakan makan.
Di China; kalau ayahnya jualan kacang buntelan, maka anaknya nanti, usahanya pabrik kacang. Faktor enterpreneurship, China itu no. 1 di dunia. Orang Barat itu hebat meneliti dan penemuan. Mereka temukan listrik dsb. Tapi berdagang, cari rezeki, jagonya itu China.
Ini membuat saya mikir2: seandainya ibadah, tauhid, dan akhlaq kita digandeng dengan etos kerjanya China, maka saya kira, itu yang dimaksud Hadits; “Bekerjalah untuk duniamu, seakan kau hidup selamanya; dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan kau akan mati esok”
Kesalahan kita seakan tak kerja keras itu bagian tasawuf. Pandangan itu bagian dari kebodohan. Tasawuf itu ngeresi ati, bukan nganggur. Banyak yang merasa mulya ketika ngganggur, tapi kok urip, orang ini benalu atau seperti bunga teratai yang terombang-ambing di air, berbunga, tak bisa lepas dari air.
Saya lihat China ngomong seperlunya, karena kerjaan didahulukan. Di sini, ber-bincang2 bisa 4 jam sambil menghabiskan kopi 4 gelas, dan cerita yang tak berguna. Ini wasting time (me-nyia2kan waktu). Dalam Hadits, orang yang me-nyia2kan waktu atau hidupnya, berarti dia di-sia2kan Allah SWT.
Rasul SAW ditanya, Rezeki apa yang terbaik, dijawab; “Yang terbaik itu rezeki hasil tangan sendiri”. Kadang2, karena orang tua mampu, maka anak2 nebeng ke ortu. Dia tidak ada kreativitas; Begitu ortu wafat dia kelabakan. (KH. A. Hasyim Muzadi; Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang)
Monggo lengkapnya klik aja : Bersambung……. (http://mylazuardi.multiply.com/journal/item/7/BELAJARLAH_GAYA_HIDUP_KEPADA_BANGSA_CHINA)-FatchurR
Leave a Reply