Harvey Pekar
Harvey Pekar, dalam novel grafisnya yg berjudul The Quitter, menceritakan perjalanan hidupnya yg penuh kecemasan sehingga selalu gelisah di sekolah, gagal kuliah, & berganti-ganti pekerjaan.
Sebenarnya, ia sudah sukses dengan komik yg berjudul American Splendor, menang di Festival Cannes & Sundance, mendapat pujian dari USA Today & New York Times, juga mendapat kontrak2 besar. Namun di halaman terakhir, Pekar berkata:
“Mungkin aku akan selalu cemas, sekalipun buku-buku yg kutulis laku keras. Aku bermimpi bisa hidup tenang tanpa masalah dalam jangka panjang. Tetapi umurku sekarang sudah 65. Jadi, apa itu akan terjadi?”
Harvey Pekar, jenius komik yang hatinya terikat kecemasan, akhirnya meninggal pada Juli 2010 lalu. Ia mengidap kanker. Namun, sumber utama kematiannya bukan disebabkan kanker, melainkan terlalu banyak mengkonsumsi obat anti depresi. Ini mendorong kita utk memeriksa diri:
Apakah ”semak duri” masih menghimpit hidup kita? Apakah Firman Tuhan & kebenaran-Nya sudah kita nomor duakan? Mari belajar berserah kepada Tuhan, sehingga benih Firman Tuhan & kebenaran-Nya di hati kita, dapat bertumbuh & berbuah. (Andre Wajudibroto)
Leave a Reply