Sejarah Kartu Natal

Kartu Natal pertamaSebuah kartu ucapan dapat mewakili kehadiran seseorang, Sebuah kartu ucapan dapat mewakili ungkapan hati, Sebuah kartu ucapan dapat mengobati kerinduan hati, Sebuah kartu ucapan dapat memberi kehangatan pada hidup seseorang, dan Sebuah kartu ucapan dapat pula mendekatkan hati dalam kehidupan keluarga.

Ucapan-ucapan yang terungkapkan bisa hanya terdiri dari beberapa kata sederhana dan romantis dalam bentuk puisi atau prosa. Gambar maupun kata-kata yang tertera di kartu seakan mewakili si pemberi kartu dalam mengungkapkan isi hatinya.

 

Pesan yang disampaikan, serius atau bernada humor, mengungkap perasaan seperti persahabatan, cinta, rasa simpati, terima kasih, harapan. Kartu Natal adalah ucapan yang dihiasi gambar berkaitan dengan Natal. Tema gambar bisa beraneka ragam, mulai Kelahiran Kristus, Bintang Betlehem, Sinterklas, Pohon Natal, hingga manusia salju.
.
Kartu Natal tersedia dalam bentuk satuan atau kemasan berisi sejumlah kartu dengan desain seragam atau berbeda-beda. Pada halaman dalam biasanya terdapat kalimat ucapan standar, walaupun ada kartu kosong yang harus ditulisi sendiri.
.
Kartu Natal pertama di dunia, dilukis John Callcott Horsley (1818-1903). Dia seniman di London, Inggris. Kartunya ini (1843) terbagi atas 3 bingkai. Bingkai tengah menunjukkan gambar keluarga sedang menikmati makan malam Natal sambil minum anggur.

 

Bingkai lebih kecil di kedua sisi, menunjukkan perbuatan yang berlandas nilai kristiani. Bingkai sebelah kiri menggambarkan pemberian makanan pada orang lapar, sedang bingkai kanan menggambarkan pemberian pakaian pada fakir miskin. Di bagian bawah tertulis ucapan terkenal yang dipakai untuk ungkapan hari Natal “A Merry Christmas and a Happy New Year to You.”

.

Kartu Natal itu menjadi kartu Natal komersial pertama dicetak di London atas perintah Sir Henry Cole di tahun 1843. Ide mencetak kartu Natal cemerlang, sekitar 1.000 lembar kartu laku dijual dengan harga 1 shilling per lembar. Pada mulanya kartu Natal buatan Inggris jarang menampilkan gambar bertema keagamaan atau musim dingin.

 

Kartu lebih menonjolkan gambar bunga, peri dan gambar menarik lain yang mengingatkan musim semi. Kartu Natal berkembang menjadi berbagai macam ukuran dan bahan kertas. Berbagai macam gambar juga menjadi populer, seperti gambar binatang atau anak kecil yang lucu-lucu.
.

Louis Prang adalah seorang penerbit yang pertama kali mencetak kartu Natal komersial di Boston, Amerika Serikat, sehingga disebut sebagai bapak kartu ucapan dari Amerika. Ia adalah pelarian dari Jerman yang membuka toko pertama yang mencetak kartu iklan dan pengumuman.

 

Dia merancang dan menjual kartu Natal berwarna yang pertama pada tahun 1874. Kartu Natal yang diproduksinya begitu populer sampai muncul kartu tiruan berharga murah yang akhirnya menyebabkan Louis Prang bangkrut.
.

Kepopuleran kartu pos mengungguli ucapan selamat berbentuk kartu. Kepopuleran kartu Natal kembali di 1920-an, dan kali ini dijual berikut amplopnya. Kartu Natal yang diberikan pada Pangeran Wales dari Inggris 1929, merupakan salah satu kartu terkenal dalam ukuran kecil, terbuat dari sebutir beras.

 

Sedangkan kartu ucapan terkenal berukuran besar (53 x 84 cm) : kartu Natal untuk Presiden Calvin Coolidge pada tahun 1924 . Tradisi mencetak kartu Natal kenegaraan mulai Ratu Victoria 1840-an. Kartu Natal Gedung Putih pertama dicetak 1953 semasa Presiden Dwight Eisenhower.
.

Kartu Natal sering digunakan berbagai organisasi sebagai sarana pengumpul dana. Salah satu kegiatan pengumpulan dana yang terkenal, program kartu Natal UNICEF dimulai 1949. Organisasi internasional pelukis penyandang cacat AMPFA dengan cabang Yayasan AMFPA Indonesia menjual kartu ucapan berlukisan penyandang cacat yang melukis dengan mulut / kaki.
.
Kartu Natal tradisional kini disaingi ucapan Natal dan Tahun Baru lewat surat elektronik atau pesan singkat melalui telepon genggam. PT Pos Indonesia memiliki layanan SMS-Pos yang memungkinkan pengiriman kartu ucapan tradisional melalui telepon genggam.
.
Saat ini, tradisi melakukan pengiriman kartu natal masih berlangsung walau lebih banyak yang melakukan pengiriman salam natal kepada kerabat melalui media sosial. Suasana natal akan kurang jika kita tidak menerima ucapan selamat natal dan tahun baru melalui kartu natal.

 

Semoga saja tradisi ini tidak luntur dengan makin maraknya perkembangan teknologi. (Sumber : wikipedia, sinar harapan, dll. Dan http://christoblogy.blogspot.com/2010/04/sejarah-kartu-natal.html)-FatchurR

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis
Dengan mendaftarkan alamat email dibawah ini, berarti anda akan selalu dapat kiriman artikel terbaru dari Alumnimaterdei

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Anda pengunjung ke
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
Download Buletin Media Alumni Edisi 2
Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Alamo
alamo
Download Buletin
buletin-IAMDP 8 Download Buletin klik pada Gambar
Sahabat kita