Sejarah Batik Manggur

batik-manggur-2Berawal Dari Bordir, Serius Menekuni Batik. Mungkin tak ada yang mengira jika pinggiran Kota Probolinggo, yang kanan dan kiri alam berupa pepohonan menyerupai alas, pemakaman umum, dan gelap gulita jika malam hari, disini terdapat pembatik wanita yang tekun, ulet, dan handal. 

 

Beliau tak hanya mengandalkan perannya sebagai pemilik, pengelola dan pimpinan merek bordir dan batik “Manggur”, Tapi lebih dari itu beliau benar2 ahli dan bakat alam sebagai pembordir dan pembatik yang butuh kesabaran khusus untuk menekuninya.

 

Dengan keahliannya ini beliau kerap diundang sebagai pelatih, instruktur dan praktek langsung pembuatan batik di setiap even khusus yang perlu keahliannya. Ibu Malikha“, begitulah panggilan akrab wanita dengan dua orang anak ini.

 

Meski awalnya Ibu Malikha hanya wanita yang mengurus rumah tangga namun kemajuan dan kebulatan tekad membuat wanita berjilbab ini jadi wiraswasta handal yang mampu meningkatkan taraf hidup tetangga.

 

malikha-sejarah-batik-manggurAwalnya Ibu mallikha usaha coba2 mengisi waktu sebagai ibu rumah tangga dengan berkatih membuat bordir dan menjahit.  Dari ketekunannya beliau berani menerima jahitan dan bordir. Tak disangka, banyak puas hasil karyanya hingga 1 tahun dan 2008 beliau banyak menerima order bordir dan jahitan baju.

 

Keahlian yang dimiliki tak dibiarkan mengendap, dengan niat berbagi ilmu sekaligus mencari tenaga kerja sesuai keahlian dan harapan, beliau buka kursus bordir dan menjahit bagi tetangga / peminat. Selesai menamatkan kursus, anak didiknya tak dibiarkan, tapi mereka direkrut jadi tenaga kerja sesuai kebutuhan dan perkembangan usaha bordirnya.

 

Dan dua pelatihan awal membatik yang diadakan dinas setempat, yaitu Diskoperindag Kota Probolinggo, beliau mengikuti pelatihan yang terakhir, namun Ibu Malikha berani mewujudkan dalam produksi kain batik disaat teman2 UMKM sesama peserta pelatihan ragu memproduksi terlalu banyak karena takut kain itu tidak mampu terjual.

 

Tapi keinginan berikthiar lebih dulu dari memikirkan hasil akhir, mendorong beliau mewujudkannya dalam karya cipta seni dan budaya. Hal ini terbukti pada perayaan SEMIPRO 2009. Dan karya batik tulis yang dipamerkan paguyuban pengrajin batik tulis itu (Srikandi), 95% adalah milik Batik “Manggur” produksi ibu malikha.

 

Menginjak 2009, beliau dapat undangan pertemuan rutin di KADIN Probolinggo. Saat itu diumumkan dirumah ibu IDA kustiani, seorang pemilik UMKM yang bergelut dibidang yang sama, akan diadakan pelatihan batik setiap hari minggu dan setiap hadir diharuskan mengisi kas Rp. 2000,-

 

Dilain pihak, Ibu Malikha dar membatik merupakan pekerjaan yang butuh kesabaran. Dan justru karena keinginan kuat untuk melatih kesabaran inilah yang mendorong Ibu Malikha terjun menggeluti dunia batik. Tak disangka dari keinginan melatih kesabaran diri, tercipta berbagai corak Batik Probolinggo yang bermerk “Manggur” ini,

 

Diantaranya Motif Pesisiran, Angin, Mega Mendung, Mangga Parang, Mangga Kawung danlain lain. Warna batik tulis beraneka ragam dan yang cerah hingga gelap sesuai motif yang  di inginkannya ini. Ibu Malikha sedikit berbagi tips, “Tidak sulit menciptakan suatu motif atau desain batik, tinggal kita mencoba menuangkan apa yang ada disekitar kita.

Misalnya Image Kota Probolinggo masyarakatnya pesisir, maka saya tuangkan image itu dalam desain kain batik dengan motif gabungan, ada ikan dan rumput laut. Begitupun motif angin. Probolinggo yang identik dengan anginnya, maka corat-coret di kain putih, jadilah kain batik motif angin.

 

Tidak sulit menciptakan motif, tinggal kita berani berksperimen ”Tutur wanita yang mudah senyum ini” Mengenai proses pembuatan, diakui pembuatan batik tulis tidak semudah batik printing. Kalu printing, saya yakin semua orang bisa membuat. Tapi tidak demikian dengan baik tulis.

 

Batik Tulis dipengaruhi mood dan suasana hati pembuatnya. Bila dalam kondisi bad mod, goresan canting dan desain bisa berbeda satu sama lain” jelasnya. Hal ini berpengaruh pada segi harga jual masing-masing kain batik.

 

Tergantung motif jenis kain, dan proses pembuatan. Karena itu  batik tulis lebih mahal dari batik printing. Namun untuk memberi kepuasan ke konsumen. Batik manggur memberi harga bervariasi mulai dari Rp. 50 ribu ke atas sampai dengan ratusan ribu rupiah.

 

Pembeli tinggal memilih mana yang mereka suka dan cocok baik dari segi motif, jenis kain, dan harganya” tambahnya lagi : kreatifitas Ibu Malikha dalam menciptakan motif batik khas kota probolinggo pun cukup diakui.

 

Siapa mengira salah satu motif batik khas Probolinggo buatan Ibu Malikha masuk brosur “Pesona Batik Khas Jatim”. Dalam brosr itu ditampilkan kain batik warna hijau yang diberi nama motif seribu taman. Ibu Malikha menciptakan banyak motif selain motif seribu taman. (http://www.batikmanggur.com/2016/02/sejarah-berdirinya-batik-manggur.html)-FatchurR

One Response to Sejarah Batik Manggur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis
Dengan mendaftarkan alamat email dibawah ini, berarti anda akan selalu dapat kiriman artikel terbaru dari Alumnimaterdei

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Anda pengunjung ke
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
Download Buletin Media Alumni Edisi 2
Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Alamo
alamo
Download Buletin
buletin-IAMDP 8 Download Buletin klik pada Gambar
Sahabat kita