Keluarga Alumni ke Gua Pindul(1/2)
(detikTravel Community)-Sahabat saya yang ini tokoh IAMDP yang sudah beken. Yang bersangkutan bersama rombongannya sedang menikmati nyamannya Gua Pindul di Kunung Kidul DIY. Berikut ceritera berbeda dari suatu sumber. (Maaf gambarnya ada kesalahan teknis, sehingga gak bisa dimuat)
Warga Gunung Kidul wajib bersyukur karena dibalik pemandangan bebatuan kars terdapat gua2 cantik dan aliran panjang kali Oya. Aliran Kali oya melewati pegunungan kars dan celah2 dibawah batu, dan ikut berperan aktif jutaan tahun membentuk gua beserta perabotnya. Salah satu Goa cantik yang dilewati kali oya ini : Gua Pindul, (12 Km Utara kota Wonosari).
Letak gua ini di Dusun Gelaran II, Desa Bejiharjo, Kec-kalimonggo Gunung Kidul. Berikut pengalaman rombongan berbeda. Mereka ingin lihat dari dekat keindahan Gua ini yang ramai diberitakan di medsos. Mereka ber-12 penasaran dengan gua ini. Mereka ingin menjajal menyusuri gua yang dialiri sungai hingga tembus diujung gua dengan kedalaman sungai 3 – 7 meter.
Rombongan disambut pemuda karangtaruna. Mereka siapkan tempat transit dan mempersilakan kami rehat menunggu giliran cavetubing. Karena pengunjung membludak, kita antri menunggu giliran ke gua ini. Oksigen di gua agak tipis, sehingga orang di dalam gua dibatasi agar kebutuhan oksigen tercukupi.
Kawasan wisata gua pindul ini dikelola pemuda karangtaruna kampung. Mereka berinisiatif mengelola wisata gua pindul dan menjadikannya potensi ekonomi. Salah satu pemasukan kas di dusun ini juga dari wira wisata yang dikelola. Dari ini mereka bisa membiayai kebutuhan dan kegiatan kampung. Pelayanan dan alur yang mereka ciptakan untuk menjamu pengunjung pun sangat rapi. Salut deh.
Jeda 45 menit itu sesekali kami dihampiri mas DIFA (divisi finansial dan administrasi) karangtaruna, memberi foto gambaran kawasan wisata Pindul dan paketnya.
Tibalah giliran kami menjajal cavetubing Pindul. Mas2 karangtaruna membimbing kami menggunakan pelampung untuk keamanan dan memberi instruksi yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama di gua. Gua ini punya pantangan, tak boleh marah atau #galau, karena berakibat setelahnya, kita wajib Hepi. Kalau di-pikir2 pesan dibalik legenda pantangan itu rasional;
Jika sedang marah pasti ada efek sampingnya, kalau #galau, ya bakal galau terus… 5 minute to go.. kami menusuri jalan setapak menuju pindul yang bergerigi lumayan tajam dikaki. Mulut gua pindul didepan mata, air hijau yang menjadi tempat tinggal para lumut juga mendominasi.
Pemandu kami; mas joko, eko dan (lupa saya) mulai mengatur kenyamanan susur gua, menyeret kami masuk ke dalam gua, menjaga keselamatan kami dan menjelaskan yang ada di dalam gua.
Di mulut gua kami disambut stalagtit tirai dan jenis stalagtit lain. Di sepertiga pejalanan Mas Eko menjelaskan legenda dan cerita masalalu yang ada dalam gua ini.
Gua ini ada dan digunakan sejak ratusan tahun oleh simbah-canggah kita, ada sejak dinasti kerajaan dan digunakan untuk bertapa ngalap wangsit atau keperluan lain. Legenda lain yang hidup di gua ini batu pejantan dan ceruk mini yang meneteskan air, konon lelaki yang menyentuh stalagmit pejantan bakal “jantan” dan bagi perempuan yang mendapat tetesan air dalam ceruk akan awet muda.
Ditengah gua gelap gulita dan ada 3 lampu senter, ada stalagtit terbesar ke-4 dunia dan aktif hingga kini. Juga stalagtit gong yang bila dipukul menghasilkan suara mirip gong, membahana terpantul dinding2 gua. Di langit2 gua banyak ceruk2 dibuat kelelawar. Di akhir perjalanan ada atap lubang cahaya yang menambah kecantikan gua ini.
Ini titik pertama terjun bebas para penyusur gua, naik ke dinding batu dan menceburkan diri dari ketinggian 3 meter. Byuurrrrr… di titik kedua area terjun bebas, kami tidak nyebyur karena medannya tinggi, kesimpulannya: kami takut ketinggian sekaligus kedalaman. (Fika Murdiana Rahman; Bahan dari : https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-1741338/cerita-dibalik-ceruk-batu-gua-pindul)-FatchurR* Bersambung……..



Jl. kedungsari 117-119 Surabaya
Telp. (62-31) 5312215-5353183-4
Fax. (62-31) 5312636
Buletin Media Alumni bag. 1, 

