ROMO POESPO WAFAT
Mohon maaf berita terlambat, Romo Poespo (mantan Kasek SMAK MDP 1968 – 1975) wafat pada tanggal 18/05/11. Romo dengan nama lengkap : Romo JC Djanardono Poespowardojo O.carm lahir pada tanggal 18/06/1927
Beliau adalah seorang Karmelit yang ramah. Suka bergaul dan murah hati khususnya kepada para murid dan calon imam yang dibinanya. Beliau dikenal sebagai pendidik yang baik, ahli dalam bahasa asing (khususnya bahasa-bahasa Eropa), dan seorang pemimpin yang tegas. Beliau ditahbiskan menjadi imam di Malang pada 12/07/1959.
Pukul 08.45 WIB Kamis 19/05/11, saya tiba dari Surabaya dihalaman Gereja Hati Kudus Yesus, Kayutangan , Malang. Suasana masih sepi, terlihat 3-4 orang dihalaman Gereja asyik berbincang. Setelah saya ucapkan selamat pagi kepada mereka, dan menanyakan dimana jazat alm Romo disemayamkan, saya langsung masuk melalui pintu samping kiri gereja.
Suasana sepi, terlihat tidak kurang dari 10 orang sedang berdoa. Sedang jasad alm Romo terbaring dalam peti didepan altar, cukup sederhana tanpa hiasan bunga mengelilinginya. Terlihat 2 vas bunga mendampingi foto almarhum didepan peti.
Sedangkan bunga tutup peti, tidak berada pada tempatnya tapi tertelungkup didepan pintu luar gereja. Kutatap foto beliau, kupejamkan mata, kupanjatkan doa untuk kehidupan kekalnya. Misa requiem dimulai 09.45 dengan dipimpin 6 orang romo (seorang romo adalah adik kandung beliau) dan dihadiri ratusan simpatisan yang memenuhi ruang gereja. Misa berakhir 11.30, langsung dibawa ke Pemakaman Sukun di Malang.
Alm adalah tertua dari 8 bersaudara. Adik kandung beliau alm romo Siswanto (kasek SMAK MDP 1962-1968) adalah saudara ke 2 . Dari 8 bersaudara, 3 menjadi romo (2 telah meninggal dunia), 2 menjadi suster/biarawati (1 telah menghadap Sang Pencipta) dan 3 adik beliau sudah berkeluarga.
Kesemua saudara2 yang masih hidup ikut hadir dan berdoa di gereja, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada alm kakak tercinta. Tak ada kesedihan yang tampak, karena semuanya berkeyakinan bahwa Romo Poespo dapat dipastikan akan duduk disamping Allah di Surga, mengingat selama hidupnya, besar sekali pengabdian dan ketulusan Romo kepada umat dan gereja, serta taatnya beliau kepada ajaran-ajaran dan perintah NYA.
Saat malam terakhir masa baktinya didunia, beliau masih sempat berbincang-bincang dengan mantan Uskup Malang periode lalu, yang kebetulan datang dari Jakarta dan bermalam di Bukit Dieng tempat tinggal beliau .
Pukul 04.00, setelah beliau dimandikan dan melakukan kebiasaannya sikat gigi, tiba2 romo lemas. Kemudian diangkat dan dibaringkan ketempat tidur. Beberapa menit kemudian dengan sangat tenang, sesuai dengan kehendakNYA, beliau telah kembali kepangkuanNYA dalam usianya yang tepat 84 tahun kurang satu bulan.
Berdasarkan pengalaman salah seorang Pengurus PP IAMDP, belia sering memberi uang atau membantu dengan cara lain kepada siswa yang kekurangan dan membutuhkan. “Selamat jalan Romo Djanar, Selamat bersatu dengan Yesus Kristus yang engkau cintai” (Yong Sidharta)