Penyu Mati Setelah Makan Plastik Yang Dikira Ubur Ubur
(economy.okezone.com)-JAKARTA Sampah tak hanya mencemari lingkungan hidup, tapi juga mengancam keberlangsungan hidup tanaman dan satwa. Menurut pakar lingkungan, sampah bahkan bisa menjadi ‘predator’ biota laut.
Sampah jadi ancaman serius bagi biota laut hingga saat ini. Biota laut lebih terdampak buruk sampah dibanding satwa darat. Ketua Protection of Forest and Fauna (ProFauna) Indonesia, Rosek Nursahid membeberkan fakta yang ditemui tentang satwa laut yang menjadi korban sampah.
“Jadi kami di beberapa daerah seperti Sumatera Barat, dan Kalimantan Timur, pernah menemukan penyu yang mati setelah diautopsi ternyata di dalam tubuhnya banyak sampah plastik,” kata Rosek.
Bukan tanpa sebab penyu memakan sampah di lautan. Sampah kerap dianggap penyu ubur-ubur, salah satu makanannya. Lambat laun sampah yang mencemari lautan bakal jadi masalah besar, membunuh penyu-penyu yang ada. “Itu contoh korban sampah yang nyata adalah satwa penyu,” sebutnya, seperti dikutip VOA Indonesia, Rabu (10/6/2020).
Satwa lain yang terdampak sampah adalah mamalia laut seperti paus. Keberadaan sampah di laut akan memengaruhi kehadiran hewan laut kecil seperti plankton makanan paus. Berkurangnya plankton yang jadi makanan paus itu akan memengaruhi keberlangsungan hidup mamalia ini.
Tidak sampai di situ, sampah juga mempengaruhi perkembangan terumbu karang. Sampah di lautan mampu menghalangi sinar matahari masuk ke lautan karena terumbu karang butuh cahaya untuk berfotosintesis. Dengan kata lain, kehadiran sampah bisa mengganggu perkembangan biota laut.
“Ketika terumbu karang terpengaruh otomatis akan berdampak terhadap perkembangan ikan-ikan terumbu. Nah, ikan-ikan terumbu yang terdampak akan berpengaruh terhadap ikan besar. Artinya itu akan juga berpengaruh terhadap tangkapan para nelayan,” jelas Rosek.
(RHS; Bahan dari : https://economy.okezone.com/read/2020/06/10/320/2227484/mengenaskan-penyu-ini-mati-setelah-makan-plastik-yang-disangka-ubur-ubur)-FatchurR *
Leave a Reply