Jembatan Kaca Bromo Memadukan Adrenalin Dan Keindahan Alam

(Cuplikan dari : news.batampos.co.id)-Jembatan kaca dibangun sepanjang 120 mt di atas jurang kedalaman 80 mt. Kehadirannya diyakini menambah alasan untuk datang ke kawasan Bromo.

Di atas jembatan yang melintas bakal disuguhi panorama Gunung Bromo, Gunung Batok, dan Gunung Semeru. Sambil menguji adrenalin.

”Jembatan kaca ini diharapkan jadi destinasi wisata adrenalin penghubung Terminal Wisata Seruni Point dengan shuttle area. Tujuannya meningkatkan wisatawan ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Bromo Tengger Semeru,” tutur Achmad Riza, pejabat pembuat komitmen, kepada Jawa Pos Radar Bromo.

Jembatan kaca yang pijakan kakinya dibangun di Seruni Point di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura. Membentang sampai ke shuttle area di desa yang sama. Jembatan itu membentang 120 mt di atas jurang dengan kedalaman 80 mt. Lebarnya 1,8 mt pada bentang utama dan 3 meter di bagian awal dan tengah.

Kement-PUPR mulai menggarap pada September 2021. Dengan anggaran Rp 15M, dan ditargetkan rampung akhir 2022. Pantauan Jawa Pos Radar Bromo, para pekerja ngebut agar proyek itu rampung tepat waktu. Seperti disebut Riza, proyek itu bisa memulihkan ekonomi setelah pandemi Covid-19.

Kawasan Bromo Tengger Semeru adalah destinasi wisata andalan Jatim yang sekaligus taman nasional yang membentang di 4 kabupaten di provinsi yang dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa itu. Yakni, Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang.

Untuk memperlancar pembangunan, pihak pelaksana membatasi warga yang melihat progresnya. Puluhan dinding dari bambu dipasang rapi mengelilingi proyek. Salah satunya di Seruni Point di Desa Ngadisari, pijakan atau kaki jembatan.

Menurut Riza, sistem struktur lantai/dek berupa kaca pengaman berlapis (laminated glass). Terdiri atas dua lembar kaca atau lebih. Kaca yang dipakai tebal dan terjamin keamanannya. Setiap kaca direkatkan memakai satu atau lebih lapisan laminasi (interlayer) dengan total ketebalan 25,55 mm.

Struktur jembatan dilengkapi double protection steel (baja galvani) dilapisi cat epoxy agar lebih tahan karat. ”Jembatan ini dibangun dengan tipe suspended cable. Hingga kini, progres fisik pekerjaan mencapai 85%” terangnya.

Perhitungan perencanaanya komprehensif. Sesuai standar dan proses uji laboratorium. ”Jadi, akan aman bagi wisatawan,” ujarnya. Pembangunannya memadukan dua sensasi adrenalin dan keindahan alam.

Bekerja sama dengan Kement-LHK. Sebab, melintasi kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Pemkab Probolinggo jadi penyedia lahan salah satu kaki jembatan.

Infrastruktur lain juga direncanakan terpadu. Mulai penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, perbaikan hunian penduduk melalui rencana induk.

Pelaku wisata pun tak sabar menunggu jembatan itu rampung. Dengan potensi dan dukungan pemandangan alam yang indah, jembatan ini dipercaya jadi destinasi favorit.

Iwandoyo, pelaku wisata asal Lumbang, Probolinggo, percaya daya tarik jembatan kaca bisa mengerek pendapatan pelaku wisata. ”Dampak saat pandemi luar biasa bagi kami yang mencari sumber rezeki dari sektor wisata,” ucapnya.

Efek jembatan, akan dirasakan. ”Mulai  jasa travel, sopir jip, pemilik penginapan, UMKM, pelaku wisata lain yang hidup dari sektor wisata,” paparnya. Khoirul Umam, 33, pelaku wisata lain, juga meyakini jembatan itu akan menambah minat orang untuk datang.

”Selain menikmati sunrise, saat turun dari Gunung Bromo bisa ke Seruni Point untuk menikmati indahnya jembatan kaca. Banyak harapan yang terbangun seiring dengan dibangunnya jembatan ini,” katanya. (*)

Baca artikel dari sumbernya di https://news.batampos.co.id/jembatan-kaca-memadukan-sensasi-adrenalin-dan-panorama-indah-gunung/; Oleh : Rizky Putra Dinasti; Kabupaten Probolinggo; Editor: Jamil Qasim)

(Diedit dan disajikan ulang oleh FatchurR *