Waspadai Risiko Penyakit Jantung Di Usia Produktif
(beritasatu.com)-JAKARTA; Penyakit jantung sering diasosiasikan dialami orang tua. Padahal, tren penyakit jantung pada anak muda terus meningkat. Ddata World Heart Federation mencatat ini penyakit pembunuh nomor-1 di dunia, dan kerapi disebut silent killer karena dapat menyerang tiba-tiba.
Berdasarkan Riskesdas, 15 dri 1.000 orang (2,7 juta penduduk di Indonesia) menderita penyakit jantung. Penyakit ini masuk dalam salah satu dari Penyakit Tidak Menular (PTM).
Data Kementerian PPN/Bappenas (2019), ada tren pergeseran pola. Dulu lebih sering dialami kelompok Lansia, kini sudah mengancam kelompok usia muda dengan kualitas kesehatan rendah.
Tren ini terus meningkat, mengingat kondisi pandemi berlangsung. Salah satu penyebabnya, kurangnya aktivitas fisik karena pembatasan sosial sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung. Masyarakat juga menunda perawatan dan enggan mengakses layanan kesehatan khawatir tertular Covid-19.
Di samping mengancam nyawa, penyakit ini berbiaya besar pengobatannya. Pasien kemungkinan perlu mengeluarkan biaya tinggi dalam jangka waktu panjang hingga tak jarang menghabiskan tabungan atau berhutang.
Terlepas dari proteksi dengan asuransi/BPJS, penyakit ini dapat mengancam nyawa, maka sebaiknya tiap orang mulai mempertimbangkan gaya hidup sehat, menghindari penyakit ini. Diperkirakan 80% risiko penyakit jantung dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup.
“Tidak ada kata terlambat untuk berubah mulai sekarang daripada tidak pernah memulai. Tindakan pencegahan itu perlindungan terbaik pada serangan jantung,” ujar Ahli Kardiologi, Dr Seth Martin dalam keterangan pers, Kamis (30/9).
Menurutnya, salah satu cara ampuh untuk mencegah serangan jantung, bukan jadi perokok. “Jika Anda belum pernah merokok, jantung Anda mungkin lebih sehat dibanding yang merokok,” katanya.
Mengatur pola makan, aktif bergerak, ber-OR dan menghindari stress adalah langkah selanjutnya menuju hidup sehat dan bebas penyakit jantung.
Head of Health Business Allianz Life Indonesia, Marco Japutra menambahkan melihat mahalnya biaya pengobatan dan bahaya yang ditimbulkan penyakit ini, seharusnya masyarakat sadar untuk lebih peduli kesehatan tubuh.
“Asuransi kesehatan itu untuk menanggulangi biaya berobat tinggi termasuk bayar BPJS Kesehatan dalam perawatan di RS sakit. Operasi jantung misalnya, asuransi kesehatan dapat mengcover seperti, biaya kamar, biaya bedah, biaya dokter spesialis, biaya pengobatan, dan biaya ICU bila diperlukan,” katanya.
(Happy Amanda Amelial; Bahan dari : BeritaSatu.com dan https://www.beritasatu.com/kesehatan/834729/mewaspadai-risiko-penyakit-jantung-di-usia-produktif)-FatchurR
Leave a Reply