Nyolong Pethek
“Nyolong Pethek”, terjemahan harafiahnya, mencuri tebak. Tentu jika dimaknai secara harfiah menjadi tidak berarti. Kemampuan seseorang yang jauh dari perkiraan kebanyakan orang, karena penampilannya yang tidak meyakinkan. Namun apa yang diperbuatnya membuat orang lain terkagum.
Secara naluriah setiap orang akan tertarik dengan penampilan fisik seseorang yang gagah, cantik, ganteng, rapi, sopan, simpatik dsb. Sebaliknya, kita akan memandang sebelah mata kepada orang yang berpenampilan, sederhana, ndesit, katrok, nggak banget, kata gaulnya.
Beberapa waktu yang lalu kita saksikan audisi penyanyi di sebuah stasiun tv nasional, seorang gadis tampil di atas panggung dengan dandanan sangat sederhana, jauh dari kata menarik untuk sebuah tontonan.
Namun setelah melantunkan sebuah lagu, yuri dan penonton terkesima, spontan berdiri tanda menghargai, “nyolong pethek”, celetuk seorang penonton, pasti orang Jawa yang berkata demikian.
Lebih terkesima lagi pada penampilan berikutnya, setelah didandani, jadi seorang gadis cantik nan menawan.
Dalam acara seminar, seorang satpam mencegat tamu, yang menurutnya tidak layak mengikuti seminar yang bergengsi itu karena penampilannya sederhana, sedang yang lain ber-jas dan berdasi, layaknya orang terhormat.
Ketika seminar berlangsung, orang sederhana itu jadi salah satu pembicara yang menarik dan berbobot, sehingga mendapat aplaus ber-kali2 dari peserta. Nyolong Pethek. Petuah Simbah : “Yen durung ngerti, aja mbiji, mengko mundhak kewalik lan keweleh”. (Dyon Soemodihardjo; dari grup WA-VN)-FR