alumnimaterdei.com

Mereka umumnya membeli aneka kue ringan dan buah-buahan untuk dibawa saat mengunjungi kerabat, saudara dan tetangga. Sebagian lagi bersama keluarga mereka makan bersama di restoran di jalan sepanjang sekitar satu kilometer tersebut.

Niujie di Distrik Xicheng yang mayoritas penduduknya Muslim, sehingga resto, toko dan supermarket di kawasan itu menyajikan menu dan produk halal. Amina seorang warga Niujie mengatakan menu Lebaran daging sapi-kambing merupakan menu andalan Muslim di China, termasuk Beijing. “Biasanya dimakan dengan mie kuah atau dijadikan sate,” ungkapnya.

Amina kerap membuat santapan khas “Huicai”, masakan khas warga China saat mengadakan perayaan besar termasuk Idul Fitri. Huicai terdiri dari berbagai jenis sayuran dan daging (sapi/kambing) ditumis dengan garam, daun bawang, jahe dan setelah harum, tumisan ditambah air lalu rebus hingga kira2 20 menit.

Sementara warga lainnya Li Min, biasanya membuat sup dumpling. Dumpling dibuat dari adonan tepung ketan yang dibentuk bulat lalu diisi dengan wijen hitam, kacang tanah atau kacang merah sesuai selera kemudian direbus.
Sedang resto2 Muslim juga menyajikan sate kambing, niangao dan berbagai kue goreng yang hanya ada ketika hari raya, misalnya Sanzi dan Youxiang. (Sumber : Antara dan http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/13/08/09/mr7j64-suasana-idul-fitri-muslim-cina)-FatchurR