Pengalaman pertama Halal bihalal di USA
Ini pengalaman pertama saya ber hallal bi hallal dikalangan yang lain dari biasanya. Mungkin ada pengalaman Alumni yang menarik juga soal hallal bi hallal ini. Setelah sebulan berpuasa Ramadhan, dilanjut dengan undangan berhallal bi hallal.
Kali ini saya punya satu pengalaman beda, yang punya gagasan adalah teman sekolah yang baru tahun ini sekeluarga mengungsi dari Syria. Dia designer boyong bersama Isterinya, juga Ayahnya yang dokter dan Ibunya yang dosen.
Dia Sekolah bahasa Inggris bersama saya. Kami akrab karena sama sama aktip menambah pertemanan. Ini kali pertama dia berpuasa dan berlebaran di USA. Tinggalnya di Korea Town dekat KJRI, karena itu saya anjurkan sesekali ikut sholat tarawih di KJRI.
Dia cerita tata caranya agak beda, saya bilang itulah yang terjadi pada semua agama. Setelah sekian tahun ditinggal Sang Pembawa warta ALLAH para pengikutnya yang manusia biasa pasti punya kepentingan atas kondisi situasi masing masing, sehingga pasti tafsirnya beda beda.
Lama kelamaan sang pemimpin jadi mau benarnya sediri. Terpecah belahlah seperti sekarang ini. Jangan terlalu Anda risaukan, toh kita dinilai ALLAH bukan karena seringnya berdoa, berjamaah, melainkan bagaimana kita mendekatkan diri kepada ALLAH dengan mengasihi Ciptaannya. Bukan karena menjadi pengikut salah satu sekte.
Apalagi di USA yang semua datang mengungsi dengan bekal tatacara dan tafsir atas agama masing masing yang beda dan tidak lengkap pula belajar agamanya. Nantinya setelah ada yang diminta memimpin, tentu memimpin sebisanya kemudian membenarkan apa yang dia terapkan.
Itulah pembicaraan awal kami saat berbuka puasa kemarin. Keluarganya setuju, kemudian menggagas hallal bi hallal dengan teman sekolah dari berbagai negara. Kami ingin tau bagaimana Islam diberbagai negara. Baguslah.
Ayahnya yang lebih tua saya minta jadi pembicara utama, ruangan kami akan minta ijin sekolah pakai kantin yang tutup karena libur musim panas. Kami undang teman Muslim dari berbagai negara, boleh membawa hidangan masing masing. Juga diundang teman sekolah yang bukan Muslim dari berbagai agama, plus dari pihak sekolah. Acara tidak pakai rencana.
Ternyata Pak Dokter ini setelah acara doa dalam khotbahnya menceritakan dia dan Isteri sekarang jadi pengangguran karena ijazah dokternya tidak berlaku di USA sedangkan usia sudah lebih dari cukup. Dia harap yang sedang sekolah segera tamat dan melanjut sehingga bisa menjadi pekerja profesional di USA.
Kemudian dia akhiri dengan permintaan masing masing menceritakan bagaimana suasana keIslaman dinegeri masing masing, dan bagaimana menjadi Muslim yang baik di USA sesuai keyakinan pribadi masing masing.
Menarik mendengar cerita teman Muslim dari masing masing negara yang berbeda tatacara nya ini. Hampir sama cerita yang dari Nigeria, Kenya, Kongo, Syria, Tunisia, Mesir, Irak, Siera Leon dll adalah mereka mengungsi kerena negaranya jadi berubah. Ada kaum Islam yang jadi radikal memaksakan kehendak untuk menseragamkan beragama seperti tafsir mereka.
Waktu memakai ruang kantin hanya sebatas 3 jam gratisnya. Giliran saya juga sebagai penutup, saya besarkan hati hadirin bahwa dimana mana pohon yang tumbuh besar harus siap diterpa angin yang lebih besar. Kita akan memperkaya USA ini dengan ke Islaman kita yang sebaik baiknya, sebagai agama yang rahmatan lil alamin.
Politik radikal yang membawa bawa agama ini juga terjadi di Indonesia. Meski Penanganan selalu terlambat, ALLAH masih selalu menyayangi Bangsa kita karena masih lebih banyak yang menjalani kehidupan berbagai agamanya masing masing dengan cukup baik. Aparat keamanan kami masih bisa membabat mereka sehingga tidak bisa merajalela.
ISIS pun sudah menjangkiti Indonesia. Sekarang sudah mulai digalang para pemuka Agama dan Masyarakat usulan membasminya sesuai Pancasila Bhineka Tiunggal Ika UUD45 dan NKRI. Saya akhiri dengan doa Robbana atina fiddunia hasanah, wa fillakhiroti hasanah, wa qina adzabannar. Wassalamu alaikum wa rahmatullahi wa barokatuh. (Go Hwie Khing)