Maumu apa
Suatu saat seseorang meminta saran saya cara menulis. Saya menyarankannya banyak membaca buku, ia menolak karena tidak suka baca. Saya menyarankannya berkenalan dengan penulis atau ikut komunitas penulis, ia menolak karena pemalu.
Saya menyarankannya mencari petunjuk di internet, ia menolak karena gagap teknologi dan tak punya modem. Saya jengkel, dan bertanya, “Lalu maumu apa?” Ia menjawab, “Ya diberi saran agar bisa menulis.”
Kenapa dia menolak semua saran saya? Tampaknya bukan karena saran itu sulit atau ia tak bisa melakukannya, melainkan karena ia malas. Tuhan memberikan peringatan khusus terhadap kemalasan: “Hati pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan”. Continue reading
Komentar baru