Berdamailah
“Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu.” S. Gabriel dari Bunda Berdukacita; Yeh. 18:21-28; Mzm. 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8; Mat. 5:20-26.
Memelihara kebencian, dendam dan permusuhan dengan orang lain itu merugikan. Paling tidak, kita tidak akan bisa hidup dengan damai.
Hati-pikiran kita tak bisa tenang karena tiap saat selalu terlintas godaan bagaimana bisa melampiaskan kebencian dan membalas dendam. Lalu, kalau suatu saat kita harus bertemu atau berdekatan dengan orang yang kebetulan sedang kita musuhi atau tidak kita sukai, kita pun makin tersiksa.
Itu semua baru siksaan yang kita alami dalam level relasi kita dengan orang lain, belum dengan Tuhan. Dan dalam hal ini Tuhan menegaskan bahwa permusuhan, kebencian dan perseteruan dengan sesama yang kita ciptakan dan sengaja kita pelihara sangat mengganggu relasi kita dengan Tuhan.
Kita tidak akan bisa berdoa dengan baik, tenang dan damai. Persembahan yang kita hunjukkan kepada-Nya pun tidak akan diterima-Nya sebagai persembahan yang suci dan murni. Oleh karena itu, Tuhan menekankan pentingnya kita berdamai dengan sesama kita.
Kiranya hal ini bisa kita jadikan sebagai salah satu pertobatan konkret kita di masa prapaskah ini: berdamai dengan semua orang, mau memohon maaf dan juga mau memberi maaf. Doa: Tuhan, anugerahilah kami hati dan sikap yang cinta damai dengan siapa pun. Amin. (Go Hwie Khing-A60;
-agawpr-)
Leave a Reply