Sudahkah anda manfaat
Salah satu yang membuat kita jadi munafik adalah ketika berkumpul dengan orang-orang. Kita lebih sibuk mengatur kata dan sikap supaya terlihat baik dalam pandangan mereka. Padahal, yang paling penting adalah mengatur hati supaya diterima Allah (dirihai-Nya).
Ketika sendirian, sadarilah Allah Maha Tahu isi hati. Ketika berjalan, kita cenderung mengatur gerak supaya kelihatan bagus, kelihatan gagah di mata manusia. Seharusnya, kita sibuk bertanya pada hati. Adakah rencana kita baik dan bermanfaat serta direalisir. Berjalan bagus dan tegap, tapi kalau niatnya supaya terlihat gagah, tidak ada untungnya.
Jika kita berjumpa dengan orang, dan hendak berbicara, tanya terlebih dahulu hati kita. Apakah bicaranya ini karena pamer? Apakah perlu kita bicara? Apakah pembicaraan ini sedang mengangkat diri atau menjatuhkan orang?
Misalnya sedang mengajar, periksa terlebih dahulu hati kita. Apa ingin dilihat sebagai guru yang pintar atau hebat. Kalau kita selalu berusaha mengawasi hati, maka akan terlahir ketulusan. Allah akan menggunakan lisan dan sikap kita menjadi bertenaga. Mungkin sederhana tapi ada tenaganya.
Kalau kita duduk dan ada orang disamping kita, jangan berbuat sopan hanya untuk dilihat dan dinilai baik. Berbuat sopanlah karena amalan tersebut memang disukai Allah. Kalau kita terus sibuk memeriksa hati, maka hati nurani akan bicara. Kalau bertanya ke hati, pasti hati menjawab.
Orang yang kenal Allah, akan lebih menikmati saat-saat kesendiriannya. Tidak ada rekayasa sikap, ucapan, bahkan perasaan untuk dipuji orang. Bermasyarakat untuk manfaat. Bukan untuk menyenangkan dirinya. (Kunto Rongamadji; A’A GYM; 6/4/2011)-FatchurR
Leave a Reply