Jalan Panjang Jadi Pengusaha Tambang(2)

1-Garibaldi Thohir

(Cuplikan dari cnbcindonesia.com)-JAKARTA;

Waktu kecil mulai bisnis atau belajar berdagang?

Sampai SMA saya belum dagang. Pak Erick Tohir, adik saya berjiwa dagang. Saya lebih nakal, badung, karena solidaritas ke teman. Saya lebih sibuk jadi ketua ketua kelas, basket, kapten, dll. Jadi leadership dan friendship unggul. Friendship is everything. Family, friends, partners itu aset terbesar. Tidak bisa diukur materi.

Bapak mau bekerja, tapi dilarang pak Teddy

Ayah merencanakan saya jadi pengusaha sejak kecil. Sudah by design. Sekolahkan saya ke luar negeri. Ke LA di USC (University of Southern California). Ini direncanakan, sampai di sana sewa rumah isinya 8 orang, anak pengusaha dari berbagai latar belakang. Sehingga bisa belajar satu sama lain, kalau ngomong itu obrolannya dagang jadi ketularan juga.

Waktu pulang mereka kerja semua. Saya mau kerja. Di situ dia tanya, dan hitung-hitungan. Dia bilang saya majornya entrepreneurship, dia tanya apa itu artinya. “How to open your own business,” jawab saya. Ayah bilang kenapa mau kerja, nanti gak balik itu uangnya untuk sekolahkan saya, apa mau 50 tahun baru bisa dibalikin?

Ayah tetap kasih tahu tidak ada yang mudah. Begitu caranya mengajari saya, dan adik kakak saya. Kami didrive seperti itu, dan ini penting karena jika jadi pengusaha kita bisa kontribusi besar dan tidak tergantung sama orang.

Langsung pilih tambang unguk bisnis?

Tidak, mengalir saja,  dari AS umur saya 25, masih culun. Waktu itu diminta bantu jualan motor, ke dealer. Sesudah itu jajal properti, ini saya belajar dari Ibu saya. Saya awal gerilya 1991. Dari ibu dikenalkan dengan temannya, lalu ngobrol batu bara itu di awal 1992.

Waktu itu belum tahu apa sih batu bara? Baca dulu, baru terinspirasi ini ada peluangnya. Awalnya coba di Sawahlunto, Sumbar. Dari nol, tidak kenal siapa-siapa di Padang. Tapi di sana belajar banyak bisnis batu baranya.

Sampai sukses dengan Adaro, bagaimana?

Fast forward dari Sawahlunto kami ke Kalsel. Ada 2 fase, fase-I dengan pengusaha lokal  bersama Pak Teddy Rachmat. 2005 ada opportunity masuk ke Adaro. New Hope waktu mau lepas Adaro, padahal 2003 bisnis batu bara berkembang di Asia. Akhirnya nekat  beli, now or never. Orang Australia waktu itu pikir ini kami nekat, mau beli.

Mereka hitungnya sisi bisnis sudah lewat peak-nya, waktu itu mulai otonomi daerah yang birokrasinya kompleks. Awalnya kita jatuh, tapi 2006-2007  pulih lagi dan pasarnya bagus. Pikir saya waktu itu kalau SDA ini bukan kami yang develop, siapa lagi.

Tantangan bisnisnya?

Waktu itu permintaan belum setinggi sekarang. Pembangkitnya banyak pakai diesel.

Kedua waktu itu pemain batu bara nasional belum banyak, hanya ada Pak Kiki Barki dan Pak Nirwan Bakrie. Saya belum ngerti teknologinya, karena dikuasai asing jadi perlu waktu belajar juga. Step by step kita lakukan.

Selanjutnya mau terus bisnis di Batubara?

Kami bertahap, peluangnya masih besar karena SDA Indonesia banyak. Ada batu bara, emas, nikel, dll. Kalau bukan kita siapa yang kelola? Apa mau dieksploitasi asing? Insya Alloh kita mampu, di Adaro buktinya bisa. Di Merdeka Banyuwangi bisa. Prinsipnya, harus dilaksanakan dengan baik dan berstandar internasional.

Kami juga masuk ke bisnis pembangkit, ini pengembankan dari pertambangan ke listrik sehingga bisa menciptakan industry lebih banyak. Saya juga masuk ke cooking coal, karena suatu saat negara kita masuk jadi negara industry. Kami stay di mining karena banyak opportunity, tapi merambah ke lainnya juga dalam 10 – 20 tahun ke depan. Tamat

Baca artikel dari sumbernya di https://www.cnbcindonesia.com/entrepreneur/20180513184738-25-14733/boy-thohir-dan-jalan-panjang-jadi-pengusaha-tambang ; Oleh gus/gus; Gustidha Budiartie & Monica Wareza, CNBC Indonesia

(Diedit dan disajikan ulang oleh FatchurR *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis
Dengan mendaftarkan alamat email dibawah ini, berarti anda akan selalu dapat kiriman artikel terbaru dari Alumnimaterdei

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Anda pengunjung ke
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
Download Buletin Media Alumni Edisi 2
Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Alamo
alamo
Download Buletin
buletin-IAMDP 8 Download Buletin klik pada Gambar
Sahabat kita