Anak Tambak Milenial Berhasil Tambak Udang
(Cuplikan dari kkp.go.id; berita lama)- JAKARTA (1/3)-Kementerian KP, melalui Ditjen Perikanan Budidaya (DJPB), mengapresiasi dan bangga atas keberhasilan anak-anak tambak milenial Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo.
Mereka berhasil mengaplikasikan budidaya udang vaname berteknologi Millennial Shrimp Farming (MSF), dalam meningkatkan produktivitas budidaya ini. “Saya apresiasi mereka yang mampu mengaplikasikan MSF di dunia usaha budidaya udang,” kata Dirjen DJPB, Tb Haeru Rahayu, di Jakarta.
Menurut Tebe (sapaan akrabnya), keunggulan MSF adalah sistem pencatatan data secara digital sehingga tiap mengambil keputusan didasarkan data teknis terukur. Penerapannya meliputi pengecekan kualitas air, biomass, pakan harian, dan pertumbuhan harian.
Petambak tak perlu mencek manual. Digitalisasi ini didukung aplikasi budidaya berbasis data (smart farming).
“Teknologi MSF ini pas buat anak zaman now, karena budidaya udang berteknologi MSF ini sarat digital. Dan anak sekarang melek digital, jadi cocok buat mereka yang terjun di usaha budidaya udang vaname,” ujar Tebe.
Budidaya udang dengan MSF, dan konstruksi MSF lebih fleksibel. Bisa dibongkar pasang. Melalui teknologi MSF, produktivitasnya bisa 28-30 ton/ha dengan masa pemeliharaan 90 hari bisa mencapai size 50. Otomatis keuntungan bisa lebih besar.
“Keberhasilan anak tambak milenial di BPBAP Situbondo jadi rujukan buat anak muda yang baru terjun di usaha budidaya udang,” ujar Tebe lagi.
Disamping itu perlu berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk misalnya dengan Program Indda dan swasta. “Kami dukung program TNI AL ini, untuk peningkatan produksi kelautan dan perikanan khususnya peningkatan produksi udang nasional.
Teknologi yang dikembangkan di MSF BPBAP Situbondo ini dari sistem sederhana. Hingga saat ini di antaranya teknologi oximix dan oxibam yang dikolaborasikan dengan jumlah padat tebar udang dinaikkan (hyper density).
Teknologi yang menerapkan oxibam dan hyper density selain oksigen, fitur-fitur dalam komposisi probiotik, mineral dll juga berperan penting.
“Dari data dengan MSF, hasil yang kami peroleh sangat baik, produksi udang vaname menggunakan oxibam tinggi dengan kepadatan tebar 1.000 ekor/m3 dengan masa pemeliharaan 60-70 hari, produktivitasnya 80-90 ton/ha”.
Pengembangan budidaya udang menggunakan tambak prototipe dari BPBAP Situbondo, keunggulannya : Efisien tempat; dan Mempekerjakan tenaga kerja lokal, selain itu beberapa orang sudah dilatih sebelumnya di BPBAP Situbondo. “Ini jadi cikal bakal program INAP yang lain” tutur Wakasal.
Program ini akan memperdayakan perusahan daerah paska produksi, penjualan dsb. “Harapannya hasil program INAP ini bisa masuk pasar global, dan menambah devisa negara,” harap Wakasal.
Baca artikel dari sumbernya di https://kkp.go.id/djpb/artikel/38439-kkp-bangga-anak-tambak-milenial-situbondo-berhasil-terjun-langsung-di-budidaya-udang;
(Diedit dan disajikan ulang oleh FatchurR *
Leave a Reply