(Sampah)-dan masalahnya di Gunung dan Taman Nasional(1/2)
Lokasi yang indah karunia Tuhan, logikanya dapat kita nikmati maksimal. Kalau jaman Now setidaknya bisa dipakai ber-Selfie. Tapi kalau banyak sampahnya, apa pendapat kita ?. Ikuti yuk cuplikan berita dari bbc.com ini :
Keindahan alam di gunung2 dan taman nasional (TN) di Indonesia kini terancam rusak oleh sampah yang dibawa pendaki. Sejumlah pecinta alam berinisiatif menanggulangi masalah ini dengan mendirikan komunitas khusus. Botol plastik dan bungkus plastik mi instan tampak berserakan di sudut tepian Danau Ranu Kumbolo, Gunung Semeru.
Sampah itu ditinggalkan oleh pendaki2 dan pengunjung gunung tertinggi di P. Jawa itu, tanpa ada yang berinisiatif membawa ke tempat pembuangan di bagian bawah gunung. Data Balai Besar TN Bromo Tengger Semeru menunjukkan tiap pengunjung rata2 membuang 0,5 kg sampah di Gunung Semeru. Padahal, tiap hari gunung ini disambangi 200 – 500 pendaki.
“Artinya, di Gunung Semeru ada 250an kg sampah/hari,” kata Khairunissa, humas Balai Besar TN Bromo Tengger Semeru kepada wartawan BBC Indonesia, Jerome Wirawan.
Kondisi ini tidak hanya di Gunung Semeru. Sejumlah aktivis lingkungan mengatakan tumpukan sampah di TN dan gunung di Indonesia jadi panorama umum. “Kebersihannya memprihatinkan, bahkan sudah dalam taraf mengkhawatirkan,” kata Rosek Nursahid, pegiat lingkungan dari lembaga ProFauna.
Pengelolaan sampah
Berdasar pantauan beberapa tahun, Rosek melihat kesadaran pengunjung untuk buang sampah di tempat yang dialokasikan sangat rendah. Dia menyoroti manajemen TN yang ingin mengembangkan wisata dengan meningkatkan kuota pengunjung, namun tidak diimbangi kesiapan mengolah sampah.
“Dengan kesadaran pengunjung yang lemah, sarana dan prasarana yang kurang, sehingga TN dan gunung2 ketika itu jadi tempat pembuangan sampah,” kata Rosek. Terbatasnya kemampuan pengelola gunung dan TN menangani sampah diakui Khairunissa, humas Balai Besar TN Bromo Tengger Semeru.
Pengelola Gunung Semeru hanya memiliki anggaran sewa truk untuk mengeluarkan sampah setiap pekan. “Nggak mungkin tiap hari, kita nggak punya anggaran.” G. Semeru mengandalkan 4 personel penjaga pintu jalur pendakian Ranupani. Bila ditambah tenaga upah, ada 10 orang yang berjaga di sana.
“Mereka harus melayani ratusan pengunjung, menjaga keamanan, lalu mengurus kebersihan. Jelas secara personel kita tidak mampu (menangani sampah),” ujarnya. (Sumber dari Jerome Wirawan Wartawan BBC Indonesia); Bersambung………
Monggo lengkapnya klik aja : (http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/06/150625_indonesia_sampah_gunung)-FatchurR