Sutriyani Sarjana penjual jamu
Merdeka.com-Hari mulai petang, azan Magrib selesai berkumandang. Sutriyani (23) belum pulang. Sang ibu, Tukilah duduk di kursi depan rumah ditemani cahaya lampu remang, menunggu anaknya itu pulang.
Sekitar pukul 19.00 WIB, motor Sutriyani masuk ke jalan setapak ke arah rumahnya.
Begitu memarkir motornya, dia datangi ibunya. Keringat di wajah masih tampak. “Perjalanan satu jam ini tadi dari pelanggan terakhir,” ujar Tri, begitu sapaan akrabnya. Tri salah satu sarjana yang berharap bisa memperbaiki nasib dengan ijazahnya. Lulus ber-IPK 3,49 di jurusan pendidikan Fisika, Universitas Wiyata Taman Siswa 3,5 tahun, tak lantas membuat Tri dapat kerjaan sesuai gelarnya.
“Pengennya kerja yang sesuai, tapi jualan jamu nggak apa2 nggak malu. Ini proses, sulit, hasilnya nanti makin baik,” ungkapnya. Mulanya Tri tidak terpikir jadi penjual jamu seperti ibunya. Lulus kuliah Juni 2014, dia mengirim puluhan lamaran pekerjaan, namun nihil. Tak satu pun perusahaan menerimanya.
“Saya pernah jualan nasi goreng, ikut orang, kerja di kantor pos, lamar kerja di sana-sini. Pernah ditipu, dapat pemberitahuan dapat pekerjaan, tapi ujung2nya minta uang,” . Setelah banyak pengalaman pahit cari kerja, Tri memutuskan jualan jamu seperti ibunya. Tri berangkat jualan mulai pukul 09.00 hingga siang. Sejak beberapa hari lalu dia mengganti ibunya jualan jamu sore hingga malam.
“Ini dua shif, jam 09.00 -jam 13.00. Nunggu jamu rampung dimasak satu jam sambil istirahat, jam 14.00 sampai malam”. Meski melanjutkan profesi ibunya, tapi Tri tidak mau hanya mengandalkan langganan ibunya saja. Dia menyusuri kampung2 di daerah selatan Bantul dan mencari pelanggan baru.
“Saya tidak mau hanya nerusin ibu, saya cari pelanggan baru, biar saya ini ada usaha juga, enggak sekedar meneruskan ibu,” tandasnya. Jika ada kesempatan, Tri sebenarnya ingin menjadi guru. Dia ingin ilmu yang dipelajarinya di bangku kuliah bisa berguna bagi orang lain.
“Pemerintah harusnya menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak. Kalau pengennya saya ngajar, kalau ada beasiswa lanjut studi saya mau banget,”. (http://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-sarjana-fisika-ber-ipk-349-tak-malu-jadi-penjual-jamu.html)-FatchurR
Leave a Reply