Probolinggo Dulu Kacau Balau
Apa Kata Menteri Lingkungan Hidup Balthasar tentang Probolinggo?
“32 tahun yang lalu saya pernah ke Probolinggo. Sebagai perwakilan Universitas (Brawijaya, red.) untuk tanding bola melawan pemkot. Probolinggo dulu dan sekarang perbedaannya 360 derajat. Dulu Probolinggo kacau balau. Sekarang Probolinggo adalah kota yang sejuk, indah dan bersih.
Tak salah jika Probolinggo mendapatkan Adipura Kencana,” ungkap Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya saat mengawali sambuatannya pada kegiatan Pembuatan Lubang Biopori Terbanyak 15.000 Peserta, Gerakan Aksi Untuk Lingkungan (GAUL) dan Semangat Masyarakat Sadar Lingkungan (SMS Darling) yang berlangsung Jumat (8/8) lalu, 09.00 WIB, di TPA Bestari, Jl. Anggrek Probolinggo.
“Tentu, keberhasilan Kota Probolinggo meraih Adipura Kencana tak hanya soal kebersihan dan keindahan saja. Tapi keterlibatan seluruh masyarakat juga, aksinya nyata. Kalau tahun lalu Probolinggo meraih Rekor MURI untuk daur ulang sampah dengan pesarta terbanyak, tahun ini Probolinggo kembali menorehkan prestasi yang sama (peserta terbanyak, red.) untuk pembuatan lubang resapan biopori,” lanjut menteri kelahiran Papua Barat ini.
Masih menurut Balthasar, seperti tertuang di dalam undang-undang dasar, bahwa hak setiap warga negara adalah mendapatkan hidup di lingkungan yang sehat; air yang sehat, udara yang sehat dan makanan dan minuman yang sehat. Dan ini menjadi bagian dari pelayanan pemerintah.
“Untuk itu saya mengapresiasi Ibu Walikota. Tugas dan tanggung jawabnya. Beliau berhasil mengemban amanah bahwa pemerintah kerjanya tidak hanya mengurus KTP atau administrsi belaka, tetapi juga memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar pria yang mulai mengemban amanah sebagai Menteri Lingkungan Hidup di Kabinet Indonesia Bersatu II sejak 19 Oktober 2011. “Sampah, tata ruang dan resapan air,” imbuhnya.
“Dan saya kagum pada Kota Probolinggo. Semenjak saya jadi menteri, saya sudah berkeliling di banyak daerah, banyak TPA yang saya kunjungi, tapi cuma di probolinggo yang TPA-nya bersih. Bisa dipakai untuk megadakan acara. Termasuk pemanfaatan gas metan oleh masyarakat,” puji Balthasar.
“Terakhir, untuk apa kita kerjakan kita kerja ini semua? untuk apa lingkungan harus bersih dan sehat?” tanya mantan rektor Universitas Cendrawasih itu, beretorik. “Untuk daya saing bangsa,” lanjutnya. “NKRI adalah negara besar. Baik dalam wilayah maupun dalam jumlah penduduk. Tentunya itu merupakan potensi yang kita miliki. Bahwa daya saing, bukan berarti besar jumlah, tetapi berikut juga kulitas SDM-nya,” pungkas Balthasar, di akhir sambutannya. (tby)
Sumber: https://bonx.wordpress.com/2014/08/10/probolinggo-dulu-kacau-balau/
Leave a Reply