MENJAGA LISAN

Diriwayatkan dari Ar-Rabi’ bin Khutsaim, bahwa setiap pagi ia mengambil kertas dan pena untuk mencatat apa yang ia ucapkan, kemudian sore harinya ia perhitungkan. Al-Faqih mengatakan bahwa begitulah amalan orang-orang zuhud.

Mereka bersungguh menjaga lisan dan memperhitungkan diri didunia. Karena itu, tiap muslim senantiasa memperhitungkan diri sebelum ia diperhitungkan di akhirat, karena perhitungan didunia lebih mudah dari perhitungan di akhirat.  Menjaga lisan didunia lebih mudah daripada penyesalan di akhirat.

Salah seorang diantara para cendekiawan muslim mengatakan bahwa ada enam macam perbuatan yang menunjukkan kebodohan, yaitu :
(a)    Marah tidak pada tempatnya, seperti marah kepada manusia, hewan, dan yang berada dihadapan dan tidak ia senangi.
(b)    Berbicara yang tidak ada manfaatnya. Setiap orang yang berakal sehat hendaknya tidak mengucapkan perkataan yang tak berguna bagi dirinya dan hanya mengucapkan perkataan yang membawa manfaat dalam urusan dunia dan akhiratnya.
(c)    Memberikan harta tidak pada tempatnya. Maksudnya, memberikan harta kepada orang lain yang tidak pantas untuk menerimanya.
(d)    Menyebar-luaskan rahasia.
(e)    Percaya kepada setiap orang.
(f)    Tidak membedakan kawan dan lawan. Kawan untuk ditaati dan musuh untuk diawasi. Sedang musuh yang utama adalah setan, yang ajakannya harus dijauhi.

Diceritakan dari Al-Auza’I, bahwa ia berkata, “Orang yang beriman itu sedikit bicara dan banyak amal, sedangkan orang munafik banyak bicara dan sedikit amalnya.”
Diriwayatkan sabda Rasulullah : “Ada lima sifat yang tidak terdapat pada orang munafik, yaitu : (1). Mendalami agama;  (2). Hati-hati dengan lisan;  (3). Wajah yang ceria; (4). Cahaya didalam hati; (5). Cinta kepada sesama.”

Dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : “Beruntunglah orang yang bisa menguasai lidahnya, tentram dirumahnya,dan menangisi dosa-dosanya.”

Al-Faqih menuturkan, “Sesungguhnya lisan orang bijak itu berada dibelakang hatinya. Jika ia hendak bicara, maka ia pertimbangkan matang dihatinya. Jika yang akan diucapkan itu bermanfaat baginya, maka ia ucapkan, dan apabila akan merugikan dirinya, maka ia menahannya.

Sedangkan hati orang yang bodoh itu berada diujung lidahnya.  Jika hendak mengucapkan sesuatu, ia tidak pernah mempertimbangkannya. Apapun yang ingin ia ucapkan langsung saja ia ucapkan.”

Seorang cendekiawan mengatakan bahwa diam itu mengandung 7.000 kebaikan dan semuanya itu dirangkum dalam 7 kalimat yang masing-masing mengandung seribu kebaikan. Ketujuh kalimat itu adalah :
(a)    Diam itu merupakan ibadah tanpa susah payah.
(b)    Diam itu merupakan perhiasan tanpa emas permata.
(c)    Diam itu merupakan kewibawaan tanpa kekuasaan.
(d)    Diam itu merupakan benteng tanpa pagar.

(e)    Diam itu merupakan kekayaan tanpa merendahkan orang lain.
(f)    Diam itu merupakan istirahat bagi malaikat pencatat amal.
(g)    Diam itu merupakan penutup aib.
Ada orang yang mengatakan bahwa diam itu merupakan hiasan bagi orang pandai dan tirai bagi orang yang bodoh.

Seorang cendekiawan berkata, ‘Jasad manusia itu terdiri dari tiga bagian : hati, lidah, dan anggota badan lain.  Allah memuliakan masing-masing bagian. Kemuliaan hati adalah dengan ma’rifat dan tauhid, kemuliaan lisan dengan kesaksian bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan membaca Al-Qur’an, sedangkan kemuliaan angggota badan yang lain adalah dengan shalat, puasa, dan ibadah-ibadah lain.

Masing-masing bagian itu ada pengawas dan pemeliharaan, Hati diawasi oleh Allah, sehingga tidak ada yang mengetahui apa yang ada didalam hati kecuali Allah. Pemeliharaan lidah diserahkan kepada malaikat pencatat amal

Sedangkan pemeliharaan anggota badan lain diserahkan kepada perintah dan larangan. Masing-masing bagian itu harus jujur. Jujurnya hati adalah tetap beriman, tidak dengki, tidak berkhianat, dan tidak membuat tipu daya.

Jujurnya lisan adalah tidak menggunjing, tidak bohong, dan tidak mengucapkan hal-hal yang tidak berguna.  Sedangkan jujurnya anggota badan lainnya adalah tidak maksiat kepada Allah dan tidak mengganggu sesama.

Barangsiapa hatinya tergelincir, maka ia munafik. Barangsiapa lisannya tergelincir maka ia kafir. Dan barangsiapa anggota-anggota badannya tergelincir, maka ia orang yang durhaka. (H. Moeljadi; sumber : Tanbihul Ghafilin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis
Dengan mendaftarkan alamat email dibawah ini, berarti anda akan selalu dapat kiriman artikel terbaru dari Alumnimaterdei

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Anda pengunjung ke
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
Download Buletin Media Alumni Edisi 2
Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Alamo
alamo
Download Buletin
buletin-IAMDP 8 Download Buletin klik pada Gambar
Sahabat kita