Sekilas Tentang Konghucu di Indonesia(2/2)

Sekilas Tentang Konghucu di Indonesia (kompasiana.com)-MESKI jumlah orang Indonesia etnis Tionghoa 4% dari populasi, namun menurut sensus Kemenag (2016), orang Indonesia pemeluk Konfusianisme adalah 117.091 orang. Pembentukan agama Konghucu dimulai dari gerakan abad ke-19, pembentukan Khong Kauw Tjong Hwee (Persatuan Masyarakat Konghucu) di Bandung, 1923. 

 

Pembentukan Khong Kauw Hwee itu gelombang kedua dari gerakan Konfusianisme di Jawa. Gelombang pertama diresmikan (1901) dengan pembentukan Tiong Hoa Hwe Koan – Batavia (Asosiasi Tionghoa Batavia). Pada 1955, MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia atau Dewan Tertinggi untuk Agama Konghucu di Indonesia) dibentuk.

 

Masyarakat Tionghoa memelopori munculnya agama Konghucu dengan merumuskan ajaran, praktik, dan tradisi di wilayah2 Indonesia. Keberadaan Konghucu awalnya gak jelas dan membingungkan, karena Konghucu dianggap bukan sebagai agama resmi yang diakui di Indonesia tetapi sebagai kepercayaan atau kebiasaan tradisional orang Tionghoa.

 

Namun, melalui proses panjang, Konghucu diakui resmi dari pemerintah. Pengakuan Konghucu sebagai agama dapat dilihat dalam Kepres No. 1/1965 hingga Konstitusi No. 5/1965, yang menetapkan Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu sebagai agama resmi orang Indonesia.

 

Selama Orde Baru, kegiatan2 keagamaan Konfusian dibatasi bahkan dilarang pemerintah dengan Inpres No 14/1967 tentang agama, kepercayaan, dan adat istiadat Tiongkok. Akibatnya, pengikut agama ini, termasuk kegiatan mereka turun dramatis.

 

Setelah reformasi, Konfusianisme mulai mendapat pengakuan identitasnya. Fakta ini upaya pemerintah memenuhi HAM dalam memeluk suatu agama. Pada akhir 2007, PP No. 55/2007 tentang pendidikan agama yang diterbitkan.

 

Instrumen hukum ini bukan kebijakan baru. Pada masa pemerintahan Soekarno, pendidikan agama Konghucu telah dilaksanakan. Salah satu dari PP ini mengamanatkan agama Konghucu untuk mengadakan pendidikan formal.

 

Setelah diakui sebagai agama resmi, Konghucu mendapat tempat di bidang pendidikan. Kompetensi pembelajaran Konfusianisme di sekolah meliputi iman, tulisan suci, urutan ibadah, sejarah, dan perilaku Junzi (perilaku berbudaya).

 

Meski jumlah pemeluknya sedikit, namun ajaran2 Konfusianisme menunjukkan jati diri orang Tionghoa yang berbudaya khas dan memperkaya kebudayaan Indonesia yang Berbineka Tunggal Ika.

 

Bhineka Tunggal Ika diambil dari kitab Sutasoma (abad 14) mirip seperti kutipan dari kitab Lun Yu yang berbunyi [he er bu tong] “yang luhur budi itu rukun meski tidak sama” menekankan keharmonisan dalam perbedaan. (Yuniarto Hendy; Bahan dari : https://www.kompasiana.com/joker_88/5c35577e6ddcae4e255b0e1a/melihat-sekilas-tentang-sejarah-agama-konghucu-di-indonesia)-FatchurR * Tamat…….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis
Dengan mendaftarkan alamat email dibawah ini, berarti anda akan selalu dapat kiriman artikel terbaru dari Alumnimaterdei

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Anda pengunjung ke
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
Download Buletin Media Alumni Edisi 2
Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Alamo
alamo
Download Buletin
buletin-IAMDP 8 Download Buletin klik pada Gambar
Sahabat kita