Legenda Asal Mula Pulau Tobelo(1/2)

(dongengceritarakyat.com)-Imam Jafar Nuh penguasa Kesultanan Ternate yang hidup zaman dulu. Sultan Jafar beristri bidadari dari Kahyangan yang kecantikannya tidak ada yang menandinginya.

Pada suatu hari datanglah adik permaisuri Sultan Jafar Nuh dari Kahyangan. Gajadean namanya.

Ia mau menjenguk kakaknya. Beberapa saat tinggal di istana Kesultanan Ternate, Gajadean merasa betah. Akhirnya, Gajadean enggan kembali ke Kahyangan. Mendapati sikap adik iparnya itu Sultan Jafar Nuh lantas berkehendak mengangkat Gajadean sebagai sangaji (artinya : Penguasa suatu wilayah yang berada di bawah kekuasaan kesultanan atau kerajaan)

Kata Sultan, “Aku mengangkatmu sebagai sangaji di Tobelo. Engkau berhak menyandang gelar sultan.” “Terima kasih, Kanda,” jawab Gajadean,

“Namun yang perlu kau perhatikan, sebagai sangaji kau berkewajiban nnenyerahkan upeti ke Kesultanan Ternate seperti halnya sangaji2 lainnya.”

Gajadean menyatakan kesanggupannya mematuhi Sultan Jafar Nuh. Tidak herapa lama Gajadean ke Tobelo dan membenahi daerah kekuasaan baruny. la dirikan istana yang megah dan memperkuat pertahanan tobelo dengan mengangkat prajurit2 juga menunjuk 2 orang yang ternama kesaktian dan ketangguhannya selaku kapitan.

Keduanya Kapitan Metalomo dan Kapitan Malimadubo. Dalam pemerintahan Gajadean yang adil dan bijaksana, Tobelo jadi daerah maju. Rakyat Tobelo lebih makmur dan sejahtera dibanding sebelumnya. Rakyat Tobelo menghormati dan patuh perintah Gajadean. Terlebih-lebih mereka tahu jika sangaji itu berasal dari Kahyangan.

Sesuai janji pada Sultan, setiap tahun Gajadean mengirimkan upeti ke Kesultanan Ternate. Upeti itu berupa beras, kelapa, dan hasil pertanian lain. Gajadean memimpin penyerahan upeti itu.

Syandan, Gajadean kembali memimpin penyerahan upeti ke Kesultanan Ternate. Setelah menyerahkan upeti, Gajadean akan kembali ke Tobelo.

Sangatlah marah Gajadean ketika terompah2 yang dikenakannya tak ada di tempatnya. la perintahkan pengawal dan prajurit pengiringnya mencari, namun terompah itu tidak ada. Tanpa mengenakan alas kaki, Gajadean kembali ke Tobelo. Ia yakin, Sultan Jafar mengambil terompahnya. Ia marah dan ingin membalas perlakuan kakak iparnya yang diyakininya ambil terompahnya.

Setibanya di Tobelo, Gajadean memikirkan terompah indahnya. Tiap kali la pikirkan, kebenciarnya pada Sultan kian besar. Dendam pada kakak iparnya itu kian menjadi. Tersulut dendam dan kemarahannya. Gajadean memerintahkan segenap rakyat Tobelo mengumpulkan kotoran mereka dan memasukkannya pada guci2 besar.

Perintah itu membuat rakyat Tobelo heran, bingung, dan tidak habis mengerti. Tapoi mereka patuh perintah Sultan Gajadean. Selama setahun segenap rakyat Tobelo mengisi guci2 besar itu dengan kotoran mereka yang bau lagi menjijikkan tersebut. Hingga waktu penyerahan upeti ke Kesultanan Ternate tiba.

Gajadean ke Kesultanan Ternate menyerahkan upeti. Bukan beras, kelapa, dan aneka hasil pertanian rakyat Tobelo seperti biasanya yang dikirimkan ke Kesultanan Ternate, melainkan guci2 besar berisi kotoran rakyat Tobelo.

Biar penasaran, seri satu diputus dulu ya…(Bahan dari :  https://dongengceritarakyat.com/kumpulan-cerita-rakyat-legenda-nusantara-terpopuler/)-FatchurR * Bersambung……