Kutukan Juara Bertahan Piala Dunia(1/3)

kutukan juara bertahan piala dunia (kumparan.com)- Mitos tak kenal ranah, juga sepak bola, apalagi Piala Dunia (PD). Serupa kompetisi sepak bola lain, pesta bola 4 tahunan itu tak bisa jauh dari cerita kutukan. Kebanyakan orang percaya PD kerap menimbulkan kebengisannya dalam wujud tersingkirnya juara bertahan di fase grup.

 

Kebanyakan, pembicaraan ini mengacu gelaran PD 1998 hingga 2014. Kegagalan Jerman lolos dari fase grup kembali memantik pembicaraan kutukan ini. Jerman kepayahan di Rusia. Di laga pertama lawan Meksiko yang bukan tim unggulan saja, mereka kalah 0-1.

 

Kekalahan ini bukan karena ketidakberuntungan, tapi karena Meksiko membaca dan mematikan taktik Joachim Loew.Secara taktikal, Jerman kalah dari Meksiko. Nahasnya, kekalahan  kembali muncul di laga penentuan lolos-tidaknya Jerman ke babak 16 besar. Lawan Korsel, Jerman takluk 0-2.

 

Catatan historis PD membuat cerita kutukan itu disetujui banyak orang. Kisahnya bermula dari gelaran PD-2002. Serupa Jerman di PD tahun itu, Prancis sebagai juara bertahan mengakhiri fase grup sebagai juru kunci akibat 2 kekalahan dan satu hasil imbang.

 

Pelatih Prancis saat itu, Roger Lemerre, menjelaskan tanda2 kegagalan timnya tampak sejak jelang kompetisi. Pasalnya, Penggawanya, Robert Pires, absen akibat cedera lutut. Kabar buruk paling menyeramkan. Seminggu sebelum dimulai, Federasi Sepak Bola Prancis mengumumkan Zinedine Zidane didera cedera dan harus menepi 2 laga awal.

 

Ketiadaan Zidane jadi petaka karena ia sumber kreativitas permainan tim. Jenderal lapangan tengah, kondaktur irama permainan. Permainan yang tak cair akhirnya membuat Prancis kalah dalam segalanya. Penggawa2 Prancis macam Marcel Desailly, Frank Leboeuf, dan Youri Djorkaeff -kalah cepat saat berhadapan dengan Senegal.

 

Tim besutan Bruno Metsu itu tak butuh banyak gol, cukup satu gol untuk mengandaskan harapan Prancis menuai kemenangan di pertandingan pertama. Setelah menutup laga berskor 0-0 lawan Uruguay, harapan Prancis menyala melawan Denmark. Sebab, Zidane bisa bermain. Namun, di laga itu, Zidane seorang diri tak cukup kuat menanggung beban tim secara keseluruhan.

 

Bila dirangkum, sumber masalah Prancis itu: Pemain senior sudah ada di titik nadir, andalan2 muda terlanjur kelelahan menghadapi pertandingan di kompetisi liga. Buktinya, pergantian pelatih setelah gagal di Piala Dunia 2002 diikuti dengan pensiunnya pemain2 senior tadi.

 

Prancis menunjukkan tajinya di Piala Dunia 2006, walau dikalahkan Italia di partai final. Sebagai pemain paling senior, Zidane tetap jadi jenderal. Tetapi, sang jenderal tak berperang sendirian karena pemain2 di usia produktif mendukung keberadaan dan permainannya.

 

(Editorial Team; Bahan dari : https://kumparan.com/@kumparanbola/di-balik-kutukan-juara-bertahan-piala-dunia?utm_source=LINE&utm_medium=Aggregator)-FatchurR * Bersambung………

One Response to Kutukan Juara Bertahan Piala Dunia(1/3)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis
Dengan mendaftarkan alamat email dibawah ini, berarti anda akan selalu dapat kiriman artikel terbaru dari Alumnimaterdei

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Anda pengunjung ke
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
Download Buletin Media Alumni Edisi 2
Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Alamo
alamo
Download Buletin
buletin-IAMDP 8 Download Buletin klik pada Gambar
Sahabat kita