Serial Maya(51): Hidup karena anugerah

Saya diingatkan kembali untuk menulis kejadian ini. Tentang Mujizat terbesar yang saya alami dalam hidup saya. 

Papanya anak2 menderita sakit selama 6 tahun. Kami pernah mengalami kecelakaan mobil di Madura dan setahun kemudian dia berbuat aneh dan pingsan. Pingsannya bisa dimana saja; sedang makan, dimobil, dikantor, dikamar mandi.

Dokter menyarankan untuk berobat ke Swiss tetapi bagaimana kami bisa kesana kalo tidak punya uang? Untuk hidup saja susah dan akhirnya kami cuma pasrah.

Kejadian lebih hebat lagi menimpa kami bahwa dia diberhentikan dari pekerjaannya karena suka pingsan dikantor. Tetapi perusahaan melunasi cicilan rumah kami.

Waktu itu saya seperti orang linglung, serasa dunia runtuh. Tetapi iman saya kpd Tuhan sangat kuat. Saya percaya pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat, tanganNya pasti menopang saya.

Pada saat itu anak saya pertama baru lulus SMA dan mau masuk ke Universitas. Harapan saya bahwa dia bisa diterima melalui Sipenmaru. Kesukaan dia hanya dibidang Arsitek. Anak saya kedua mau masuk SMA dan saya sudah memikirkan bahwa dia akan masuk sekolah negri. Sedang anak saya ketiga masih SMP.

Ketika itu saya bekerja full time digereja dengan gaji yang minim. Rasanya tidak mungkin saya bisa menyekolahkan anak2 saya dengan gaji saya. Ibu dan kakak saya malah berpikir yg macam2 dan membuat orang menjadi bingung tetapi somehow saya begitu yakin dengan iman saya bahwa Tuhan sanggup menolong.

Pada masa yang sama saya sudah masuk dalam pelayanan dimana2 melayani digereja dan di beberapa persekutuan doa.

Suatu pagi teman baik saya datang kerumah kami. Dia bersaksi bahwa pagi tadi sekitar jam 5 pagi waktu dia mandi, dia dengar suara Tuhan yang berkata bahwa dia harus look after atau membiayai salah satu anak saya sekolah. Dia memilih anak saya nomer 2 yang tidak lama akan masuk SMA.

Wow, luar biasa. Saya sampai terbengong bengong menyaksikan ini. Betul bahwa Tuhan tidak pernah terlambat menolong. Teman saya menepati janjinya, anak saya bisa masuk sekolah swasta yang cukup bagus dan mahal dibiayai penuh mulai dari uang pangkal, uang transport dan uang jajan tiap bulan.

Tak lama 3 bulan kemudian, saya menerima mujizat kedua dari Tuhan. Teman saya ini mempunyai teman wanita yang sangat kaya. Dia membiayai anak saya ketiga dan menyekolahkan disekolah swasta yang sama dengan anak saya kedua dengan uang pangkal yg lbh mahal, transport dan uang jajan.

Tak henti2 nya saya bersyukur atas kasih dan anugerah Tuhan dalam hidup saya. Dengan kekuatan supernatural dari Tuhan, anak laki saya  diterima melalui Sipenmaru di ITS Surabaya. Wah luar biasa Tuhan menjawab doa2 saya.

Tetapi ada kegelisahan dihati saya bagaimana dia bisa sekolah di Surabaya sementara kami tinggal di Jakarta? Saya sangat mengharapkan salah satu famili saya mau menampung anak saya tetapi tidak ada penawaran untuk itu. Modal saya cuma berlutut setiap pagi memohon agar Tuhan membuka jalan.

Suami tidak bekerja dan sakit. Semua beban ada dipundak saya. Saya hanya bisa pasrah mengirim anak saya ke Surabaya karena diterima melalui Sipenmaru sangat sulit. Dengan sekuat tenaga saya membiayai tempat kost anak saya di Surabaya dan biaya hidup seminim mungkin. Sepertinya saya tidak bisa mengangkat kepala saya lagi.

Suatu pagi ketika saya bekerja, teman saya yang membiayai anak saya kedua ini menelpon saya untuk datang kekantornya. Saya datang tanpa tahu apa maksudnya. Disitu ada temannya juga seorang pengusaha yang sukses. Tanpa disangka2 dia bilang bahwa dia akan membiayai anak saya sampai lulus arsitek.

Saya terpaku mendengar ini. Saya mengeluarkan airmata betapa Tuhan saya sangat dahsyat.

Apa yang tidak pernah kita pikirkan Tuhan sediakan bagi kita.

Saya percaya bahwa ketiga anak saya dibiayai oleh orang2 yang sudah Tuhan kirim. Saya hanyalah teman dekat dari yang pertama tetapi kedua orang yang lain saya bahkan tidak tahu. Sampai teman saya bilang bahwa temannya ini biasanya sangat pelit. Kalo bukan tangan Tuhan yg campur tangan tidak akan bisa menggerakkan hati orang ini.

Cerita kehidupan yang saya alami saat itu adalah mujizat terbesar dalam kehidupan saya. Sebulan kemudian papanya anak2 meninggal dunia. Dia mengetahui bahwa Bapa disurga sudah memelihara hidup keluarganya.

Pengalaman ini saya selalu bagikan kepada orang lain untuk menjadi berkat. Bahwa dalam ke putusasaan hidup,  tangan Tuhan bekerja. Dan pertolonganNya selalu tepat waktu.

Saya dan teman dekat saya sampai sekarang masih dekat bahkan Tuhan pindahkan mereka sekeluarga ke Australia persis sesuai dengan janji Tuhan yang kami minta didalam doa kami.

Bahkan saya sekarang menjalin persahabatan dengan Ibu yang membiayai anak saya ketiga. Kami bertemu ketika kunjungan saya ke Indonesia setelah dari South Korea diserial saya sebelumnya setelah lebih dari 20 tahun.

Bahkan sampai hari ini kami menjadi sahabat, travel bersama bahkan dia sudah mengunjungi saya di Australia bahkan menginap dirumah anak saya. Dia adalah seorang pengusaha yang sangat sukses bahkan dia mengajak saya berdoa dikantornya dengan semua staffnya.

Pengusaha yang ketiga membiayai anak saya sampai lulus arsitek tetapi sayang tahun lalu dia dipanggil pulang tanpa saya sempat menengoknya. Mudah2an kesaksian saya boleh menjadi berkat.

Kemurahan Tuhan lebih dari hidup. Dan saya hidup karena anugerah.  (Mayasari-A70)-FR