Makna dibalik 3 Hari Suci Paskah

Perarakan Paskah di Probolinggo-1Menjelang Tri Hari Suci Paskah (Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu Vigili-Minggu Paskah Kebangkitan Tuhan), sebaiknya diketahui berbagai lambang / symbol / tanda yang digunakan dalam perayaan2 Tri Hari Suci untuk menyegarkan iman dan membantu lebih menghayati makna Paskah.

 

Dalam perayaan Tri Hari Suci Paskah digunakan aneka lambang, menggambarkan inti iman kristiani yaitu keselamatan manusia melalui karya penebusan Yesus di salib serta pembaharuan hidup manusia melalui kebangkitan mulia Yesus Kristus, semua dilandasi hukum cinta kasih yang diajarkan Yesus Kristus.

 

Kamis Putih

Ibu2 Paskah di Probolinggo-2Kamis Putih dirayakan untuk memperingati Perjamuan Tuhan di malam terakhir sebelum sengsaraNya serta pendirian / institusi Sakramen Ekaristi, saat Yesus mempersembahkan Tubuh dan Darah-Nya  dalam rupa roti dan anggur yang diberikan-Nya kepada murid2-Nya dan memberi perintah/hukum cinta kasih.

 

Dalam perjamuan makan malam terakhir ini murid Yesus yaitu Yudas Iskariot mengkhianatiNYA dengan menyerahkan Yesus ke para serdadu untuk diserahkan ke Pengadilan dan di Salib. Dalam perayaan Kamis Putih di Gereja saat ini ada berbagai macam prosesi yang mengandung arti yang perlu kita tahu:

 

Pembasuhan kaki (Mandatum), melambangkan cinta kasih dan pelayanan total Yesus Kristus kepada  murid2Nya. Ia yang rela merendahkan diri menjadi manusia dan demi cinta kasihNya yang total kepada manusia Ia berkenan menunjukkan ketotalan cinta dan pelayanan itu dengan merendahkan diri jadi pembasuh kaki para muridNya, yang biasanya dilakukan oleh para budak.

 

Perarakan Paskah di Probolinggo-4Perarakan Sakramen Mahakudus, melambangkan perjalanan Yesus dari tempat perjamuan malam terakhir ke Taman Getsemani. Dalam perarakan di hari Kamis Putih, Sakramen Mahakudus diletakkan dalam sibori (bukan monstrans!), melambangkan Yesus dalam kesederhanaan, ketakutan dan kesedihan hendak berdoa kepada BapaNya.

 

Perarakan Sakramen Mahakudus ini diiringi lagu Tantum Ergo dan diselingi penyembahan-penyembahan (berlutut) oleh umat yang ditandai bunyi (klothokan) kayu tanda kesedihan (bukan suara logam atau lonceng yang menandakan kemeriahan).

 

-Perlucutan Altar, Disini segala hiasan yang ada di altar akan dilucuti dan disingkirkan, meninggalkan altar polos tanpa hiasan apapun dan tabernakel yang terbuka. Ini melambangkan Gereja (kita semua) yang mulai masuk dalam suasana hati berduka dan dalam kesedihan mendalam.

 

Perlucutan altar juga hendak mengungkapkan dan mengenangkan Yesus yang masuk dalam penderitaan dan kesengsaraan, segala kemuliaan yang ada padaNya diambil dan yang nampak ‘hanyalah’ Anak Manusia yang Sengsara.

 

Tuguran atau Tirakatan, ialah saat Sakramen Mahakudus telah diletakkan di altar persinggahan, dan umat bersembah sujud, berdoa, dan merenung di depan Sakramen Mahakudus. Ini melambangkan Yesus yang dalam ketakutan dan kegentaran berdoa kepada Bapa di Taman Getsemani. Di taman itu Yesus berpesan kepada para muridNya:

 

“Tinggallah di sini dan ber-jaga2lah dengan Aku” (Mat 26:38). Juga SabdaNya: “Tidakkah kamu sanggup ber-jaga2 satu jam dengan Aku? Ber-jaga2lah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan” (Mat 26:40b-41). Umat melaksanakan Tuguran / ber-jaga2 sambil berdoa pribadi dan dalam kelompok, bersama atau bergantian.
Jumat Agung, Perayaaan atau Ibadat Pengenangan Sengsara Tuhan; Di dalamnya Gereja merenungkan kesengsaraan Kristus, menghormati salib serta mendoakan keselamatan seluruh dunia. Pada hari ini Yesus mengalami sengsaranya disiksa, diadili, dan sampai wafat di kayu salib tepat Pk 15:00.

 

Karena itu saat ini perayaan JUMAT AGUNG di Gereja2  dilaksanakan pukul 14, agar tepat Pukul 15 nya pas dengan prosesi pembacaan SABDA ALLAH dalam perayaan ekaristi itu, Yesus wafat di kayu salib. Lambang2 yang digunakan dakan Hari Jumat Agung adalah :

 

1-Altar yang kosong tanpa hiasan, melambangkan kesedihan dan kedukaan Gereja, juga menggambarkan kekosongan hati karena “Sang Mempelai telah diambil”. Hal itu lebih dipertegas dalam gambaran tabernakel yang terbuka dan lampu Tuhan yang dipadamkan

 

2-Keheningan keseluruhan Upacara : Keheningan keseluruhan upacara Jumat Agung. Tidak ada Nyanyian pembuka dan penutup, bunyi lonceng atau alat2 musik lain. Keheningan itu menggambarkan kesedihan yang dialami Gereja bersama Kristus yang menderita dan menyerahkan diri untuk kita.

 

3-Tiada Tanda Salib. Upacara Jumat Agung tidak diawali atau diakhiri Berkat sambil membuat tanda salib, karena Salib Kristus itu nyata hadir dan di hadapkan ke umat. Semua yang hadir telah menandai diri dengan Tanda Salib itu (dalam arti yang sebenarnya) dengan: Kehadirannya di Upacara, dalam puasa, pantang dan mati raganya, dan tindakan cintakasihnya kepada Kristus melalui ritus penghormatan terhadap salib Kristus.

 

4-Di awal upacara, imam menghormati altar dengan cara merebahkan diri di depannya, seluruh umat juga hendaknya menundukkan diri dengan khidmat. Hal ini melambangkan pernyataan kefanaan manusia: “Engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu” (Kej 3:19)

 

5-Pewartaan (proklamasi) Injil tentang Kisah Sengsara Yesus dibawakan dengan cara sesuai dengan hakikatnya (liturgis), melambangkan Yesus sendiri yang bersabda.

 

6-Doa Umat meriah dibawakan secara khusus. Setelah korban Yesus terlaksana di Salib, dan dalam kepercayaan mendalam bahwa Allah Bapa telah menerima kurban itu dan karenanya mengembalikan manusia pada diriNya, inilah saatnya Gereja mendoakan hal-hal terpenting untuk Gereja dan dunia. Ada 10 doa permohonan yang diucapkan oleh Gereja demi kesejahteraan Gereja, bagi pewartaan iman dan bagi mereka yang miskin, menderita dan berkekurangan.

 

7-Penghormatan suci merupakan puncak liturgi Jumat Agung. Perayaan dipimpin oleh Imam Selebran dengan tiga seruan: “Lihatlah kayu salib….” dan membuka sedikit demi sedikit selubung yang menutupi Salib Kristus. Pembukaan selubung Salib Kristus ini melambangkan beberapa hal yang sangat dalam :

 

a-Menunjukkan Sang Penyelamat yaitu Yesus Kristus yang telah rela berkorban sampai mati bagi kita semua, dan semestinya bersyukur karena mempunyai Penyelamat yang demikian dahsyat.

 

b-Membuka kembali selubung/penghalang antara manusia dan Allah, karena oleh korban Yesus itu segala dosa manusia ditebus dan pengampunan Allah melimpah atas kita. Dosa yang menjadikan kita terpisah dari Allah, oleh korban Yesus, Allah berkenan melimpahkan kerahimannya pada manusia dan kita boleh kembali memandang Wajah Allah dan memperoleh harapan kembali bahwa kelak kita bersatu denganNya dalam kebahagiaan kekal.

 

c-Membuka selubung penderitaan dan kematian, ialah bahwa salib dan penderitaan manusiawi kita memiliki sisi penebusan jika dilalui dengan setia dan berpegang teguh pada kehendak Allah. Maut / Kematian bukanlah lagi akhir dari segalanya (lihat makna Malam Paskah). Kematian kini hanyalah sebagai jalan yang (justru) menghantar kita kembali kepada Allah.

 

*Nyanyian Improperia. Selama penghormatan salib dilaksanakan oleh umat, dinyanyikan lagi “Improperia” berdasarkan teks Popule Meus, ialah suatu lagu Celaan bagi umat (kita semua) yang tidak tahu diri!! dimana kita menyalibkan sendiri Sang Mesias yang tidak memiliki salah apapun terhadap kita. (https://purplephila.wordpress.com/2011/04/22/lambang-makna-di-balik-perayaan-tri-hari-suci-paskah/)-FatchurR

2 Responses to Makna dibalik 3 Hari Suci Paskah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis
Dengan mendaftarkan alamat email dibawah ini, berarti anda akan selalu dapat kiriman artikel terbaru dari Alumnimaterdei

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Anda pengunjung ke
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
Download Buletin Media Alumni Edisi 2
Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Alamo
alamo
Download Buletin
buletin-IAMDP 8 Download Buletin klik pada Gambar
Sahabat kita