Fokus hidup
Anak saya tidak dapat belajar dengan baik bila ada hal lain yang mengganggunya, seperti televisi yang menyala atau ada tamu bercakap-cakap dengan kami. Ia tidak bisa fokus dan perhatiannya akan teralih pada acara televisi atau ikut bercakap-cakap dengan kami.
Orang percaya juga sering kesulitan untuk berfokus kepada Allah. Ada banyak hal lain yang dapat mengalihkan perhatian kita dari Allah. Kesibukan sehari-hari, pekerjaan yang menumpuk, kekhawatiran, kesulitan ekonomi yang menekan, dan masih banyak lagi.
Paulus mengungkapkan bahwa ia berkehendak untuk mengenal dan bersekutu dengan Tuhan di dalam Kristus (ay. 10) dan dapat menyatakan Kristus melalui hidupnya. Oleh karena itu, Paulus ber-sungguh2 mengarahkan dirinya untuk berfokus pada apa yang ada di hadapannya dan bukan pada apa yang ada di belakangnya, yaitu masa lalunya (ay. 13).
Keseriusannya terungkap dengan usahanya untuk “mengejar” Tuhan dengan berlari-lari pada satu tujuan yang pasti, yaitu memperoleh hadiah berupa panggilan surgawi dari Tuhan. Fokus inilah yang membuat Paulus konsisten dalam pelayanannya memberitakan Kitab.
Fokus diri kita bisa jadi hari ini sedang teralih oleh beragam persoalan dalam hidup dan juga godaan dari dunia. Kita tidak melihat hadiah di “ujung” sana, yaitu hidup surgawi dalam anugerah Tuhan. Mungkin fokus kita adalah dunia ini dan, justru karena itu, hidup kita jadi tidak menentu.
Ada satu langkah yang perlu diambil saat ini: berbalik dan berlari-lari kepada tujuan semula, yaitu kehidupan surgawi itu. Fokus! fokus! fokus! hanya dengan tetap berfokus kepada Tuhan, hidup kita akan berjalan menuju tujuan yang dia anugerahkan. (Andre WajudibrotoA68; http://www.renunganharian.net/2015/65-juni/1445-fokus-hidup.html)
Leave a Reply